[FF] I’m Not _part 2 (END)


Tittle: I’m Not…

Author: AyouLeonForever

Main Cast: Lu Han, Choi Sang In (OC)

other cast: Find it by your self

genre: Romance

rating: PG 15

Disclaimer: EXO members belong to himself, parents, agency, and GOD.

Copyright: The story and OC pure from my imagination! No Copy paste without permissions!

warning: Kissing scene, Typo(s) every where

Part 2

Sang In POV

Lu Han menyerahkan sehelai handuk putih padaku, tubuhku masih basah kuyup. Aku bahkan telah berhasil membuat lantai rumahnya basah. Sepertinya Lu Han sama sekali tidak keberatan, yah walapun dia tidak mengatakannya secara gamblang. Ia bahkan tidak banyak bicara sejak kami tiba di rumahnya.

Aku mengambil handuk itu, masih dengan wajah tertunduk.

“kau pakai kamar mandi yang di sini saja, aku akan pakai yang di lantai bawah” ucapnya datar. Yah aku sadar, walaupun dia sudah menyelamatkanku, bukan berarti dia sudah melupakan bagaimana aku sukses mempermalukannya di depan umum. “oh… dan juga, itu adalah lemari pakaianku, aku tidak punya baju untuk yeoja, jadi kau boleh memakai baju apa saja yang ada di lemariku”

Aku mengangguk.

“ya sudah kalau begitu. Kau mandi lah, kelihatannya tubuhmu sudah sangat menggigil” Lu Han beranjak meninggalkanku, sebelum ia betul-betul keluar dari kamar ia menoleh sejenak padaku “Jangan berendam terlalu lama, tidak baik untuk kesehatanmu” dan dia pun keluar sambil menutup pintu.

Aku hanya bisa menatapnya dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya Lu Han adalah namja yang sangat gentle… tapi sayang sekali… dia GAY!

Ah… kenapa aku justru memikirkannya? Lupakan, setelah ini aku akan pergi ke rumah Chaerin. Aku merasa tidak nyaman berada di sini.

Aku tidak berendam terlalu lama, bukan karena mengikuti saran Lu Han, tapi memang itu tidak baik untuk kesehatan, apalagi sudah malam begini. Aku melangkah menyusuri kamar Lu Han yang design interiornya sangat elegan ini. Aku membuka lemari yang dia tunjuk tadi, dan sekarang aku seperti sedang berdiri di depan sebuah toko pakaian khusus namja, begitu banyak dan begitu beragam. Ah… aku harus pakai baju apa?

Aku menarik sebuah kaos longgar berwarna krem dan langsung memakainya. Um… walau tidak begitu panjang, setidaknya sudah cukup untuk menutupi hotpants hitamku (yang terpaksa kupakai lagi, karena tidak ada pilihan lain). Aku memakai handuk tadi dengan melilitkannya di atas kepalaku. Hm… kalau eonni tahu aku berpenampilan seperti ini di rumah seorang namja, aku bisa dihajarnya. Tapi sudahah, namanya juga musibah, siapa yang bisa menghindarinya.

“tok…tok…tok” pintu kamar Lu Han  diketuk dari luar ah itu pasi pemilik kamar.

Aku panik, … penampilanku tidak begitu layak untuk dilihatnya.. walau tidak begitu vulgar, tapi tetap saja tidak baik jika dilihat seorang namja, apalagi bukan siapa-siapaku. Ah… tapi dia kan gay, jadi tidak akan mungkin dia terpengaruh dengan penampilanku seperti ini.

Dengan kepercayaan diri penuh aku membuka pintu kamar itu.

“kau sudah sele__” Lu Han menatapku dengan cukup terkejut

“waeyo? Ada yang salah? Aku tidak menemukan pakaian lain”ucapku

Lu Han menghela nafas dan menepuk keningnya. Entah hanya perasaanku saja dia seperti mengalihkan pandangannya dariku. Ia masuk ke kamarnya ini, menarik sebuah selimut di atas tempat tidurnya dan menyerahkannya padaku “pakai ini”

Aku mengerutkan kening, cukup tersinggung “maksudmu?”

“tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja. aku seorang namja”

Aku melengos dalam hati. Sikapnya seperti namja normal saja “arasso” aku menarik selimut itu dan melilitkannya ke tubuhku, lihatlah, aku sudah mirip orang bodoh dengan penampilan seperti ini.

“apa rencanamu setelah ini?” tanya Lu Han

Sialan… dia berniat mengusirku rupanya. Asal dia tau saja aku juga tidak sudi berada di rumahnya. Ah… untung saja aku tidak luluh karena tindakan heroiknya menyelamatkanku tadi.  Karena sampai kapanpun, namja ini tetap namja yang tidak normal. “tenang saja, aku akan pergi ke rumah Chaerin, aku juga tidak berniat lama-ama di sini bersamamu” aku melepaskan lilitan selimut sialan itu dan melemparkannya ke arah Lu Han. Dasar namja menjengkelkan.

Aku sudah bersiap keluar kamarnya tapi Lu Han mencekal tangannku dan menyentakku hingga berbalik ke arahnya “kenapa kau begitu membenciku?”

Aku melengos lagi “bukankah kau sudah tau alasannya? Apa masih belum jelas?”

Lu Han tampak sangat kesal, ia berdecak, memejamkan mata sejenak kemudian menatapku. Sepertinya berusaha meredam amarah “Aku bukan … Gay. Terpikir ke arah situ saja aku tidak pernah”

“kau pikir aku peduli? Aku hanya tidak menyukaimu, jadi berhentilah bersikap seolah ini sangat penting”aku menyentak tanganku, tapi kekuatan genggaman Lu Han tidak bisa diremehkan. Aku justru menyakiti tanganku sendiri

“ini sangat penting karena berkaitan dengan nama baikku”

“ara…ara, aku akan mengklarifikasinya besok. Aku akan mengatakan kepada mereka kalau kemarin itu aku bercanda. Jadi berhentilah seperti ini”

“itu tidak ada artinya kalau kau tetap saja menganggapku gay”

Aku tertawa sinis “maaf… tapi pandanganku terhadapmu sudah tidak bisa diubah. Kau tidak perlu memikirkannya agi, kalau kau memang gay, jalani saja. aku tidak akan membocorkannya. Hitung-hitung ini adalah bentuk balas budiku karena kau sudah menyelamatkanku”

“aku bukan gay” lirih Lu Han lagi

Kenapa dengan orang ini…

“aku bukan Gay” ulangnya lagi

“terserah… aku tetap tidak percaya” aku menyntak tangannya kemudian meraih handle pintu kamarnya.

Baru terbuka beberapa senti meter, pintu itu tertutup kembali dengan suara gebrakan yang heboh. Saat aku berbalik mencari penyebabnya, ternyata Lu Han. Ia menapakkan tangannya di sisi pintu tepat di atas kepalaku, kini ia mengurungku. Dan… ya Tuhan, ini pertama kalinya kulihat tatapan Lu Han begitu tajam, dan percayalah, ini bahkan lebih menakutkan ketimbang namja mabuk yang hampir saja mencelakaiku tadi.

“sepertinya ini memang harus diperjelas. Sang In-ah… aku bukan gay”lirihnya persis di depan wajahku, aku bahkan bisa menghirup aroma nafasnya yang segar

Aku panik “ng… a… aku tidak mengerti” perasaanku jadi tidak enak

“akan kubuktikan kalau aku bukan gay”

“MWO?” tepat di detik terakhir aku menyelesaikan kata-kataku, Lu Han sudah menancapkan bibirnya di bibirku. Aku sempat membeku beberapa detik sebelum aku tersadar kalau Lu Han bahkan berani melumat (?) bibirku. Aku memberontak, bahkan memukul-mukul dadanya agar dia melepaskanku. Ah sial… kenapa di dunia ini semua namja tidak bisa dikalahkan dalam hal kekuatan????

