[FF] Love is… (part 3)


FF

Tittle: Love is… (part 3)

Author: AyouLeonForever

Cast: * Byun BaekHyun

* Lee Eun Yoo(yg karena manipulasi cerita, dia sodaraan ama Cahnyeol, marganya diganti jadi Park)

* Kim Jong In/ Kai

* Park Chanyeol (yg karena manipulasi cerita, dia jadi kakaknya Eun Yoo, dan lebih tua dari baekhyun)

*Do Kyung Soo/ D.O

* Kim Joon Myun/ Su Ho

* Oh Se Hun

support cast: EXO M Member

disclaimer: the story belongs to me, the casts belongs to her/his parents and GOD. don’t claim itu yours, or You’ll dead (makin hari makin sadis aja)

PART III

Author POV

Sejak pelajaran pertama, Baek Hyun sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda aneh. Ia bahkan sangat tenang seperti biasa, walau Kai berkali-kali melintas di dekatnya,berlalu-lalang dengan santai, tapi tetap saja ketenangannya tak terusik. Eun Yoo jadi khawatir sendiri, seperti ada yang disembunyikan Baek Hyun darinya. Saat jam istirahat pun sama sekali tidak ada perubahan. Baek Hyun bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. walau sesekali ia mengeluh kesakitan pada tangan kanannya.

“padahal tadi malam tidak sesakit ini” keluh Baek Hyun

“kau sudah ke dokter?”tanya Eun Yoo cemas

“belum, aku baru berencana ke dokter sepulang sekolah.

“kau mau aku menemanimu?”

“tidak perlu, kau langsung pulang saja dengan Chan Yeol hyung”

“tapi…”

“tidak perlu khawatir, aku bukan anak-anak yang perlu di temani ke dokter”

“arasso…” Eun Yoo pasrah. Tapi setidaknya Eun Yoo tahu bahwa tidak ada yang direncanakan Baek Hyun setelah pulang sekolah

Sampai bel pulang berbunyi pun tidak ada keanehan yang diperlihatkan Baek Hyun. Ia mengantar Eun Yoo sampai ke pelataran parkir

“Hyung…”seru Baek Hyun ketika ia melihat Chan Yeol melintas

“oh Baek Hyun-ah… waeyo?” tanya Chan Yeol saat mereka berpapasan

“aku ada urusan, Eun Yoo pulang denganmu saja tidak masalah kan?”

“kau ini bagaimana, mana mungkin itu jadi masalah sementara Eun Yoo adalah adikku. Tapi apa tidak ada latihan sore ini?”

“tidak ada, aku juga sudah memberitahu pak pelatih, kondisi tanganku juga tidak memungkinkan untuk latihan”

“oh nae… tanpa kapten, latihan tetap tidak bisa jalan”

Baek Hyun tertawa “aku mau ke rumah sakit, sekaligus menjenguk Se Hun”

“oh iya, bagaimana keadaan anak itu?”

“katanya beberapa hari lagi sudah bisa keluar dari rumah sakit, makanya aku ingin memastikannya”

“oh nae, sampaikan saja salamku padanya” Chan Yeol meraih tangan adiknya “kajja, Eun Yoo-ah”

“ng… Hyunie-ah,aku pulang dulu” pamit Eun Yoo dengan perasaan ragu

“aku akan ke rumahmu malam ini”

Barulah perasaan Eun Yoo lega

“tanganmu parah sekali Baek Hyun-ah, kau berkelahi dengan siapa? Sampai remuk begini” tanya D.O saat membantu Baek Hyun mengganti perban tangannya

“tembok” jawab Baek Hyun sembari menggerak-gerakkan jari tangan kanannya. Agak kaku, dan kalau dipaksakan akan terasa sakit.

“um… Baek Hyun-ah… apa kau yakin ingin membuat perhitungan dengan Kai?”

“kenapa? Apa kau juga ingin mencegahku?”

“bukan begitu. Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi kudengar Kai adalah pemegang sabuk hitam taekwondo”

Baek Hyun mengangkat wajahnya “lalu kenapa? Kalaupun dia seorang pegulat pun aku tidak takut, aku akan melawan siapa saja yang mengganggu yeojachinguku”

D.O menelan ludah, ini kali pertama dia melihat teman kelasnya semarah itu. Padahal Baek Hyun terkenal sebagai pribadi yang ramah dan ceria. D.O akhirya yakin kalau Kai sudah berbuat sesuatu yang kelewatan sampai membuat Baek Hyun marah. “sudah selesai, tapi ada baiknya kau pergi ke dokter saja sekalian, walau bagaimanapun, tangan adalah organ paling penting bagi seorang atlit basket”

“arassoyo… gomawoyo D.O-ya”

“tapi… apa kau yakin tidak butuh bantuan? Aku bisa memanggil Su Ho hyung juga”

“itu bukan caraku, mengeroyok seseorang beramai-ramai jelas bukan tindakan yang jantan, lagipula ini adalah masalah pribadi”

“hm… baiklah, tapi untuk jaga-jaga saja, aku akan menunggumu di depan GOR”

“tidak masalah, tapi pastikan kau tidak ikut campur”

D.O mengangguk meyakinkan temannya

Baek Hyun menurunkan resleting jacket putihnya, tubuhnya langsung panas saat matanya menangkap sosok Kai yang sedang mendribel bola di tengah lapangan GOR yang sepi.

“aku salut… ternyata kau tipe orang yang tepat janji juga”ucap Baek Hyun lantang

Kai berbalik dan berjalan menghampiri Baek Hyun “aku hanya menuruti katamu, kau menyuruhku menunggu di sini bukan? Kau ingin bicara apa?”

“katakan padaku, apa maumu sebenarnya”

Kai mengangkat alis, ia bisa melihat kilatan amarah dari pancaran mata Baek Hyun “dilihat dari ekspresimu, sepertinya Eun Yoo sudah menceritakan semuanya”

“hati-hati menyebut namanya”

Kai tertawa, Baek Hyun benar-benar protektif terhadap yeojachingunya “baiklah, sepertinya aku tidak perlu munafik di hadapan siapapun. Mengenai Eun Yoo-SHII” Kai menggantung kalimatnya, mengangkat alis tinggi-tinggi, sengaja menekan kalimat terakhir untuk memancing emosi Baek Hyun “sepertinya aku tertarik pada yeoja itu”

BUUUGGGGHHHHHHHHHH!!!!!!!!!

Baek Hyun sudah tidak menunggu aba-aba lagi, kepalan tangan kirinya sudah mendarat di pelipis Kai membuat namja yang cukup tinggi itu tersungkur ke bawah.

Kai tertawa… itu justru membuat Baek Hyun semakin naik pitam. Ia menghampiri Kai dan mencengkram kerah bajunya.

“coba katakan sekali lagi” gertak Baek Hyun dengan suara menggelegar

Kai tersenyum licik, “aku tertarik pada Eun Yoo, bagaimana kalau kau serahkan yeojamu itu padaku”

Kali ini Baek Hyun sudah tidak ingin buka suara, dia meninju perut Kai berkali-kali dan menghantam peipisnya. Baek Hyun seperti kesetanan, ia menduduki perut Kai dan menghajar Kai habis-habisan. Sialnya Kai hanya tertawa walaupun wajahnya sudah penuh lebam

Sampai ketika Baek Hyun kehabisan tenaga, ia menarik kerah baju dan menghempaskan tubuh Kai ke lantai dengan sangat keras. Baek Hyun tidak habis pikir, kenapa namja yang dihajarnya habis-habisan itu masih bisa tertawa meremehkan

“kau tahu, ini tidak akan menimbulkan efek apa-apa” ungkap Kai masih tertawa “pukulanmu lumayan juga, tapi percayalah kau buang-buang waktu dan tenaga saja”ucap Kai sembari menyeka bercak darah yang menetes di sudut bibirnya “bagaimana kalau kita lakukan dengan cara lain”

“apa maksudmu?” Baek Hyun berdiri dan menatap Kai  pasrah

Kai berdiri dengan entengnya “kita duel” Kai mengoper bola basket ke Baek Hyun dan langsung ditangkap olehnya

Baek Hyun menatap Kai dengan emosi mendarah daging “baiklah, tapi kalau aku menang, apa kau akan menuruti perintahku?”

Kai tertawa dalam hati. Akhirnya Baek Hyun jatuh juga ke dalam rencana yang selama ini disusunnya “aku adalah orang yang berprinsip. Dari pada kau menghajarku, aku lebih menghargai kalau kau menerima tantanganku. Aku akan menuruti apa saja keinginanmu kalau aku kalah. Tapi begitupun sebaliknya, kalau kau yang kalah… turuti permintaanku.”

“baiklah… kalau aku menang, jangan pernah menampakkan wajahmu lagi dihadapanku dan Eun Yoo”

Kai tidak dapat menyembunyikan senyumnya “tenang saja, aku akan menepatinya, kalau perlu aku akan kembali ke Incheon”

Baek Hyun menghembuskan nafas. Ia sudah hapal tipe permainan Kai, dan ia rasa tidak akan sulit mengalahkannya “satu lawan satu. Full time”

“tidak perlu memakai peraturan resmi. Ini duel antara pemain inti. Tidak ada batas waktu. Hanya patokan poin” Kai mengambil bola dan melakukan shoot ke ring “yang pertama kali mendapat poin 20, dia yang menang. Karena kulihat tangan kananmu sedang bermasalah”

Baek Hyun salut, ia sudah memakai sarung tangan hitam di tangan kanannya untuk menutupi lukanya, tapi Kai bisa menyadarinya “ini bukan masalah, kau juga babak belur. Aku rasa ini imbang”

“percayalah, bagi pemain basket, babak belur di wajah dan seluruh tubuh lebih baik dari pada cedera tangan” Kai mulai melepas jacket hitamnya dan melepas kaosnya. Kini ia hanya mengenakan kaos you can see  berwarna kelabu.

Baek Hyun juga melepas jacketnya, dan membiarkan kaos putih berlengannya menempel di badannya. Selain lebih tinnggi, badan Kai juga lebih atletis dari Baek Hyun. Itu sudah menjadi poin awal.

“bersiaplah Byun Baek Hyun”

“aku selalu siap… Kim JONG IN”

“seperti itu? Lalu bagaimana sekarang?” tanya Chan Yeol yang sedang menerima telpon dari D.O

“Kai tidak melawan, padahal aku sudah siap memberi pertolongan. Baek Hyun masih menghajar Kai, kemarilah”

“hm… oke” Chan Yeol  menutup telponnya

“ada apa oppa?” tanya Eun Yoo yang sedang menyiapkan makanan

“ada latihan mendadak, kau tidak apa-apa kan kutinggal”

“iya… tapi bukannya Hyunie bilang tidak ada latihan”

“itu…” Chan Yeol menggaruk kepalanya “prubahan jadwal. Sudah yah… annyeong, hati-hati di rumah” Chan Yeol langsung menyambar sweater hitam dan kunci mobilnya. Tanpa banyak oceh dia langsung melesat pergi dengan kecepatan tinggi menuju GOR sekolah.

Kai mendrible bola dengan sangat tenang, matanya tetap tetuju pada sepasang mata sipit di hadapannya. Walau ia yakin akan kemampuannya, tapi lawan di depannya ini tidak bisa diremehkan. Ia sudah mempelajari tekhnik Baek Hyun selama ini, dan dia mengakui baru kali ini ia menemukan lawan yang seimbang.

Kai melesat, tanpa melepaskan bola dari tangannya, ia terus mendrible menuju ring di depannya. Baek Hyun menghadang dengan sangat hati-hati. Kai melompat, dan Baek Hyun bisa membacanya, ia melompat lebih dulu dan merebut bola dari tangan Kai. Dan tanpa memberi Kai kesempatan untuk berbalik, Baek Hyun melesat mendribel bola menuju ring lawan dan shoot. 3 point pertama untuk Baek Hyun.

Kai menatapnya. Ia tidak bisa menyembunyikan ketakjubannya, bahkan saat terluka pun Baek Hyun tidak bisa diremehkan. Kali ini Kai berniat lebih serius. Baek Hyun mengoper bola padanya, dan bersiap-siap di tengah lapangan.

Kai mendrible bola lagi, kali ini lebih waspada, sepertinya ia akan meningkatkan tempo permainannya karena Baek Hyun bisa membaca gerakannya. Kai melesat, menerobos pertahanan Baek Hyun, Baek Hyun tertinggal jauh di belakang. Kai melompat, dan memasukkan bola dengan tekhnik slam dunk andalannya. 2 point.

Melihat hal itu Baek Hyun juga semakin meningkatkan tempo permainannya. Mereka menyerang bergantian, seolah tanpa jeda.

mEnit selanjutnya Chan Yeol datang, D.O menyambutnya

“kenapa seperti ini? Bukannya kau bilang mereka berkelahi?”tanya Chan Yeol

“mereka duel”jawab D.O

Chan Yeol mengerutkan kening “basket?”

“nae…”

“sempat-sempatnya mereka bermain sementara mereka berseteru”

“sepertinya mereka bertaruh. Aku tidak begitu mendengarnya, tapi lihat saja, permainan mereka tidak seperti biasanya. aku baru melihat permainan Kai yang sebaik ini, berbeda 180 derajat dari biasanya”

“berapa skornya?”

“17 untuk Baek Hyun 15 untuk Kai”jawab D.O yang sejak tadi standby

“fulltime?”

“no limit, hanya patokan point. Batasnya 20. Dan yang pertama kali menembus angka itu dia yang menang”

“hm… arasso, berarti sebentar lagi Baek Hyun menang. Apapun taruhan mereka, aku memegang Baek Hyun”

D.O tidak merespon dia tetap fokus pada permainan kedua pemain inti terkuat itu.

Dengan susah payah akhirnya Kai berhasil menerobos pertahanan Baek Hyun, ia berlari sambil membawa bola. Tepat di depan ring ia melompat, tapi Baek Hyun membayanginya dari belakang. Kai sudah hapal gerakan itu, ia menggunakan trik lain, ia tidak memasukkan bola itu pada lompatan pertama sampai kedua kakinya menapak di lantai, setelah itu dia melompat untuk kedua kalinya. Baek Hyun terkejut, ia berusaha melakukan bloking yang hanya bisa digapai dengan tangan kanannya.

Kai ikut terkejut, Baek Hyun sedikit nekat melakukan blocking dengan tangan yang cedera. Tapi Kai tidak ambil pusing, dia tetap mendorong bola sampai menghempas keras tangan kanan Baek Hyun dan berhasil mengantam ring. Dan itu berhasil. Bola itu masuk ke ring.

“Ya tuhan… 17 sama” pekik D.O saking kagetnya.

Chan Yeol juga terkejut. Permainan Kai memang sedikit kasar.

Kai tersenyum sembari mengoper bola ke Baek Hyun. Ia menerima dengan tangan kiri.

Baek Hyun menelan ludah. Ia merasakan sakit yang luar biasa di tangan kanannya. Hempasan keras dari bola tadi membuat luka ditangannya semakin parah, bahkan mungkin saja terkilir. Tapi dia tidak ingin menunjukkanya kepada lawan.

Baek Hyun mendrible bola dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya jatuh lemas tak berdaya. Wajahnya merah menahan sakit.

“sepertinya aku harus memikirkan satu permintaan yang harus kau penuhi” ucap Kai percaya diri

“permainan belum berakhir” Baek Hyun melesat bagai kilat, ia terus mendible bola dengan satu tangan kiri, walau sedikit kesulitan tapi ia sudah hampir menguasainya. Kalau ia berhasil menembak 3 point berarti dia menang, tapi Kai tahu pertaruhan itu. Ia terus mebayangi Baek Hyun di depan mata. Baek Hyun membatalkan tembakan 3 pointnya, yang harus ia fokuskan adalah melewati Kai. Ia melakukan jump, Kai memblock, Baek Hyun mempertahankan bola, mendrible sedikit, dan mengabaikan sakit di tangan kanannya. Sambil berteriak ia melakukan slam dunk dengan tangan kanan. Masuk.!