Ciuman Lu Han semakin lama semakin kasar, juga semakin dalam, membuatku kesulitan bernafas. Aku mendorongnya sekuat tenaga juga meronta sekuat tenaga, tapi tetap tidak berhasil,…

Sampai Lu Han melepas ciumannya yang kukira karena dia sudah selesai tapi tidak. Ia justru menggendong tubuhku dan menghempaskanku di atas tempat tidurnya.

“APAYANG KAU LAKUKAN???” pekikku mendarah daging.

Dan Lu Han tidak menjawab dengan kata-kata. Ia merengkuh kedua pundakku hingga aku terdesak dan tidak bisa bergerak, dan saat aku berusaha meronta, Lu Han justru membenakan wajahnya di leherku.

Aku membelalak begitu merasakan sesuatu yang hangat tertancap di kulit leherku. “LUUUHHHHAAAANNNN HENTIIKAAANNN….” Jeritku

Lu Han bahkan tidak peduli dengan teriakanku. Ciumannya kembali merayap dan berakhir dibibirku. Aku… aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. aku menghentikan usahaku untuk meronta, aku juga menghentikan jeritanku (karena memang Lu Han masih membungkam mulutku). beginikah cara Lu Han memberiku pelajaran, beginikah cara Lu Han membalasku… kalau memang seperti  itu, dia berhasil. Dia membuatku jera…

Aku menangis, sungguh terluka, menangis dengan isakan teredam. Ini adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupku, dan bahkan dilakukan oleh orang yang paling tidak pernah kuprediksi. Lu Han menyakitiku… dan itu betul-betul membuat hatiku terluka.

Lu Han POV

Aku tidak bisa berhenti, emosiku tersulut, batas kesabaranku sudah lenyap. Dan ini adalah hal terakhir yang bisa kulakukan untuk menyadarkan yeoja ini. Yah aku tahu, aku akan melukai yeoja ini, tapi… aku tidak punya pilihan. Aku memang harus memberinya pelajaran.

Aku cukup terkejut begitu Sang In menghentikan perlawanannya. Awalnya kukira ia menyerahkan dirinya sepenuhnya, tapi tidak… ini bahan lebih ironis…

Yeoja ini menangis… Sang In menangis… dan apa yang paling menyakitkan dalam dunia ini… tentu saja adalah pemandangan ini…

Yeoja yang ku cintai… menangis karena perbuatanku.

Aku melepas ciumanku, dan menatap wajah Sang In yang amat sangat terluka. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, tapi itu tidak bisa menutupi kesedihannya yang terlihat olehku.

Ya tuhan… akukah namja yang melukainya? Akukah namja yang mengaku mencintainya tapi berakhir dengan membuatnya terluka?.

Dan isakannya itu… berikut air matanya yang terburai membasahi tempat tidurku..

“Sang In-ah…” lirihku dengan tenggorokan yang sakit

“aku membencimu Lu Han-shii, aku membencimu…” balasnya dengan suara teredam.

“aku…” aku kehilangan kata-kata. Perlahan aku meraihnya, dan memeluk tubuhnya yang masih gemetaran. Oh Tuhan… kenapa aku bisa setega ini membuat yeoja yang kucintai sampai setakut ini “mianhae… jeongmal mianhae…”

Sang In tidak menjawab lagi. ia terus menangis dalam pelukanku. Ia tidak membalasnya, tapi tidak menolak juga. ia mungkin sudah tidak tahu harus berbuat apalagi. Aku… aku sungguh menyesal.

Lama kami seperti ini. Isakan tangis Sang In mulai reda, aku tidak melepaskan pelukanku barang sedetikpun, sampai kudengar suara nafas Sang In mulai teratur. Kuurai pelukanku, dan kutatap wajahnya. Ah… matanya terpejam… apakah yeoja ini pingsan? Ataukah tertidur? Entahlah. Yang jelasnya, malam itu aku tidak membiarkan Sang In pergi dari sisiku.

Paginya saat aku membuka mata, yang pertama kali ingin kupastikan adalah keberadaan Sang In. dan untung saja dia masih tertidur dalam dekapanku. Aku membelai rambutnya, menyingkirkan helaian yang menutupi wajahnya. Yeoja ini… aku hampir saja mencelakainya… dan itu hanya dikarenakan emosiku yang tersulut.

Perlahan kulepaskan dekapanku. Sang In tampak masih pulas tertidur dan aku membetulkan selimutnya. Aku meninggalkan kamar, turun ke lantai satu dan langsung menuju dapur. Ahjumma yang kerja setengah hari di rumahku sudah datang untuk menyiapkan sarapan dan makan siang nanti.

“sudah bangun tuan muda?” sapa ahjumma yang memang sudah lama berkerja di rumahku, bahkan sebelum orangtuaku meninggal

“nae ahjumma… ah tolong siapkan sarapan untuk 2 orang”

Ahjuma menoleh “ada tamu?”

Aku tersenyum “nae… dia da di kamarku sekarang”

“mau saya antarkan ke kamar sarapannya?”

“ah jangan, biar aku saja ahjumma”

“ah nae…”

“dan juga, tolong buatkan segelas cokelat panas”

Aku masuk ke dalam kamarku sambil membawa nampan berisi sarapan komplit untuk Sang In. aku cukup gugup karena ternyaa Sang In sudah bangun. Kami sempat bertatapan sejenak sampai Sang In membuang muka seelah melihatku. Yah.. dia memang berhak membenciku.

Aku meletakkan nampan itu di atas meja tidur persis di sebelah tempat tidurku di mana Sang In tengah duduk bersandar. Aku ikut duduk di sebelahnya “ng… selamat pagi” sapaku. Dan ini adalah basa-basi terkonyol yang pernah kulakukan seumur hidupku. Dan tentu saja Sang In tidak membalas, aku juga tidak berharap banyak. “kau… tidak ingin ke sekolah hari ini?” tanyaku lagi. dan tetap saja tidak ada jawaban. Memang sangat wajar dia marah padaku, yang aneh itu kalau dia sama sekali tidak marah. Mustahil. “makanlah… semalaman kau tidak makan, kau bisa sakit”.

Tetap tidak ada sahutan.

“mungkin kau tidak leluasa karena aku masih di sini, ng… aku akan keluar sebentar, sekalian menelpon Chae Rin untuk membawakanmu pakaian.  Jangan lupa sarapannya dihabiskan” aku beranjak meninggalkannya.

Setengah jam kemudian aku melihat Chae Rin datang. Aku menghadangnya dulu sebelum ia bertemu Sang In dan mendengarkan cerita yang tidak-tidak.

“bisa aku tahu alasan kenapa Sang In sampai menginap di rumahmu?” tanya Chae Rin curiga

“ceritanya panjang. Tapi intinya, temanmu itu hampir saja dicelakai seorang namja kalau saja aku tidak menemukannya lebih dulu” ucapku… ah, kenapa aku seolah mendiskripsikan diri sendiri, entah kenapa kalimat yang kusebutkan tadi justru mengarah padaku?

“Jinjja? Sang In-ah… betapa malangnya nasibmu, oh iya, kenapa kau memintaku membawakan pakaian?”

“bajunya sobek, dan basah kuyup”lirihku

“berarti… kau melihatnya?”

“kau kira aku segenit itu? Aku memakaikan jacketku padanya, dan sekarang dia sedang memakai pakaianku”

Chaerin tersenyum, entah apa maksudnya “kau betul-betul menyukai Sang In?”

Aku tidak menjawab

“kalau seluruh dunia melihat ekspresimu sekarang, seluruh dunia juga akan mengerti ketulusanmu ini” tambah ChaeRin entah bercanda atau bagaimana

“seluruh dunia akan mengerti… kecuali Sang In sendiri”

Chaerin menepuk pundakku “kau perlu usaha lagi”

“sudah… bahkan hampir sampai limit”

“maksudmu?”

“sudahlah, temui saja Sang In sekarang, dia ada di kamarku. Dan apapun yang kau dengar darinya, percayalah bahwa aku tidak pernah berniat melukainya. Karena aku sangat mencintainya”

Chaerin menatapku bingung “ya sudahlah…”

Sang In POV

Aku mengganti pakaianku dengan pakaian yang dibawa Chae Rin tadi. Sebenarnya pikiranku masih kacau, tapi kalau aku menunjukkannya, aku akan disangka orang gila.

Aku sebenarnya hampir mencekek Chae Rin begitu ia masuk ke kamar Lu Han dan mendapatiku tengah merenung. Aku ingat persis kata-katanya

“Sang In-ah… wow… aku tidak menyangka,…”

“apanya?”tanyaku

“kau menginap di rumah Lu Han? Tidur di kamarnya? Di tempat tidurnya?”

Aku menghela nafas dan mengangguk, salah satu jawaban yang sangat kusesali adalah “dan bersamanya”

“Mwo??? kau tidur dengan Lu Han????” jeritnya, dan inilah alasan yang membuatku hampir mencekiknya.

Aku keluar dari kamar mandi setelah berpakaian lengkap. Chaerin masih menatapku dengan tatapan jahilnya “sudah kubilang jangan berpikiran aneh-aneh, kami tidak melakukan apa-apa” ucapku. Yah, aku tidak akan menceritakan kejadian di mana Lu Han hampir mencelakaiku tadi malam.

“arasso… arasso, aku hanya tidak menyangka saja”

“baiklah… kita pulang sekarang” aku menarik tangan Chaerin keluar dari kamar Lu Han. Dan aku berpapasan dengan orang itu di ruang tamu. Ah sial… kenapa saat melihat wajahnya kejadian semalam langsung terputar ulang di kepalaku. Terlepas dari bagaimana tindakan kasarnya padaku, ada sesuatu yang bersisa di hatiku saat ia memelukku dan mengatakan maaf. Maksudku… adakah seorang namja yang menghentikan tindakannya padahal dia sedang H*rny hanya karena melihat seorang yeoja menangis? Maksudku… ah… susah mendefinisikannya…  ini tentang… perasaan Lu Han terhadapku… ah lupakanlah…

“kau sudah baikan?” tanya Lu Han.

Aku tidak mau menjawab. Rasa benci itu masih ada. Aku melanjutkan langkahku, bahkan melintasinya tanpa mau menoleh. Tapi bukan Lu Han namanya kalau dia membiarkanku pergi begitu saja. ia mencekal tanganku

“mianhae… jeongmal mianhae” lirihnya di dekat telingaku.

Aku menelan ludah. Inilah yang kumaksud. Dia meminta maaf atas sikap kasarnya padaku, tapi kalau ditelaah sedemikian rupa, akulah pemicunya… “gwenchana, jadi lupakan saja perkara ini” balasku lebih lirih. Kemudian pergi dengan Chae Rin

***

Sorenya, aku iku mengantar Eonni unuk check kehamilannya yang memasuki bulan kesembilan. Tinggal menghitung hari dan aku akan punya seorang keponakan lucu. Ah pasti sangat membahagiakan. Baek Hyun Oppa sudah tidak pernah lepas dari sisi eonniku, ternyata selama dia dinas ke luar Kota beberapa bulan yang lalu, dia memborong semua proyeknya agar nantinya dia punya waktu luang bersama eonniku. Tekhnik yang sangat bagus, boleh diperhitungkan.

Dan yang namanya menunggu itu tetap saja membosankan. Makanya aku memilih untuk berjalan-jalan ke sepanjang koridor rumah sakit ini.

Lagi-lagi mataku menangkap sosok Lu Han, dan ini sudah kuprediksi sebelumnya. Aku melihat Lu Han tengah berlari kecil menuju sebuah ruang perawatan VIP. Dan tanpa sadar, aku justru membuntutinya. Aku berdiri di depan ruangan itu dan mengintip dari lluar

“ini cukup mengejutkan, setengah tahun setelah operasi, hasilnya baru terlihat sekarang” ucap seseorang yang dari penampilannya semua orang pasti tahu kalau dia dokter

Lu Han tidak banyak bicara, ia langsung memeluk namja yang duduk bersandar di atas tempat tidurnya. Yah… namjachingunya itu. “akhirnya Se Hun-ah… kau sembuh”

“nae hyung… ini juga berkat usahamu” balas namja yang bernama Se Hun itu. Ah mungkin karena dia lebih muda makanya dia memanggil Lu Han dengan sebutan hyung, lagipula mana mungkin dia terang-tengan memanggil Lu Han dengans sebutan Jhagi-ah sementara ada dokter di situ.

“Se Hun-ah… aku tidak tahu harus berkata apa… aku sangat bahagia”

“nado hyung… yang ingin kulakukan sekarang adalah meninggalkan tempat ini dan pulang ke rumah”

“tentu saja, setelah kita membereskan perlengkapanmu, kita langsung pulang”

Ah… jadi mereka sudah tinggal serumah. Ah sialan, berarti aku sempat tidur di tempat yang sama dimana mereka juga tidur… menjijikkan.

“eh agashi? Sedang apa?” sapa seseorang yang tidak kusadari keberadaannya. Ah ternyata dokter tadi, aku tidak sadar kalau dia sudah keluar dari ruangan itu dan mendapatiku tengah mengintip.

“a… ani… itu… ng… ah cincinku terjatuh di sekitar sini, aku sedang mencarinya”ucapku asal

“sayang sekali aku tidak bisa membantu, masih ada pasien lain yang harus kuperiksa”

“ah gwencahana sonseng-nim. Aku bisa mencarinya sendiri”

Dokter muda itu tersenyum sebelum pergi meninggalkanku. Fiuhhh hampir saja ketahuan.

“Sang In-ah… sedang apa?” tanya seseorang lagi. dan suaranya itu membuatku terkejut setengah mati.

Sial… Lu Han tahu keberadaanku “hanya lewat, aku mengantar eonni memeriksakan kandungannya. Kebetulan lewa sini. Annyeong” aku hendak berlalu

“tunggu” lagi dan lagi, Lu Han mencekal tanganku

“wae?” tanyaku jutek. Hm… hubungan kami memang belum membaik.

“mumpung kau berada di sini, ada seseorang yang ingin kukenalkan padamu” ucapnya terlihat girang. Bahkan sangat girang. Bukankah seharusnya dia gelagapan karena aku menemukan dia tengah bersama namjachingunya?

“eh tapi…”

Lu Han menarikku masuk ke kamar perawatan itu. “Se Hun-ah… lihat siapa yang kubawa”

Namja yang bernama Se Hun itu tersenyum “Sang In noona…”

Aku terkejut, kenapa namja itu tahu namaku?

“tepat sekali”Lu Han balas tersenyum

“jauh lebih cantik aslinya daripada yang kau ceritakan, kau payah dalam mendeskirpsikan seseorang hyung”

Kedua namja itu tertawa.

“ng… aku tidak mengerti” ucapku seperti orang bodoh.