Baek Hyun jatuh dan terhempas ke lantai. Ia mengerang sambil memegangi tangan kanannya. Ia melepas sarung tangannya dan… sangat terkejut, tangannya berlumuran darah. Ia kembali memasang sarung tangannya agar darah itu tidak terlihat lawan dan memanfaatkan kelemahannya.

19-17, kemenangan sementara Baek Hyun. Cukup satu slam dunk lagi dan ia akan menang.

Chan Yeol dan D.O jadi keringat dingin. Dan detik berikutnya mereka dikejutkan oleh kehadiran seseorang.

“ada apa ini? Apa yang terjadi?”tanya orang itu

“Eun Yoo-ah?” seru Chan Yeol saking kagetnya.

Baek Hyun menoleh kaget. Dan betul saja, Eun Yoo datang sambil menenteng sebuah bungkusan bekal makanan.

“Hyunie-ah, kenapa kau latihan? Kau kan sedang terluka” Eun Yoo hendak menghampiri Baek Hyun. Tapi Baek Hyun mengirimkan kode untuk Chan Yeol, berharap bahwa Chan Yeol bisa mengatasi itu.

Chan Yeol mengerti, ia menarik tangan adiknya dan menyuruh adiknya itu berdiri di sebelahnya. “kau tidak suka mereka berkelahi bukan? Kalau begitu tenang di sini, dan saksikan bagaimana cara mereka menyelesaikan perseteruan mereka”tegas Chan Yeol membuat Eun Yoo terdiam.

“sepertinya Eun Yoo juga datang untuk menyaksikan kekalahanmu” lirih Kai tepat di depan Baek Hyun

“katakan itu pada dirimu sendiri”

Kai tersenyum. Dalam hatinya ia juga panas dingin dan semakin tegang. Kalau dia tidak melakukan tembakan 3 ponit kali ini, berati dia betul-betul kalah, karena serangan balik Baek Hyun selalu berhasil. Kai harus memanfaatkan timing, terlebih sepertinya cedera Baek Hyun cukup parah, karena namja itu tidak menggunakan tangan kanannya untuk mendrible bola.

Kai menoleh pada Eun Yoo, dan itu membuatnya semakin menggebu-gebu untuk mengalahkan Baek Hyun. Ini adalah kesempatan terakhir untuk bisa merebut yeoja itu.

Kai mulai mendribel bola. Baek Hyun berdiri di hadapannya sambil waspada. Untuk sementara ia mengorbankan tangan kanannya. Tidak masalah kalau nantinya dia harus vacum sementara untuk mengistirahatkan tangannya, toh setelah sembuh ia bisa bermain kembali. semua ini ia lakukan semata-mata untuk melindungi Eun Yoo

Kai mulai melesat, tapi kesulitan karena Baek Hyun tidak membiarkannya melangkah maju sedikitpun. Kai berputar ke arah kanan Baek Hyun, sudah ia perkirakan kalau Baek Hyun akan menghadang dengan tangan kanannya, dengan licik ia terobos saja pertahanan itu dan tidak memperdulikan erangan kesakitan Baek Hyun. Tepat di luar garis 3 point, Kai melakukan jumping shoot, Baek Hyun tidak bisa menduga, karena ia mengira Kai akan melakukan slam dunk terlebih rasa sakit di tangannya membuatnya tidak bisa fokus. Terlambat, bola itu sudah melayang indah menuju mulut ring.

KLANG!!!

Bola membentur cincin ring, memandul ke atas, jatuh ke mulut ring, berputar di sana dengan angkuhnya.

Baek Hyun berusaha sampaidetik terakhir hendak melakukan bloking, dan…

Gagal…

Usaha Baek Hyun gagal…

Bola itu seperti ditakdirkan untuk masuk ke ring itu.

Seperti sedang melihat tiang gantungan. Baek Hyun mematung dengan pandangan kosong ke arah bola yang memantul. Ia hanya bisa menangkap pantulan bola itu.

19 -20. Kai menang!

Chan Yeol dan D.O yang sudah tahu peraturan permainan langsung berlari menghampiri Baek Hyun.

“Baek Hyun-ah, sudah berakhir” Chan Yeol menepuk pundak rekannya itu. Eun Yoo ikut berlari dan langsung menyergap tangan kanan Baek Hyun.

Eun Yoo POV

Aku membuka sarung tangan kanan yang dikenakan Baek Hyun. Dan…

Oh Tuhan…

Hendak rasanya aku pingsan melihat kondisi tangan kanan Baek Hyun yang berlumuran darah. “Hyunie-ah… kau apakan tanganmu ini…?” pekikku tak tertahankan. Tak ayal aku menangis seketika “ayo kita ke dokter” aku  hendak menarik Baek Hyun tapi namja itu tetap mematung

“kau tidak lupa pejanjiannya kan?” suara Kai membuat keheningan itu pecah.

Baek Hyun membalikkan badan dan menghadap Kai dengan pandangan kosong.

“Eun Yoo-ah… kau sudah bukan milik Baek Hyun-shii lagi. Tempatmu adalah di sisiku”ucap Kai kepadaku. Aku jelas tidak mengerti

“apa maksud ocehan mu itu? Seenaknya saja kau mengatakan hal yang tidak-tidak”tegurku jelas tidak terima

“tanya saja pada namjachingumu, atau lebih tepatnya mantan kekasihmu itu. Apa yang menjadi pertaruhan dalam duel ini”

Aku menatap Baek Hyun dengan cemas. Apakah ucapan Kai itu berarti sesuatu? apa maksudnya adalah, aku menjadi barang pertaruhan dalam duel mereka.

Sayangnya Baek Hyun tidak membuka suara sedikitpun, dan dari ekspresinya yang sangat sulit dibaca itu aku yakin… ucapan Kai tidak ada yang salah.

Kai melangkah mendekatiku, kemudian menggenggam tanganku, tapi aku menepisnya dan memeluk lengan Baek Hyun “Baek Hyun-shii, permintaan kemenanganku adalah, lepaskan Eun Yoo dan serahkan dia padaku”

“Hya… jaga ucapanmu, berani-beraninya kau menganggap adikku itu sebagai benda mati” bentak Chan Yeol, tapi D.O berusaha menenangkannya

“maaf kakak ipar, tapi seorang namja tidak boleh menarik kembali kata-katanya. Aku dan Baek Hyun tidak bercanda dalam duel ini. Kalau aku tadi kalah, aku siap angkat kaki dari kota ini. Dan aku harap kau juga menepati janjimu, Baek Hyun-shii”

Aku berharap Baek Hyun mengatakan sesuatu untuk mempertahankanku, setidaknya dia menunjukkan seberapa besar dia mencintaiku. Tapi Baek Hyun tetap mematung. Bahkan Chan Yeol oppa tidak bisa mendesaknya. Sekeras itu seorang namja menepati janji? Sekuat itukah mereka berprinsip?.

Kai sudah berhasil menggenggam tanganku dengan kuat, walau aku meronta tetap tidak bisa terlepas.

“Hyunie-ah… aku tidak mau… aku tidak mau pisah denganmu” jeritku, lebih tepatnya meraung karena aku menangis dengan sangat keras

“berhentilah menyebut namanya, karena sekarang kau adalah milikku”ucap Kai

Aku menatapnya “aku membencimu..”

“tidak masalah, karena kau sekarang milikku”

Kai menyeretku. Baek Hyun tetap mematung. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku aku kecewa terhadapnya.

“lepaskan tanganmu”

Aku mengangkat wajah, tapi itu suara Chan Yeol oppa, bukan Baek Hyun ku

“aku tidak akan berbuat macam-macam, kakak ipar. Aku hanya mengajak Eun Yoo jalan-jalan”Kai berulah lagi “lagipula Baek Hyun sendiri yang menyetujui tantangan barusan. Jadi bukan masalah kan?”