Se Hun turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arahku dengan sedikit kesusahan “noona… aku berhutang budi padamu”

Aku menunjuk diriku sendiri “padaku? Ng… tapi kita tidak pernah bertemu sebelumnya”

Se Hun tersenyum lagi “berkat kau, hyungku tidak kesepian. Padahal dia sudah mejalani kehidupan seorang diri setengah tahun belakangan ini”

Aku menoleh pada Lu Han yang salah tingkah “aku masih belum mengerti… dan apa maksudmu dengan kata… hyungku?”

“tentu saja Lu Han hyung”

Aku membelalak “kalian bersaudara?”

Se Hun mengangguk, heran “memangnya tidak tampak seperti itu?”

Aku menelan ludah, oke… mereka memang mirip, tapi… aku bahkan tidak terpikir sampai kesana. Otakku sudah diracuni dengan prasangka kalau mereka ini pasangan homo “kau adiknya Lu Han?”

Se Hun tertawa kemudian menatap kakaknya “hyung, sepertinya Sang In noona tidak percaya kalau kau kakakku, karena aku lebih tampan dan lebih tinggi darimu”

Lu Han ikut tertawa “awas saja kau” dan dia merangkul Se Hun dengan sangat akrab.

“Ya Tuhan… kau bukan ..” aku langsung membungkam mulutku sebelum mengatakan hal yang aneh

“waeyo? Ada yang salah” tanya Lu Han di sela tawanya.

“ng itu… aku harus pergi, eonniku pasti sudah selesai” jawabku asal

“kakak iparmu belum pulang?”

“sudah, dia sedang menemani eonniku sekarang”

“kalau begitu kau tidak perlu khawatir” Lu Han tersenyum padaku. Dan katakan saja aku sudah tidak waras. Kenapa senyuman Lu Han sekarang terlihat berbeda di mataku? Maksudku, kenapa pula jantungku berdebar tidak karuan begini?

“noona… kau ada waktu? Mainlah ke rumah kami”ajak Se Hun juga ramah. Mungkin dia benar kalau dia lebih tampan dan lebih tinggi dari Lu Han. Tapi… Lu Han punya aura yang berbeda… dan itu membuatku suka!.

… tunggu, aku bilang apa barusan? Suka??? Aaahhh aku sudah gila “ng… nae, kalau aku tidak sibuk”

“ajak saja Chae Rin sekalian” tambah Lu Han

“nae… aku akan menanyakan hal ini dulu padanya. Aku pergi dulu, annyeong” aku segera eninggalkan runagan itu sebelum jantungku meledak. Sial… kenapa aku sampai segugup ini??? Dan kenapa aku sebahagia ini? Sejak tahu bahwa mereka adalah saudara, bukan pasangan homo… kenapa aku sampai seperti orang gila yang sering senyum-senym sendiri seperti ini?

Xi Lu Han… kau… kau harus bertanggung jawab

Aku berjalan santai memasuki perkarangan sekolah bersama Chae Rin. Entah kenapa hatiku semakin hangat pagi ini. Sejak mengetahui kalau Lu Han bukan seorang gay… aku… ah… apa-apaan aku ini.

“ada apa yah rame-rame di depan kelas?” tanya Chae Rin kebingungan begitu kami sudah tiba di koridor kelas 3

“molla, ada artis mungkin” jawabku asal, dan sukses mengundang Chae rin unuk menggetok kepalaku.

Kami berdua langsung menuju TKP.

“ada apa ini?” tanyaku pada kerumunan orang depan kelas

“Sang In-shii… itu, Lu Han ada di dalam” jawab Eun Jin teman sekelasku

“lalu kenapa?”

“bukannya kau bilang dia itu Gay? Makanya kami enggan masuk ke kelas kalau ada dia”

*pletaaaaaaaaarrrrrrrrrr

Aku lupa kasus ini, aku lupa… aku belum mengklarifikasi masalah ini… dan aku sudah sukses menghancurkan nama Lu Han, bahkan ini lebih dari sekedar parah

“HYAAA! Apa yang kalian lakukan?”bentakku membuat kerumunan itu menatapku

“ini wajar bukan. Kami jelas enggan berteman dengan seorang Gay, bagaimana kalau kami jadi korbannya” celoteh Chan Yeol yang sebenarnya sangat tidak masuk akal.

“jadi kalian terpengaruh dengan ucapanku waktu itu?” tanyaku lagi makin emosi

“tentu saja” sahut mereka

Ah sial… nama Lu Han benar-benar hancur karenaku “dengar… kalian semua. Lu Han bukan Gay”

“lalu ucapanmu tempo hari?”

“aku hanya bercanda karena aku sedang marah padanya”

“kami tidak percaya…”

Aku hampir gila. Kutatap Chae Rin, dia juga angkat bahu tanda tidak bisa apa-apa “percayalah… Lu Han bukan seorang gay..”

“kau pasti sudah disogoknya. Sekarang kami tahu alasan kenapa Lu Han menolak setiap yeoja yang menyatakan cinta padanya. Ternyata… dia tidak punya ketertarikan pada yeoja”

“Hya.. jangan bicara semabarangan kau atau kuhajar” bentakku pada siswa yang aku lupa namanya

“kalau begitu beri kami kepastian kalau Lu Han bukan gay”

Aku makin emosi, kuterobos kerumunan itu dan menghampiri Lu Han yang tengah santai membaca buku di bangkunya. Aku menggebrak mejanya “Hya/… kenapa kau hanya santai di sini sementara yang lain menggunjingmu di luar?”

Lu Han mengangkat wajah “mereka tidak mau mendengar penjelasanku, ya sudah”

“tapi namamu jadi hancur… kau sadar?”

“kau kira ini kemauanku? Aku bisa apa?”

“hya Lu Han-shii, kau bisa melakukan sesuatu untuk membersihkan namamu”

Lu Han menutup bukunya dan menatapku “yang membuat pernyataan kalau aku itu gay bukan aku, tapi kau. Jadi walaupun aku harus jungkir balik menepis semua itu tetap saja mereka tidak percaya karena mereka hanya berasumsi kalau aku membela diri”

“jadi harus bagaiman?”

“kau harus membuat mereka melupakan pernyataanmu waktu itu”

Aku mengerutkan kening “caranya?”

Lu Han angkat bahu “mereka kan berpikir kalau aku tidak menyukai yeoja, aku gay. Berpikirlah bagaimana mereka merubah padangan itu”

Aku menghela nafas panjang, lalu menoleh ke arah teman-temanku yang masih berkumpul di luar “hya… kalian, percayalah kalau Lu Han bukan gay”

Mereka malah berbisik-bisik sambil memandang jiik ke arah Lu Han. Ya Tuhan, aku tidak pernah membayangkan telah menempatkan seseorang di posisi yang sesulit ini.

Lu Han beranjak dari duduknya dan menepuk pundakku “sudahlah, aku tidak peduli dengan mereka, yang penting kau percaya kalau aku bukan gay… iya kan?” Lu Han tersenyum sangat manis di akhir kalimatnya. Dan luutku seolah kehilangan tenaga untuk menopang tubuhku. Sekarang aku baru mengerti kenapa semua yeoja begitu tergila-gila pada pesona Lu Han, yah aku terlambat menyadarinya. Sial… kenapa namja itu begitu mengagumkan?

Lu Han pun berjalan menuju kerumunan itu, dan bak ongkat membelah lautan, kerumunan iu langsung terpisah, membentuk sebuah jalan untuk luha. Aku prihatin pada Lu Han karena dipandang menjijikkan oleh mereka karena ulahku.

Aku harus melakukan sesuatu, setidaknya untuk menjernihkan namanya “Lu Han-shii, berhenti di situ”

Lu Han menoleh, tepat berada di tengah  kerumunan itu “waeyo?”

Aku tidak menjawabnya, hanya menghampirinya dengan langkah pasti. Bisa kulihat keningnya berkerut. Tapi tidak kubiarkan keheranannya berlangsung lama. Begitu aku berdiri di hadapannya, kukalungkan lenganku di tengkuknya. Sedikit berjinjit hingga kugapai bibirnya.

Aku bisa mendengar seruan heboh dari kerumunan teman-temanku. Apa aku berlebihan dengan mencium Lu Han di depan mata mereka? Kurasa tidak. Ini sekaligus bukti untuk mereka kalau Lu Han bukan seorang gay.

Bisa kurasakan Lu Han sempat tersentak sebelum ikut larut dalam ciumanku. tApi aku buru-buru melepasnya sebelum kami berdua lupa diri. Aku menatap matanya dan tersenyum “is it okay?”

Lu Han salah ingkah, ia mengangguk dan tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang merona.

Kulepaskan rangkulanku dan menatap teman-temanku satu persatu “kalau dia gay, dan aku tahu hal itu, aku tidak mungkin sudi mengenalnya, kalau dia Gay, apa kalian pikir aku akan sudi menciumnya?, dan lihatlah, kalau dia Gay… dia tidak akan segrogi ini. Arasso?”

Hye Min langsung angkat suara “apa ini bukan spekulasi?”

“apalagi maksudmu?”

“kau ingin agar kami menjauhi Lu Han karena kau ingin memilikinya sendiri, makanya kau menyebarkan issue itu”

Aku membelalak, menatap Hye Min tidak percaya “hya… bicara apa kau barusan?”

“nae… aku setuju dengan Hye Min, kau pasti sudah merencanakannya, kau sengaja idak tertarik pada Lu Han di tempat pertama agar Lu Han simpatik padamu, membuat namanya jatuh dan kau bisa muncul sebagai pahlawan ditempat terakhir”tambah Sun Mi

Aku mengerjap-ngerjapkan mata dengan tuduhan parah yang di alamatkan padaku “kau…” aku sudah hampir menyerang mereka tapi Lu Han lebih dulu merangkul pundakku

“maafkan tindakannya yah… selama dia jadi yeoja chinguku, aku tidak pernah membuatnya senang, itulah kenapa dia sangat marah padaku dan mengataiku yang tidak-tidak. Kalau aku di posisinya, aku juga mungkin akan sangat marah dan melakukan apa saja untuk balas dendam. Jadi… atas nama yeojachinguku, Choi Sang In, aku meminta maaf pada kalian” tutur Lu Han yang sedikiypun dari kalimanya tidak bisa kumengerti sedikitpun

Hye Min dan sederet pemuja Lu Han saling bertatapan tidak percaya “KALIAN PACARAN???” jeritnya memekakkan telinga

Anehnya Lu Han malah mengangguk santai “iyakan chagi-ah” bahkan sempa mengecup puncak kepalaku. Aku hendak protes tapi bunyi bel menghentikan segalanya. “doakan hubungan kami agar bisa berlanjut yah…” itu ucapan Lu Han sebelum kami semua berpencar ke tempat duduk masing-masing.

Xi luhaaannn… awas saja kau.

Aku kesal sekali mendapat tatapan-tatapan aneh dari semua penghuni sekolah, utamanya para yeoja. Ini sudah jam pulang tapi efeknya masih berasa sampai sekarang. Sial…sial…sial, dan kenapa pula aku sebodoh itu dan senekat itu mencium Lu Han di depan orang banyak??? Kenapa aku tidak berpikir jernih sebelum melakukan hal bodoh itu???

“Hya… kenapa kau cengar-cengir?” tegurku pada Chae Rin yang berjalan sambil terkekeh di sebelahku

“aniyo… kau keren sekali”

“keren dari jurang???” aku menggetok kepalanya

“Chagi-ah… tunggu” seru seseorang dari belakang, dan aku tidak perlu menoleh untuk tahu siapa orangnya.

“namjamu sudah datang… aku pamit yah, annyeong” Chae Rin langsung kabur sebelum aku berhasil mencekeknya

“ada apa?”tanyaku jutek begiu Lu Han berdiri di hadapanku

“sambutan yang kurang ramah chagi-ah”

“dan berhenti memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu, aku bukan yeojachingumu”

“benarkah? Lalu tadi itu apa?”

Sialan… “apa? Yang mana? Itu bukan apa-apa. Aku hanya mempertanggung jawabkan perbuatanku karena telah merusak namamu”

“aku suka caramu”

Wajahku langsung memanas, kenapa Lu Han selalu menggodaku. Dan kumohon… Lu Han, berhentilah mengurai senyum semanis itu. “aku mau pulang”

“tunggu” Lu Han mencekal tanganku “mulai hari ini kita pulang bersama”

“mwo? sejak kapan kau berani memutuskan sesuau tanpa persetujuanku?”

“mulai hari ini, karena memang hubungan kita baru dimulai hari ini”

Aku menunduk… Lu Han terus saja membuat jantungku berdebar tidak karuan. Aku bisa memastikan, sepuluh menit lagi aku bersamanya, jantungku akan meledak.

“ayo…” Lu Han merangkul pundakku dan berjalan menuju pelataran paskir tempat mobilnya terparkir.

Chae Rin menjemputku, katanya aku boleh menginap di rumahnya, karena malam ini aku memang sendirian di rumah. Eonniku sudah mulai merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Baek Hyun oppa sempat menelpon katanya masih terlalu awal untuk kontraksi, tapi untuk jaga-jaga saja mereka akan menginap di Rumah sakit untuk menghindari kemungkinan terburuk. Aku setuju dengannya. Setidaknya untuk jaga-jaga.

“ng… Chae Rin-ah, hanya perasaanku saja atau memang kita salah jalan. Kenapa kita belok? Bukannya kita akan ke rumahmu?”tanyaku heran

“memang, tapi kita ke suatu tempat dulu”

“kemana?”

“nanti kau juga akan tahu”

Dan setelah aku tahu jawabannya, hendak rasanya kubunuh Chaerin saat ini juga. kenapa??? Karena sekarang aku sudah berhadapan dengan Lu Han, sementara dia dan Se Hun tengah mengobrol asyik di ruang tamu.

“ini idemu?” tanyaku kesal

“mian, soalnya kalau kau diundang ke sini secara langsung, kau pasti akan menolak”jawabnya santai

“tau begitu kenapa kau tetap nekat memaksaku ke sini?”

Lu Han tertawa dan mengacak rambutku “kau sangat manis saat kesal begini Sang In-ah, tapi akan lebih manis lagi saat tersenyum”

Aku meremas tanganku, di mana rumah sakit terdekat, sepertinya aku akan segera dirujuk ke sana“arasso…arasso, lalu apa yang harus kulakukan sekarang”

“kudengar kau pandai memasak. Ayo kita memasak unuk makan malam”

Lihatlah ini… dimana letak keuntungannya???

Usai makan malam, aku dan Lu Han membereskan sisa makan malam kami. Aku kesal dengan Chae Rin, sudah  tidak membantuku memasak, sekarang malah menghilang bersama Se Hun. Ah iya, aku baru sadar, kelihatannya dua orang itu cukup akrab. Sejak kapan? Mencurigakan sekali.

“kau melihat Chaerin?” tanyaku seusai cuci piring

Lu Han menggeleng “Se Hun juga tidak kelihatan”

“ck dimana anak itu, ini sudah jam 10 malam”

“KYAAAAAAAAAAAAA….” Terdengar suara teriakan dari lantai atas. Seperti suara Chae rin. Aku dan Lu Han kontan berlari ke atas.