Chan Yeol oppa tidak banyak bicara lagi, ia hanya mendesis kesal. Aku menantikan Baek Hyun ku melakukan hal yang sama, setidaknya mencegah Kai membawaku pergi, hanya itu, agar aku bisa memastikan bahwa aku terlalu penting untuk dijadikan bahan taruhan. Tapi apa yang kudapatkan… Baek Hyun ku bahkan tidak berani memandangku. Aku sangat kecewa, dan pasrah saja diseret Kai. Aku menangis. Bukan hanya tak ingin dibawa oleh Kai, tapi juga kecewa terhadap namja yang selama ini kucintai.

“Kim Jong In” lirih sebuah suara yang kukenal.

Aku dan Kai berbalik bersamaan.

Baek Hyun ku, ia bersuara. Ia berjalan pelan menghampiri kami

“wae? Kau ingin mengucapkan selamat tinggal untuk mantan kekasihmu?”tanya Kai, hendak rasanya kucakar wajah Kai sekarang juga. “baiklah, kuberi kalian waktu 5 menit”

Baek Hyun menunduk “kembalikan Eun Yoo” lirihnya

“apa maksudmu? Apa kau ingin mengingkari janji? Seorang namja mana mungkin menjilat ludahnya sendiri”

Baek Hyun terdiam, aku terdiam. Chan Yeol oppa dan D.O juga terdiam.

Detik berikutnya kami terkejut bukan main.

Baek Hyun… Baek Hyun luruh ke lantai…

Ia…

Ia berlutut.

“BAEK HYUN-AH!!!” pekikku tak percaya

“kau bisa memintaku melakukan apa saja, tapi tidak untuk melepaskan Eun Yoo. Kau tahu alasanku menerima tantanganmu adalah untuk melindungi Eun Yoo, tapi kalau akhirnya justru karena ulahku sendiri dia jatuh ke tanganmu, aku tidak bisa terima”tutur Baek Hyun ku dengan suara bergetar. Ya Tuhan… apa yang dilakukan Baek Hyun? Berlutut adalah sama halnya dengan mengemis

Aku memberontak, ingin menghampiri Baek Hyun ku. Beruntung cekalan tangan Kai melunak, mungkin ia juga terkejut dengan sikap Baek Hyun yang rela merontokkan harga dirinya hanya demi aku.

“Hyunie-ah, apa yang kau lakukan. Jangan seperti ini” tegurku semakin menangis

“Baek Hyun-ah… cukup. Kau adalah seorang namja. Tidak sepantasnya kau berlutut seperti itu” bahkan Chan Yeol oppa menegur Baek Hyun ku

Tapi Baek Hyun tidak peduli, ia tetap berlutut di hadapan Kai.

“aku tidak habis pikir, namja seperti apa kau. Tidak bisa kupungkiri selama ini aku kagum padamu, tapi sikapmu sekarang justru membuatku jijik” oceh Kai membuatku berang

“terserah kau menganggapku apa, tapi aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu. Aku tidak bisa melepaskan Eun Yoo”balas Baek Hyun masih berpegang teguh

“Baek Hyun-ah hentikan. Apapun yang terjadi, kita akan tetap bersama”pintaku

“tidak seperti itu Eun Yoo-ah. Baek Hyun telah kalah, dan sebagai imbalannya, aku memintamu darinya” Kai beralih menatap Baek Hyun “apa kau punya harga diri? Berdirilah, dan aku tidak mengingat bahwa kau pernah berlutut di hadapanku hanya untuk seorang yeoja”

Oh Tuhan… sungguh tega namja itu mengatai Baek Hyun ku sedemikian rupa, bahkan menginjak-injak harga diri Baek Hyun ku. Aku jelas tidak terima. “berdirilah Hyunie-ah, kumohon. Aku sudah cukup dengan tahu seberapa penting kehadiranku untukmu” ungkapku tulus, kekecewaanku lenyap sudah, kini aku menyesal telah meragukan perasaan Baek Hyun terhadapku.

Kai bertolak pinggang “baiklah, kalau Eun Yoo memang sepenting itu bagimu, kuberi kau pilihan lain”

“apapun itu”

Kai POV

Aku tertawa. Sungguh tidak menyangka namja yang sudah kuanggap rival ku ini justru merontokkan harga dirinya mengemis di hadapanku hanya untuk seorang yeoja. “baiklah, kalau Eun Yoo memang sepenting itu bagimu, kuberi kau pilihan lain”tantangku kali ini. Aku juga ingin melihat, sejauh mana dia bisa mempertahankan yeoja yang belum tentu akan bersamanya seumur hidup

“apapun itu”Baek Hyun tampak tidak menyerah

Aku melipat tangan di dada, it’s show time “berhentilah memegang bola basket”

PLETAAARRRRR

Aku bisa melihat keterkejutan dari Baek Hyun, Eun Yoo, Chan Yeol hyung, dan juga D.O. semua juga pasti menantikan jawaban Baek Hyun.

Baek Hyun masih terdiam, pandangannya kosong.

“kau sangat keterlaluan Kai” tegur Chan Yeol hyung.

“aku hanya memberinya pilihan agar dia tidak terlihat seperti sampah di hadapanku”

“Kai… jangan konyol. Berhentilah menyiksa Baek Hyun ku. Kalau yang kau mau adalah aku, baiklah” Eun Yoo berdiri dan meninggalkan Baek Hyun. Aku salut, ternyata Eun Yoo cukup mementingkan diri Baek Hyun sampai merelakan dirinya untukku. Aku sudah bersiap meraih tangan Eun Yoo.

“tunggu”Baek Hyun menghentikanku

Aku mengangkat wajah, seiring saat Baek Hyun berdiri tegap. Ia berjalan, mengambil bola basket yang kami mainkan tadi lalu menembakkan bola itu ke ring, padahal jaraknya cukup jauh. Ajaibnya bola itu masuk.

“Kim Jong In, kau menyuruhku memilih bukan?” Baek Hyun berjalan tegap ke arahku, meraih tangan Eun Yoo dan menariknya menjauhiku “itu terakhir kalinya kau melihatku memegang bola basket”

“BAEK HYUN-AH” pekik Eun Yoo, Chan Yeol hyung dan D.O bersamaan.

“apa kau gila? Apa kau tahu maksudku? Artinya kau harus berhenti bermain basket seumur hidupmu”aku sengaja mempertegas permintaanku

“aku tahu. Aku akan berhenti dalam dunia basket. Seumur hidupku”ucapnya juga tegas

“Baek Hyun-ah, jangan konyol. Baiklah aku senang kau melakukan semua ini demi adikku, tapi pikirkan lagi, kau berhenti dari dunia basket sama saja dengan kau mengubur mimpimu” tegur Chan Yeol hyung, aku tahu bahwa Chan Yeol hyung adalah orang yang cukup dekat dengan Baek Hyun, tahu betul kemampuan Baek Hyun, dan pasti juga sangat tahu sebesar apa mimpi Baek Hyun utnuk menjadi atlet basket profesional

“hyung… menjadi atlet basket memang mimpiku, tapi bersama Eun Yoo” Baek Hyun menatap Eun Yoo dengan teduh, aku bahkan tidak bisa membaca maknanya “bersama Eun Yoo adalah kenyataan yang paling kuinginkan dan tidak ingin kuhindari”

Sekarang keadaannya berbalik menyerangku. Mana mungkin aku menarik kembali tawaranku agar bisa tetap mempertahankan Eun Yoo. Aku tidak senekat itu untuk meruntuhkan kehormatanku. Pilihan terakhirku adalah bergegas pergi meninggalkan orang paling konyol yang pernah kukenal.

BYUN BAEK HYUN… sebenarnya apa yang ada di otakmu??? Sepenting apa seorang yeoja yag bernama Eun Yoo untukmu?