“sepertinya dari kamarku” ucap Lu Han tampak cemas.

Aku lebih cemas lagi, Chae Rin kan temanku “ada apa sebenarnya?”

Aku menyusul Lu Han masuk ke kamarnya “periksa di sana, aku lihat di kamar mandi dulu” perintahnya sambil menunjuk balkon kamar

Aku mengangguk “nae” aku berlari menuju balkon kamarnya, dan

“BLAMM” pintu kamar tertutup tiba-tiba. Lu Han keluar kamar mandi dan menatapku kaget.

“apa itu?” tanya nya

“a… aku tidak tahu” perasaanku mulai tidak enak. Aku segera berlari menuju pinu kamar “ti..tidak bisa dibuka…” seruku panik

Lu Han menghampiriku, ia menggerak-gerakkan handel pintu, bahkan dengan sangat kasar “Hya… aku tahu ini ulah kalian” Lu Han menggedor-gedor pintu

Aku ikut panik. Terlebih terdengar suara cekikikan dari luar. Itu suaranya Chaerin, dia tertawa “Hya Chae Rin-ah ini tidak lucu” seruku dari dalam kamar

“Mianhae Sang In-ah… ini kami lakukan untuk kalian juga. kalian selalu bertengkar, dan sepertinya kalian butuh satu malam lagi untuk bersama” sahutnya dari luar, aku juga bisa mendengar suara Se Hun yang tertawa

“Chae Rin-ah…awas kau. Kalau aku menemukanmu setelah ini, kau akan habis” bentakku

“kau boleh mengatakan itu sekarang, tapi besok, kau pasti akan berterima kasih padaku” Chae Rin tertawa lagi, semakin lama semakin redup. Mungkin dia sudah pergi bersama Se Hun, entah ke mana.

Aku luruh ke lantai “sekarang bagaimana?”

Lu Han angkat bahu “aku tidak punya kunci serep. Dan ini di lantai dua, jadi tidak bisa keluar lewat jendela. Mau tidak mau , kita harus menunggu sampai pagi”

Hendak rasanya kucakar wajahku “KENAPA HIDUPKU TRAGIS SEKALI???”

Lu Han membantuku berdiri dan mengacak rambutku “kau ini aneh… kau kan tidak sendiri”

Justru itu masalahnya, kalau aku terkunci sendiri kan tidak masalah, aku cukup tidur saja. nah sekarang, aku bersama Lu Han yang nyata-nyata telah membuatku sering gemetaran belakangan ini. Aku harus berbuat apa?

“oh iya… sebenarnya aku masih penasaran, kenapa waktu itu kau mengataiku gay?” Lu Han menarik tanganku dan mengajakku duduk di sofa panjang dekat balkon

“itu… ng, aku pernah melihatmu di taman Rumah sakit. Dan kau sedang bersama Se Hun” jawabku pelan-pelan, setidaknya aku harus menyaring kata-kata

“lalu apa hubungannya?”

“waktu itu aku melihatmu memeluk Se Hun, menyuapinya es krim, dan… ng… terlihat mesra sekali. Kupikir kalian sepasang… kekasih” lanjutku takut-takut, semoga Lu Han tidak tersinggung.

Anehnya Lu Han malah tertawa “kau lucu sekali Sang In-ah… memangnya salah bersikap seperti itu pada adik sendiri?”

“aku mana tahu kalau dia adikmu…. Mesra sekali” aku cemberut

“tapi sekarang tidak lagi kan?”

“tidak lagi apa?”

“kau tidak lagi menganggapku Gay”

Aku melengos “setelah sekian banyak hal yang terjadi, kau masih mempertanyakannya? Aku tidak setolol itu lah”

“baguslah kalau begitu. Aku senang”

Kami berdua terdiam. Ah sial, moment-moment seperti inilah yang paling kuantisipasi, tidak boleh, tidak boleh ada moment seperti ini “oh ya Lu Han-shii… aku juga masih penasaran dengan satu hal”

“apa itu?”

“kenapa kau menyukaiku?”

Lu Han tertawa geli “bukankah sudah kujelaskan waktu itu?”

“karena aku berbeda? Karena aku tidak seperti yeoja lain yang mengidolakanmu?”

Lu Han mengangguk

“tapi kau tahu kan alasannya. Aku membencimu waktu itu karena kukira kau adalah seorang gay.”

“anggap saja itu pemicu, karena sekarang aku tidak butuh alasan untuk menyukaimu. Jadi kapanpun kau bertanya kenapa aku menyukaimu, kau tidak akan mendapatkan jawaban secara gamblang. Lagipula, aku tidak sekedar menyukaimu,” Lu Han membelai pipiku “aku mencintaimu, saranghae Sang In-ah”

Aku hanya bisa terdiam, berusaha sebisa mungkin agar rona merah di kedua pipiku tidak terlihat oleh Lu Han “ng… aku… aku pulang saja”. aku beranjak dari dudukku tapi Lu Han unuk kesekian kalinya manarik tanganku hingga aku kembali terhempas ke sofa itu

“kau betul-betul tidak suka padaku? Dan setidak suka itukah kau padaku sampai kau lupa kalau kia terkurung di sini dan tidak bisa keluar?”

Aku gelagapan, bukan begitu… justru karena aku terlalu menyukai Lu Han sampai aku lupa segalanya “ng… itu, bukan seperti itu”

“lalu?”

Aku tidak menjawab.

“keberatan jika aku mencari tahu sendiri?”

Aku mengerutkan kening. Dan Lu Han sudah bersiap menciumku. Aku memejamkan mata kuat-kuat, tak lupa kutapakkan tanganku di dadanya sebagai penghalang.

Tik…tik…tik…

Aku rasa waktu sudah berjalan cukup lama tapi tak ada apa-apa yang menyentuh bibirku. Dan itu membuatku membuka mata. benar saja, Lu Han hanya menatapku dengan pandangan yang sulit kuartikan. “waeyo?” tanyaku tolol. Astaga… Lu Han pasti menafsirkan pertanyaanku sebagai penantian

“aku tidak ingin menyakitimu untuk yang kedua kalinya. Aku berharap yang kemarin itu adalah terakhir kalinya aku melihat kau menangis karena kesalahanku”lirihnya tulus

Jantungku kembali berdebar. Aku luluh untuk kesekian kalinya. Dan aku justru menyesal karena mempertahankan gengsiku ini. Sekarang apa?

Lu Han beranjak dari duduknya setelah mengacak puncak kepalaku. Tapi kali ini, aku yang mencekal tangannya. Persetan dengan gengsi

“Lu Han-shii… go ahead” lirihku begitu Lu Han sudah duduk di hadapanku

“maksudmu?”

Aku mendekatkan wajahku ke arahnya. Mengecup bibirnya sejenak “aku benci mengatakan ini, tapi… sial aku tidak bisa menyembunyikannya…”aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya “Lu Han-shii, aku membencimu”

Lu Han membelalak “mworago?”

“aku membencimu karena kau telah membuatku terus memikirkanmu, sampai pada akhirnya aku tahu bahwa rasa benci itu ternyata adalah… cinta”

Lu Han mengerjapkan matanya “kau tidak sedang bercanda?”

“Lu Han-shii, satu hal yang akan kuberitahukan kepadamu, agar kau lebih mengenalku. Aku… tidak suka mengulangi ucapanku”

Lu Han tersenyum, sangat manis “kalau begitu akan kurubah prinsipmu.. kau akan mengulangi ucapanmu itu sampai seribu kali”

Aku mengerutkan kening. “maksudmu?”

Lu Han tidak menjawabnya dengan kata-kata, tapi dengan sebuah ciuman lembut yang lagi-lagi membuatku tidak bisa melakukan apa-apa selain… membalasnya.

Aku tidak merasakan berapa lama waktu bergulir, karena Lu Han benar-benar mampu membuatku lupa akan segala hal. Dan kalau saja aku tidak merasakan kesulitan menarik nafas, aku tidak akan menghentikan ciuman ini.

“Lu…. Lu Han-shii… a… mmmpph… aku tidak…bisa bernafas” ucapku disela-sela ciuman heboh itu

Lu Han tidak menggubris. Dia terus saja melumat(?) bibirku tanpa memberiku jeda untuk sekedar menarik nafas. Aku mendorongnya agar lepas dariku, tapi nihil, tetap saja tidak berguna

“Lu Han-shii, kau mau aku terbunuh?”

Lu Han melepas ciumannya dan menatapku “kalau begitu katakan sekali lagi kalau kau mencintaiku”

Wajahku kembali memanas “shireo…” aku memalingkan wajah.

Lu Han tertawa jahil “kalau begitu aku tidak akan melepasmu sampai kau mengatakan kalimat itu”

“Mwo__?”

Lagi-lagi Lu Han menancapkan bibirnya di bibirku. Kali ini semakin…. Tidak bisa kudefinisikan. Ciuman ini memang tidak sekasar tempo hari, tapi… sejak kapan Lu Han sudah mulai berani memainkan manuver lidah (?). ah sial… dan kenapa aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikannya…

Dan benar saja, Lu Han tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menghentikan ciumannya itu.

“arasso…arasso… aku mencintaimu”ucapku setelah berhasil mencuri nafas

Lu Han tertawa, padahal aku masih bisa merasakan bibirnya merapat di bibirku “Sang In-ah… kau sangat menggemaskan”

“apalagi ini?”

“katakan sekali lagi, aku sangat suka mendengarnya”

“sudah kubilang aku tidak suka mengulang ucapanku”

Lu Han tertawa lagi, ia mencubit hidungku “tapi prinsipmu itu tidak berlaku saat kau bersamaku. Ayo katakan sekali lagi”

Sialan…. Ini sudah cukup memalukan untukku. Aku memang mencintainya, tapi mengutarakannya dengan kata-kata sama saja dengan membuka aib

“aku belum mendengarnya” Lu Han menyeka bibirku, dan menurutku lagi-lagi itu sebuah ancaman.

Aku menyerah… baiklah, kalau dipikir-pikir tidak ada salahnya melupakan gengsi di depan namja yang kau cintai “Lu Han-shii, aku… aku mencintaimu”

“apa? Aku tidak mendengarnya”

“aku mencintaimu… saranghaeyo…”

Lu Han tersenyum puas “oke… nado saranghae.. chagi-ah” tepat diakhir kalimat Lu Han kembali melumat bibirku.

“kau pembohong…”

“yang ini tidak akan membuatmu sesak… my dear” Lu Han melanjutkan ciumannya, dan benar saja, ini lebih lembut dari sebelumnya. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain membalasnya.

END…

37 respons untuk ‘[FF] I’m Not _part 2 (END)

  1. Huahaha
    ff emak emg slalu daebak dah… *ksihjempolbanyak”

    15th kebawah yaa?? aku udh mau 16 kok jdi gppa kan yaa..wkwk xD

    adegan kiss.nya aku lewatin, jdi gak tau deh kyk mana.. hohoho
    tanya Bella RM eon aja ahh *plakk
    hahaha

    ett..dah Chanyeol -,- geregetan..pngin ku.getokin tuhh kpla.nya *plakk wkwkwk

    oh.iya
    emak itu udh melahirkan blum?? cwe apa cwo?? *apadah -,-
    hahaha

    Ok.deh..
    Mak..dtggu yaa ff emak yg lainnya..
    hohoho 😀

  2. Kikiki.. Aku melanggar aturan nih msih 14th
    nggapapalah..
    Daebak deh apalagi castnya luhan oppa..
    Makin daebak..
    Ehh tpi ada satu kalimat yg aku ngga trima eon..
    Masa sehun lebih cakep dri luhan.. SALAH..
    Walaupun sehun cakep tpi lebih cakep nae luhan.. 😀

  3. Yaaah…happy ending…tp ko luhan jd nepsong nyiumin sang in…keren thor..
    Sehun sekongkolan ma tmenx sang in…nasib mereka b 2 gmna thor???ikt jadian jg??

  4. hiahhhh,,g liat dulu,,tak pikir dipasword,,,udah kirim pm segala,,kek,,good ff,,tp cepet bgt min,,kurang panjang,,,tu cewek beruntung bgt disukai cow cakep..mash suka melting kalo baca epep ato komik cownya perhatian,,,dunia,,dunia,,min udah lahiran anaknya ama mas bakkie laki pa cew..” abaikan coment ini” bye,,

  5. (/_\) maluuu..kirain diprotek sblum bca liat komen2 dulu soalnya ada yg blg diprotek..kyaaaa sehun trnyta dongsaengnya, sang in salah..hmm, chanyeol kmu knp jd parnoan gtu sih? Hahahaha jd korban? Korban apaan yeol? Ngakak aq, sang in keren nyium luhan di dpn umum UWOOW g kbyng gmn keadaan’a wkt it (/_\).. Kok aq yg blushing? *Plak.. Lanjut thor bwt ff straight, boleh req g? Kykny seru jga, author daebak fighting ^^9

  6. wahhh……….

    oh tuah ‘sujud syukur’ Lulu oppa bukan Gay tapi Maho’eh’#plak.
    mksdnya waras alias cowok tulen..

    cerintanya bagus… kekekee…. lucu tuh! pasti malu bilang yang enggak-enggak tentang Luhan ke orang-orang sampe Luhan dijauhin gtu…………

    yang pasti DAEBAK THOR!!!!!!!!!!!!!!!

  7. huuuhhhh…haaaahhhhh….#tahannapassss
    aku suka adegan cium2an di endingnya…hehe
    luhan manis yah klo jd “namja”, sdikit nakal juga…haha
    klo aku gak bakal deh bilang cinta, biar dicium terooosss ma baby Lu….HAHA *ketawa mesum brg Kai*

  8. Mwo? -_- jadi sehun adik luhan..

    Akhrnya jdian jg , tpi knpa thor -_- bnyak Ciuman’y..

    Mau dong ke kunci sekamar breng luhan hahahah
    Muka imutnya bkin gemes bgt…
    Keren keren ff yg ini.. Aku bakal menjelajahi ff yg lain thor (y)

  9. Seharusnya, di “warning”nya ada pemberitahuan : Hati-hati, dapat menyebabkan diabet! Karena FF nya kelewat manis ><
    Authornya DAEBAK!!