Baek Hyun POV

Aku hanya bisa terdiam saat Chan Yeol hyung berceramah panjang lebar di hadapanku, padahal masih ada dokter beberapa suster yang menangani lukaku

“maaf, tapi sebaiknya anda menunggu di luar, kami sedang menjahit luka pasien ini” Chan Yeol hyung akhirnya ditegur oleh salah satu perawat. Dan akhirnya dia keluar dari ruang gawat darurat itu dan menunggu di luar bersama Eun Yoo dan D.O.

“lukamu ini sudah hampir infeksi, apa luka ini sudah ada sebelum kau membuatnya bertambah parah?” tanya dokter. Tapi pikiranku melayang ke mana-mana, dan aku tidak punya jawaban atas pertanyaannya itu. “jari tengah dan jari telunjukmu remuk. Kau akan dipasangkan traksi di telapak tangan dan punggung tanganmu,.

“lalukan sesukamu dokter… aku juga sudah tidak bisa memegang bola basket lagi” lirihku dengan pandangan kosong

Dokter itu tertawa kecil “lukamu memang parah, tapi tidak separah yang kau bayangkan. Kau tetap bisa bermain basket setelah lukamu kering dan tulangmu pulih, paling lama sebulan, dan kau sudah bisa bermain basket lagi”

Dokter ini pasti tidak mengerti maksudku. Ah… dia memang tidak tahu apa-apa, untuk apa aku curhat padanya.

“saranku, kau beristirahatlah, walaupun  aku memasangkan traksi untuk mengurangi beban kerja tanganmu, kau juga harus hati-hati.

Aku mengangguk. Lebih tepatnya pasrah

“sudah selesai, sepertinya kakakmu tadi sangat mencemaskanmu”

Dokter dan perawat itupun meninggalkan ruangan sambil membawa peralatan yang sudah digunakan tadi. Aku turun dari branker dan menyusul keluar.

“Baek Hyun-ah… gwenchana?” Eun Yoo yang pertama kali menyambutku.

Aku berusaha tersenyum di hadapannya dan mengangguk jelas. Ah.. aku tidak tahu harus bagaimana mengambil sikap. Si satu sisi aku sangat bahagia karena Eun Yoo tidak jatuh ke tangan Kai. Tapi di sisi lain, tidak bisa kupungkiri bahwa…aku tidak tahu bagaimana kehidupanku tanpa bola basket?

“aku tidak habis pikir dengan keputusanmu” Chan Yeol hyung mengulangi kalimat itu untuk kesekian kalinya

“maafkan aku hyung, tapi tidak ada pilihan lain yang lebih baik”balasku

“tapi… hya! Bagaimana nasib tim kita tanpamu? Tanpa kapten tim? Turnamen akan berlangsung 1 bulan lagi, dan kau keluar dari tim, itu musibah namanya”

“masih ada kau hyung, kau bisa kembali pada posisimu sebagai kapten”

“tetap saja… tim tanpa seorang penyerang kuat sepertimu tetap akan pincang”

Aku tertawa pilu “aku tidak sekuat yang kau kira selama ini, aku rasa Kai lebih pantas untuk posisi itu. Kalian sudah melihat hasilnya kan?”

“Baek Hyun-ah, itu__” Chan Yeol hyung hendak melanjutkan kalimatnya, tapi kulihat D.O menahannya

Aku menoleh pada Eun Yoo “kau pulanglah dulu dengan Chan Yeol hyung, kau pasti sangat lelah, sudah hampir malam”

“tapi kau?”

“aku masih ada urusan sedikit, administrasinya juga belum di urus, sekalian menebus obat ini”

“aku akan menemanimu”

Aku memegang pipi Eun Yoo dengan tangan kiriku “tidak perlu, aku akan menemuimu lagi besok, aku juga sedikit lelah”

Eun Yoo tampak cemas, ekspresi wajahnya masih menyiratkan kalau dia tidak ingin meninggalkanku.

“aku baik-baik saja, percayalah”ucapku berusaha tersenyum seperti biasa

“Eun Yoo-ah, sudahlah. Baek Hyun butuh waktu untuk sendiri dulu”tambah Chan Yeol hyung yang sepertinya sangat mengerti keadaanku.

“arasso…” Eun Yoo menatapku pasrah, kemudian dia memelukku sangat erat, dan meredamkan wajahnya di dadaku “selama ini aku tahu kalau kau mencintaiku, tapi aku tidak pernah berpikir bahwa cintamu bahkan sebesar itu. Baek Hyun-ah…. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, dan aku bersumpah tidak akan membuatmu terluka karena diriku lagi”

Hatiku berdesir mendengar pernyataan Eun Yoo. Aku balas memeluknya “jangan bicara yang aneh-aneh. Aku memang terluka karena tidak bisa lagi melanjutkan impianku”

Eun Yoo tersentak, ia meregangkan pelukannya dan menatapku kaget.

“tapi hanya sebatas itu Eun Yoo-ah, karena kalau saja Kai betul-betul tidak memberikan pilihan itu. Dan harus melepaskanmu, aku tidak hanya akan terluka, tapi aku akan mati”tuturku tulus

Sekalil lagi air mata Eun Yoo berderai tanpa henti. “saranghaeyo Baek Hyun-ah, jeongmal sarangheayo…”

“nado… jadi pulanglah, dan bersitirahat. Masih ada hari esok yang harus kita lewati bersama”

Eun Yoo mengangguk kemudian melepaskan pelukan kami. Chan Yeol hyung menghampiriku dan menepuk pundakku “gomawo Baek Hyun-ah, tidak salah aku menganggapmu seperti adik sendiri”

Aku mengangguk “cheonmaneyo hyung”

D.O juga menepuk pundakku “bersabarlah, aku yakin pasti ada jalan lain”

Aku tersenyum “gomawo”

Dan mereka bertiga pun pergi.

Aku berbalik, naik ke lantai 2 rumah sakit mencari kamar 203 tempat Se Hun di rawat. Setidaknya ada satu orang yang bisa menjadi tempatku berbagi.

“Baek Hyun-ah?” sambut Se Hun  saat aku masuk ke kamarnya. Kaki dan tangannya masih di gips, tapi kali ini dia sudahbisa berjalan dengan bantuan tongkat

“Se Hun-ah, bagaimana keadaanmu”tanyaku basa-basi, aku duduk di sofa panjang yang berada di dekat tempat tidur Se Hun

Se Hun ikut duduk di dekatku, aku membantunya dan meletakkan tongkatnya di atas meja “yah sudah cukup membaik, kau lihat aku sudah bisa berjalan” Se Hun tersenyum, kemudian terkejut begitu melihat tangan kananku “Baek Hyun-ah, kenapa dengan tanganmu?”

“oh ini, hanya kecelakaan kecil”

“lalu bagaimana kau akan memegang bola basket dengan tangan seperti itu? Bukankah akan ada turnamen besar dalam waktu dekat ini?”

Oh Tuhan, kuatkan aku “aku tidak akan memegang bola baket lagi”

Se Hun  terkejut “wae? Apa dokter juga memvonismu untuk vacum dalam waktu yang lama?”

Aku mengangkat tangan kananku,dan memperhatikan perban yang melilit di sana “ini terlalu sepele untuk menghalangiku bermain basket, lagipula ini akan sembuh dalam sebulan.”

“lalu, apa ada alasan lain?”

“aku sudah berjanji untuk tidak memgang bola basket lagi seumur hidupku”

“MWOOO????????????”

Akupun menceritakan semua kejadiannya dari A-Z pada  Se Hun, dan hatiku cukup lega karena Se Hun memang pendengar yang baik.

“ah… katakan saja aku bodoh dalam hal percintaan, tapi Baek Hyun-ah, aku tidak habis pikir, bisa-bisanya kau melepas impianmu hanya untuk seorang yeoja” begitu respon Se Hun  saat aku menyelesaikan ceritaku

“kita tidak membicarakan yeoja lain Se Hun-ah, yang kumaksud adaah Eun Yoo”

“aku tahu, dan seluruh dunia juga tahu Eun Yoo adalah kekasihmu, tapi Baek Hyun-ah… realistislah sedikit. Hubunganmu dengan Eun Yoo masih ada kemungkinan untuk putus, sementara impianmu untuk menjadi atlit profesional sudah ada di depan mata, tinggal bagaimana kau memanfaatkan kemampuanmu itu”

Aku terdiam, bukan membenarkan perkataan Se Hun , aku hanya merenung

“dengar,… aku tahu Eun Yoo itu cantik, tapi masih banyak yeoja yang jauh lebih cantik yang bertebaran di luar sana, Eun Yoo memang baik, tapi aku yakin masih banyak yang lebih baik darinya, dia penyayang tapi masih banyak yang lebih penyayang di luar sana. Oke, dia mencintaimu, tapi apa kau tahu ada puluhan yeoja yang menawarkan cinta padamu melebihi Eun Yoo”

Aku mengangkat wajah menatap Se Hun  “walaupun yeoja cantik, baik, penyayang, dan mencintaiku sepenuh hati itu ada ribuan di luar sana, tapi tetap saja di mataku hanya ada satu Eun Yoo, dan hanya Eun Yoo yang kucintai”

Se Hun menghela nafas “tetap saja ini tidak sebanding. Kau tidak hanya vacum dalam basket, tapi berhenti untuk seumur hidup. Ah… itu gila namanya. Sama saja kalau kau kehilangan kedua tanganmu”

“aku tahu itu”

“makanya pikirkanlah sekali lagi. Kau masih bisa mendapatkan pengganti Eun Yoo, tapi tidak dengan Basket, kau tidak mungkin beralih menjadi pemain bola kaki atau badminton kan?”

Aku tersenyum “aku memang terluka dengan hal ini Se Hun-ah, tapi aku akan lebih menyesal lagi kalau saja aku harus melepaskan Eun Yoo. Mengenai hubungan kami putus atau tidak suatu saat nanti, itu adalah urusan belakang, yang jelas aku tetap bisa memilikinya sekarang, sampai kedepannya nanti”

Lagi-lagi Se Hun menghela nafas, kali ini terkesan mengeluh “terserah kau saja sobat, aku menghargai setiap keputusanmu, karena aku mengenalmu”

“gomawo”

Hari berikutnya tiba. Aku sudah belajar menerima kehidupanku tanpa bola basket. Aku sudah meminta pelayan rumahku untuk menggudangkan semua benda-benda yang berkaitan dengan basket. Memang sangat sulit, karena aku sudah tidak bisa lagi berolah raga subuh-subuh dengan mendrible bola basket di lapangan belakang rumahku, yah, appa memang sengaja menyediakan lapangan itu untukku berlatih basket, awalnya hanya sekedar iseng, tapi lama-lama justru terbiasa, dan bisa dibilang kebiasan itu sudah menjadi bagian dari hidupku.

Astaga… kenapa aku mempermasalahkannya lagi. Lupakan… mulai hari ini aku akan menjalani kehidupan tanpa bola basket.

Saat tiba di dalam kelas semua mata memandangku. Aku tidak heran, berita itu pasti sudah menyebar ke seantero sekolah, tapi aku tidak peduli.

“selamat pagi Eun Yoo-ah, bagaimana tidurmu?” sapaku pada Eun Yoo yang sudah datang lebih awal

“pagi Hyunie-ah, tidurku nyenyak”jawab Eun Yoo dengan senyum yang terkesan dipaksakan

“bohong, kenapa matamu bengkak”

“ini… ah karena aku telat bangun” Eun Yoo menyeringai, aku melihatnya justru aneh.

“bersikaplah biasa Eun Yoo-ah, aku sungguh baik-baik saja, percayalah”

Eun Yoo tertunduk, entah kenapa aku melihat dia seolah menanggung beban berton-ton. Aku mengusap puncak kepalanya.

“kalau aku kehilanganmu, itu justru akan menjadi masalah besar. Arajjhi?”

Eun Yoo menghela nafas “nae… arayo”

“jadi lupakan masalah itu, kalau kau bersikap seperti ini terus sama saja kau memaksaku mengingatnya”

Eun Yoo mengangguk pelan.

Kai melintas, dia baru datang. Tidak bisa kupungkiri, kami masih perang dingin, tapi merasa seperti banci saja kalau membenci Kai karena aku kalah darinya. Aku cukup lega, Kai juga memegang kata-katanya, dia tidak mengganggu Eun Yoo lagi, tidak meliriknya diam-diam, dan tidak melakukan apapaun untuk membuat Eun Yoo merasa terganggu. Yah, karena aku memilih pilihan lain yang ia berikan, aku rasa itu setimpal.

Bel istirahat berbunyi. Sonsengnim sudah keluar.

panggilan ditujukan kepada seluruh pemain tim basket sekolah, agar berkumpul di lapangan GOR” suara pak pelatih tersedengar di speaker koridor kelas.

Aku spontan berdiri, hendak pamit pada Eun Yoo. Tapi begitu melihat wajah Eun Yoo yang tegang, aku jadi sadar. Yah… aku bukan lagi pemain basket sekolah. Bisa kulihat D.O menatapku dengan tidak tega. Tidak seperti biasa, ia pergi begitu saja tanpa mengajakku. Kai juga pergi begitu saja. yah… memang hanya D.O dan Kai lah pemain basket tim inti di kelasku, aku sudah tidak termasuk.

“ayo kita ke kantin Eun Yoo-ah”ajakku agar tidak terkesan aneh

“ah… nae”

“Baek Hyun-ah, kenapa kau tidak ikut Kai dan D.O ke GOR?” tegur sulli teman kelasku

Aku sempat melihat Eun Yoo tertunduk dengan penuh rasa bersalah.

“tanganku cedera, jadi tidak bisa bermain basket lagi.”tegasku sambil memperlihatkan tangan kananku

“hm… arasso, aku kira rumor itu benar” Sulli berlalu begitu saja bersama temannya yang lain. Aku sudah tidak terkejut lagi dengan rumor yang ia maksud. Lupakan saja, tidak penting!

“kau tahu Eun Yoo-ah, eommaku menyuapiku saat makan, karena tangan kananku tidak bisa memegang sumpit dan sendok” ucapku sambil tertawa. Kami sedang makan di kantin sekolah

“eommamu sudah pulang? Bukannya dia Jepang minggu lalu”

“nae… saat pulang dari rumah sakit kemarin, eomma sudah ada. Appa sendiri masih di Jepang, huh… bagus lah, appa tidak melihat kondisi tanganku seperti ini”

“lalu apa tanggapan omoni tentang cedera yang kau alami?”

Aku tertawa lagi “eomma tidak bertanya, rasa paniknya lebih besar dari apapun, dia bahkan ingin mengajakku ke dokter padahal aku baru saja pulang dari rumah sakit”

“eommamu sangat menyayangimu yah”

“hm… hanya aku anak yang ia punya, tidak heran sikapnya seperti itu”

Aku tersentak begitu sekelompok siswi kelas 3 mendatangi meja yang kami tempati.

“Baek Hyun-shii… apa betul kau telah berhenti dari dunia basket?” tanya salah satu dari mereka

“ada apa ini? Kenapa kalian datang beramai-ramai?” tanyaku jelas kebingungan

“kami adalah kelompok yang tidak terima kalau kau berhenti bermain basket”jawab mereka lagi

“aku sedang cedera, makanya tidak bisa main”aku masih berusaha menjawab dengan sabar

“tapi tidak begitu yang kami dengar”

“nae… kenapa kau lebih memilih Eun Yoo-shii dari pada bakatmu dalam basket?”

“hei.. dari mana kalian mendengar itu semua?” aku jadi tidak enak melihat Eun Yoo dipersalahkan

“dari sumber yang terpercaya, jadi benar? Kau taruhan dengan Kai? Kau kalah dan diberi pilihan oleh Kai antara Eun Yoo dan cita-citamu sendiri?”