  10. hyaaa… akhir’y jadian juga.. cieee,,prikitiew.. #apasih?
    ohya.. si sehun skit apaan thor? skit jiwa kah ? o_O
    author nama anak’y spa ? pasti unyu-unyu kyak Baekhyun.. wadooww…
    aiihh.. emg dsar evil,,ternyata Sehun pnya niat jahat yak sma kkak’y sndiri.. tp ya gpp lah,,malah membantu kok #labil-__-
    btw,,akhir”nya bikin merinding thor wlaupun cma begituan doank,,tp ya.. gpp lah. udah sering kok ak baca’y #kyaa,buka aib ndiri -,-”
    si Luhan kuping’y tersumpal kah ? bkin org salting aj klo di gtuin,,bner” mencari kesempatan dlm kesempitan #ga’nyambung# tp ak suka klo Luhan jdi gantle.. tmbah keren dah ^^

    nice ff.. ak suka thor.. ^^
    yasudah lah,,sekian komentar saya.. wassalam.. daa~ #ga’jelas

  11. aaaaaaaaa,,,, ini ff baguss banget thorr 😀
    panas dingin sendiri bacanya mueheheh
    luhan disini hot banget #abaikan kkkkk 😀
    suka banget thor smaa chap ini 😀
    tetep fighting ya thorr buat ff nya ^^

  12. WUIIHH..
    ituu apa TT
    luhan nyium Sang in..

    tuhh kan sehun cuma adenya..
    pi dia sakit apa ya (?) #kepoo

    dan itu jg yang dikelas apa TT
    Sang in gantian nyium luhan … huaahhhh..
    mantapp deh ini eon.. XD

  13. Ehehehehehehehehehehehehe~
    .
    .
    .
    .

    Nggak bisa berhenti nyengir nih author~nim…

    Ending yang manis banget..
    Semanis bibir luhan *kyaaa, yadong kumat nih..

    Daebak thorr..
    Aku baru nemu blog ini,
    trus abis baca adegan berdarah2 di avenger’s fault ama amaterasu baca FF ini yg manis2 gimana gitu.. Sukka banget deh..

    Sambil nunggu dikasih PW amaterasu chapter 6,
    aku keliling blog dan baca2 FF author~nim yang lain…

    Sampai ketemu di comment2 selanjutny thorr…

    Annyeong~

  14. Xiiiiiiiii Luuuuhhhaaannnn!!!!!!!! Huuaaa… >///<

    Hhahhaa… XD
    Duh.. Coba kalo lagi kaya gitu tiba'' Sehun & Chaerin masuk.. kyyyaaaa~hhahhhaa…

    Wkkwkk.. Excellent… Pervect xD

  15. bagus thor ..
    happy ending ^^

    thor kapan-kapan bikin karakter cwenya kya gini terus ya thor ..
    coz menurutku lebih asik baca-baca yang kyak gini ..

    #itu aja komennya thor *pai pai

  16. Luhannie selingkuh! 😦
    aaaaa!! Skit hati! T.T #plaaakk!

    Ecieee, yg mau lahiran 😀 wkwkwkwk #nunjuk alf :p

    balik ke cerita,, kog kayanya aku cuka couple sehun-chaerin, lucu gitu 😀 wkwkwk..

    itu luhan brani slingkuh didepan aku yaaa!! Ak gamau tau, ak minta ceraaaaaaiiiiiiiii!!! *ngumpet dibalik baekhyunnie, ditendang alf eonni 😀

    ffnya bagus, kren, manis, daebak! :p bgus alf, bagus! 😀 wkwk..

  17. Iyakan, Sang In tega banget masih nganggep Lu Han gay?? Oh, betapa pusingnya otakku. Dia kan bukan gay(aku udah baca smpe akhir loh min, jadinya aku udah tau kalo luhan bukan gay :D)
    Aduh, itu Luhan ngapain sm Sang In?? Oh no, aku juga membencimu Luhan(kebawa cerita, lagi -____-)
    LUhan sweet banget itu selalu 😀
    Ohiya, Sehun bilang lebih tampan dan lebih tinggi dari Luhan??? Oke, aku bisa terima itu. Tapi Luhan lebih imut dari Sehun dan memiliki aura yang berbeda(?) aku copas dari atas min :p 😀
    Chanyeol juga ada yah. Kai sm Kyung Soo juga sm Suho sekalian dong min. Atau semua member EXO ajah, biar rame(huuuuu). Ceritanya enteng, asik pake banget. Soalnya Luhan main castnya. Wkwk.

  18. hadeh2x.. Lu Hannie.. berani kayak gitu ya.. ckckckckck

    Siapa yang g meradang kalau Lu Han dihina Gay trus endingnya dia dicium cewek yang nyebut dia Gay.. hemm..

    Se Hun sama Chae Rin kemana tuh.. kok tiba-tiba ngilang.. jadi curiga..

  19. wahhhh ffnya DAAEBAKKKKK!!!\ (*-*)/min, iya walapun aku telat baca yang penting udh baca deh wkwkwkwk~

    Duh sang-in kalo beneran ada yeoja yg kya kmu, berarti yg ga normal sebenernya km bukan luhan, masa luhan yang imut cetar badai yang, badainya ga akan pernah berlalu dibilang gay *pakkkk. aduh ada adegan dimana luhanya nyeret kekasur. iya walapun bukan adegan begitu begini *apa ini -_-a* bikin sempet nahan buat dibaca, bukan karena apa-apa, tapi takut ada adegan hal-hal yg tidak diharapkan *contohnya kaya luhan malah nyuruh sang-in beresin kamarnya* lah?
    *oh iya aku juga udh 17th* sekelias info soalnya disana tadi liat katanya ada adegan kisseu mengkisseunya gitu jdi otomatis buat yg dibawah 17th jangan dibaca. takut2 malah praktek cium2in poster omas dikamar nantinya *lohh #plakkkkkk
    tapi ternyata setelah lanjut dibaca fiuhhh~ tidak yg perlu dicemaskan hahahhahahahaha *tertawa ga jelas* #plakkk

    disitu ada chanyeol. lah ini bias aku kenapa serasa bener2 cameo iya, yg muncul cuman sekilas doang. tapi disitu chanyeolnya malah bikin ngakak #plakkk

    weh chaerin ama sehun aku kira mereka bakal nyusul luhan ama sang-in *buat jadian gitu*

    ini ff raomanceuu deh, sang-in malu-malu tapi mau banget ama luhanya jelas siapa yang ga terseponahhhh sama pesona luhan yang kiyuttttt kiyutttt gitu.

    ahhh min debak ternyata ffmu ini, *kasih lope lope*
    ~salam~

  20. waaaa, seneng pertama baca ff anak exo disuguhin cerita kaya gini ganyesel deh mhehe. feel nya berasa deh sungguh. ada sequelnya dong hehe. oke di tunggu cerita-ceritanya lagi author salam kenal haha

  21. kyaaaaa so sweet bagt sihh luhaannn aaaaaaaaaaaa
    keren sumpah kerennn bangeeettt sumpaaaaaahhh
    tepuk tangan bareng hunhan *prokprok
    nice ff thorrrrr…\
    tambaahh daebak ajaa

  22. Kyaaaaaaaaaaaaaaaa ending nya keren bangeeeeeettt..
    Yakin tuh luhan bisa tahan didlm kmr berduaan sma cwe..?
    Hahahaha
    waspada aja deh untuk si sang in,
    hahaha
    ternyata eh ternyata sehun itu dedeknya luhan toh..
    Haha bruntung bnget si sehun punya hyung kaya luhan yg sayaaaaaaaaaaang bnget sma adeknya,
    hahaha
    kereen endingnya apa lg ada adegan yg itu itu haha..
    Udah deh dri tdi snyum2 trus ntar mlahan di kira org gak waras lg..
    Haha
    daebak thor…

  23. sakit pala gue , banyak adegan yang gue harus skip(?) gara gara umur gue 14 tahun-_- huaaaaaaa…. sedihnya,… mana samping gue ada emak gue nonton tipi
    ini juga bacanya ngumpet2 #ketahuan anak nakal
    hehe…ffnya bagus,^^

  24. ninggalin jejak dulu….^^

    daebak min….eh…tuh si eonni sapa yg jagain??? lahiran di rs mana ( apaan coba ^^ )

    duo usil jg kemana tuh???

    hehe… tulisanx keren thor,simple,padat dan jelas..lanjutkan..^^

Tinggalkan Balasan ke azzahra Batalkan balasan