Aku terdiam. Juga gelagapan karena Eun Yoo tertunduk

“kenapa kau keluar dari tim hanya untuk seorang yeoja? Sekolah kita membutuhkanmu untuk turnament besar nanti”

“jangan konyol, pemain basket di sekolah ini bukan hanya aku. Lagipula sudah ada Kai”aku tetap bersabar meluruskan semuanya

“ck… Eun Yoo-shii, kenapa kau seegois itu, sungguh tega kau sebagai kekasih Baek Hyun kalau kau membiarkannya mengubur impiannya”

“Hya… ini bukan salah Eun Yoo” bentakku tidak terima

“secara tidak langsung seperti itu”

“cukup!, aku sudah tidak ingin dengar. Aku jadi semakin benci pada basket kalau tahu akan ada kejadian seperti ini” aku menarik tangan Eun Yoo dan pergi menjauh. Aku tidak ingin melihat Eun Yoo dijadikan pihak yang bersalah.

Author POV

2 minggu yang sulit berlalu, masih ada hari-hari sulit yang menanti di depan. Beberapa kali Eun Yoo digencet oleh orang-orang yang tidak dikenalnya, tentu saja orang berbeda dengan permasalahan yang sama, yaitu keluarnya Baek Hyun dari tim basket sekolah.

“Eun Yoo-shii, jadi kau sudah merasa di atas langit sekarang?” tanya seorang siswi yang menghampiri Eun Yoo di toilet cewek. Satu-satunya tempat di mana Baek Hyun tidak akan bersamanya

“apa maksudmu?” Eun Yoo sebenarnya paham, tapi jelas dia ingin memastikan

“kau sudah membuat Baek Hyun mengemis di hadapan Kai hanya agar kau kembali padanya. Kau sudah merasa bangga?”

Eun Yoo menahan sabar “itu bukan hal yang pantas dibanggakan. Kau tidak akan paham seberapa berat beban yang kutanggung sekarang”

“yah… dan itu sudah membuatmu merasa sebagai yeoja yang paling beruntung di dunia ini karena telah membuat kekasihmu memelas di hadapan namja lain”

“kau…”

“Eun Yoo-shii, kalau kau punya hati berhentilah menjadi yeoja yang egois. Apa kau tidak melihat segalau apa Baek Hyun yang memaksa dirinya untuk tidak melintasi GOR? Sepusing apa dirinya saat materi olahraga adalah permainan basket sementara dia tidak bisa memegang bola basket? Kau pasti adalah orang yang paling paham sekuat apa keinginan Baek Hyun utntuk bisa kembali ke lapangan sambil mendrible bola?”

Eun Yoo terdiam, ini adaah perkataan yang sering dia dengar, dan ia merasa tertampar berkali-kali setiap kalimat itu menghampiri telinganya.

“lalu aku harus apa?” jerit Eun Yoo tak tertahankan

“akar permasalahannya adalah kau sendiri, jadi kaulah yang paling tahu pasti bagaimana cara agar Kai meminta Baek Hyun kembali ke tim”

Eun Yoo tersentak, “kau sudah gila” lalu ia bergegas pergi meninggalkan toilet dan menemui Baek Hyun di kantin. Langkahnya terhenti begitu menangkap pemandangan yang menyedihkan. Baek Hyun menatap keluar jendela, melihat ke bawah, tepatnya di lapangan depan GOR sekolah, anak-anak tim basket sedang pemanasan dengan berlalri keliling lapangan sebelum masuk ke GOR. Eun Yoo miris melihatnya. Bagaimanapun Baek Hyun berusaha menyembunyikan keinginannya untuk kembali bermain basket, tetap saja itu akan terlihat dengan sangat jelas dari matanya. Tatapan matanya itu seolah ingin berteriak AKU INGIN KEMBALI BERMAIN!!!!

 

Berita itu sudah bukan rahasia umum lagi. Semua orang sudah tahu awal mula ceritanya hingga Baek Hyun memutuskan untuk berhenti dari tim basket. Bahkan hal tersebut sudah sampai di telinga pak pelatih. Awalnya pelatih menerima alasan vacumnya Baek Hyun dari tim karena cedera tangan yang agak parah, tapi terakhir, kabar itu sampai juga di telinganya. Dia sudah menasehati Baek Hyun berkali-kali, tapi tetap saja Baek Hyun tetap pada pendiriannya. Kai juga semakin bertingkah, ia bilang 2 pilihan itu masih berlaku. Eun Yoo atau basket, kalau Baek Hyun ingin kembali, maka lepaskan Eun Yoo. Itu membuat Chan Yeol yang sempat memmintanya jadi emosi sendiri, padahal tengah latihan basket. Kalau saja Su Ho tidak menghalanginya, Chan Yeol pasti sudah menghajar Kai sejak kemarin-kemarin.

“sehebat apapun kau sebagai penyerang, tim ini tetap saja pincang tanpa Baek Hyun. Penguasaanmu di lapangan sebelah kanan memang sangat bagus, tapi setelahnya lawan pasti akan membaca dengan mudah, kalau saja Se Hun juga ada, masalah dalam tim bisa sedikit teratasi, karena dia bisa menutupinya di kiri, tapi Se Hun  tidak bisa bermain basket karena harus istirahat selama setahun penuh” begitu penuturan Chan Yeol saat menggurui Kai

“lalu apa maumu? Kau ingin Baek Hyun yang menguasai lapangan kiri dan kanan kembali? Apa Aku harus meminta Baek Hyun kembali ke tim? Begitu?” tanya Kai merasa tidak senang

“tim semakin hebat saat kau masuk Kai… tapi sejak Baek Hyun keluar, tim jadi kacau. Kita sama saja seperti anak ayam kehilangan induk. Baek Hyun adalah kapten tim”

“kalau yang kau permasalahkan adalah kapten tim, itu gampang saja, kau bisa menunjuk siapapun sebagai kapten”

Chan Yeol mengelus dada mencoba bersabar “tapi tetap tidak ada yang sebaik Baek Hyun dalam menggerakkan tim”

“kenapa kau tidak mempercayakannya saja padaku?”

“kau? Sebagai kapten tim? Sementara seluruh anggota tidak senang padamu? Bagaimana mereka mau menurutimu?”

Kai menatap Chan Yeol tajam “baiklah… katakan pada Baek Hyun dia boleh kembali, tapi dengan satu syarat… lepaskan Eun Yoo”

Chan Yeol berdecak berkali-kali “kenapa harus Eun Yoo? Apa kau tidak bisa cari yeoja lain? Kau lebih tenar dari siapapun di sekolah ini, bahkan keluarnya Baek Hyun dari tim semua orang juga tahu kalau itu ulahmu, tapi tidak ada seorangpun yang menyalahkanmu. Banyak yeoja yang berkeliaran mengejarmu, kau tinggal pilih, tapi kenapa harus Eun Yoo? Kenapa harus kekasihnya Baek Hyun? Kenapa harus adikku?”

Kai tertawa tipis “karena yang kusukai itu adalah Eun Yoo, adikmu. Bukan mereka”

“kau…” Chan Yeol sudah bersiap menyerang Kai tapi Su Ho buru-buru menahannya.

“Chan Yeol-ah… sudahlah, Kai dan Baek Hyun masing-masing memegang janji yang sudah mereka sepakati. Kalau kau menyuruh salah satu dari mereka membatalkannya, sama saja kau meminta mereka membuang harga diri mereka” tegur Su Ho, seolah memberi arahan

“persetan dengan harga diri” Chan Yeol membanting bola basket yang sejak tadi ia pegang, kemudian keluar dari lapangan

“Chan Yeol-ah, kau mau kemana?” tanya pak pelatih

“kepala saya pusing pak, saya pulang duluan” pamitnya sebelum benar-benar pergi.

Minggu sore, Baek Hyun mengajak Eun Yoo jalan-jalan ke Taman hiburan. Ia bilang ada wahana baru, lebih ekstrim dari pada roller coaster. Dan saat mereka berdua mencobanya, wahana itu sukses membuat Eun Yoo muntah-muntah.

“gwenchana?” tanya Baek Hyun sembari memijiti tengkuk Eun Yoo. Mereka memilih duduk di bangku kayu dekat air mancur setelah turun dari wahan gila itu.

“nae…” Eun Yoo mengangguk “berjanjilah untuk tidak mengajakku lagi naik wahana itu”

“Baek Hyun tertawa “mianhe… aku tidak menyangka, wahan itu akan berputar, membuat orang pusing saja”

“kali ini kumaafkan. Ayo kita naik wahana lain”

“oke”

Eun Yoo menggamit lengan Baek Hyun, berjalan beriringan mengitari Taman hiburan, mencari permainan yang mengasyikkan. Banyak pasang mata yang menatap iri pada mereka, namjanya keren, yeojanya cantik, sungguh pasangan sempurna.

“hei pasangan muda, cobalah permainan ini” seru seorang penjaga stand permainan

“permainan apa?” tanya Eun Yoo. Tapi matanya membelalak begitu melihat isi stand itu. Ada bola basket berjejer, dan beberapa ring basket yang bergerak. Ia ingin mengajak Baek Hyun pergi sebelum Baek Hyun melihatnya, tapi sial… Baek Hyun justru menatap nanar bola basket yang bertumpuk itu

“permainan basket. Dilihat dari postur tubuh namjachingumu, aku yakin dia pemain basket. Cobalah, hadiah pertama adalah kalung pasangan”

Eun Yoo tidak bisa berkata apa-apa. Mana mungkin dia tega mengatakan bahwa namjachingunya sudah berhenti memegang bola basket.

“cwesonghamnida, tanganku sedang cedera” Baek Hyun memperlihatkan tangan kanannya yang masih diperban, walau traksinya sudah dilepas

“oh… maaf, aku tidak melihatnya tadi. Kapan-kapan kembalilah, aku akan menyimpan kalung ini untuk kalian”

Baek Hyun hanya tersenyum. Tapi Eun Yoo tahu jelas, itu adaah senyum yang dipaksakan. Mereka pun pergi.

Eun Yoo berusaha agar Baek Hyun melupakan kejadian itu. Ia mencari akal agar pikiran Baek Hyun teralih.

“Baek Hyun-ah, aku mau es krim” pinta Eun Yoo dengan manja

“bukankah akhir-akhir ini tenggorokanmu sakit? Tidak boleh”tolak Baek Hyun

Eun Yoo merasa lega, karena Baek Hyun sudah kembali seperti biasa “kalau begitu gulali”

“itu akan membuatmu batuk, tenggorokanmu akan semakin parah”

“kalau begitu sekalian saja aku tidak makan apa-apa agar tidak ada apapun yang masuk ke tenggorokanku”

Baek Hyun tertawa melihat Eun Yoo ngambek “arasso… arasso, tapi sedikit saja yah”

“nae” Eun Yoo melompat girang

Mereka pun menghampiri stand yang menjual gulali

Baek Hyun membeli satu saja dan menyerahkannya pada Eun Yoo. Jelas saja Eun Yoo kegirangan, seperti anak kecil yang dibelikan permen.

Eun Yoo mulai menikmati permen angin itu, kemudian menawarkannya pada Baek Hyun.

“bagaimana cara memakan ini? Wajahku bisa penuh gulali”tolak Baek Hyun

“hm… kau mau disuapi lagi?” elie mencolek gulali itu dengan jari telunjuk, menyisakan gumpalan kecil di ujung jarinya “buka mulutmu”

Baek Hyun menurut. Eun Yoo menyuapkan gulali itu ke mulut Baek Hyun dengan memasukkan jarinya.

Dug…

Eun Yoo tersentak kaget. Baek Hyun mengemut jari Eun Yoo seperti permen. Dan itu sungguh tindakan yang seduktif, membuat wajah Eun Yoo panas.

“wah… langsung meleleh di lidah” begitu respon Baek Hyun seolah baru pertama kali memakan gulali

Eun Yoo keheranan melihat sikap santai dan tenang Baek Hyun sementara dirinya sendiri panas dingin.

“Eun Yoo-ah… kenapa kau berhenti. Aku mau lagi”

Eun Yoo terkaget lagi. ya Tuhan, jantungku pasti akan copot kalau melakukannya berkali-kali_lirihnya dalam hati “ng… makan saja sendiri” Eun Yoo menyerahkan batang gulali itu pada Baek Hyun

“dasar pelit” Baek Hyun menerimanya. Mengamatinya sejenak dan mencari bagian yang bisa langsung di comot. Alhasil, setelah berhasil menggigit bagian ujungnya, gulali itu sukses menempel di dagu Baek Hyun

Eun Yoo menetawainya “payah”

Baek Hyun mengembalikan batang gulali itu pada Eun Yoo “kalau begitu tunjukkan cara memakannya”

Eun Yoo masih tertawa, ia pun mencomot bagian pangkal gulali itu.

“HAHAHAHAHAHA… kau bahkan lebih payah, lihat wajahmu seperti kakek-kakek saja”ledek Baek Hyun saat melihat ada segumpal gulali yang menempel di dagu Eun Yoo.

Eun Yoo kesal, hendak mengusap dagunya, tapi Baek Hyun lebih dulu menangkap tangannya “waeyo?” tanya Eun Yoo kesal “kau suka melihatku seperti kakek-kakek?”

Baek Hyun tersenyum, sangat manis, dan menenangkan. Di bawah cahaya bulan wajah Baek Hyun semakin bersinar. Dan Eun Yoo tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. “bukan seperti itu caranya” lirih Baek Hyun.

“lalu?” toh Eun Yoo memberanikan diri bertanya.

detik selanjutnya, secara lembut Baek Hyun menarik tangan Eun Yoo yang digenggamnya, membuat yeoja itu terhempas ke dada Baek Hyun, mereka berhadapan sangat dekat. Eun Yoo membelalak, terlebih ketika tangan kanan Baek Hyun yang diperban menyentuh tengkuknya,.

Baek Hyun menundukkan wajah ke arah Eun Yoo, semuanya sambil tersenyum. Dengan lembut ia mengemut gumpalan gulali yang menempel di dagu Eun Yoo. Eun Yoo seperti tersengat listrik saking terkejutnya. Ia bisa merasakan hangatnya bibir dan lidah Baek Hyun yang tertancap di dagunya. Orang-orang yang melintas bahkan mengira kalau kedua orang itu sedang berciuman.

Baek Hyun melepaskan kulumannya dan menatap Eun Yoo dengan mata jahilnya “hm… rasanya lebih manis” ucapnya sambil menjilati sisa gulali yang menempel di bibirnya

Eun Yoo mengerjap-ngerjapkan mata. apa yang baru saja dilakukan Baek Hyun terhadapnya? Otaknya belum bisa mencerna dengan baik peristiwa barusan.

“Hya! Kenapa kau diam?” tegur Baek Hyun.

Eun Yoo mengguncang-guncangkan kepalanya berusaha kembali ke alam nyata “hya… apa itu barusan?”balasnya

“hanya membersihkan dagumu”

“tapi cara itu…”

“kenapa?”

neomu yaeyo, too perverted” Eun Yoo meninju lengan Baek Hyun

Anehnya, Baek Hyun hanya tertawa “anggap saja itu balasan karena kau kabur setelah mencium pipiku”

“jadi kau masih memikirkannya?”

“kenapa aku tidak boleh memikirkannya? Itu pertama kalinya kau menciumku”

Eun Yoo jadi malas sendiri. Kenapa kesannya seperti dia yang paling menginginkan hal seperti itu.

“ayo kita pulang, sudah malam”ajak Baek Hyun

Eun Yoo tersenyum. Setidaknya satu hari bermesraan bersama Baek Hyun bisa menghapus seratus hari hari sulit yang ia lewati.

Baek Hyun-ah, saat waktunya tiba, giliranku membalasmu. Aku akan membuatmu mengecup bibirku, bukan dagu, kening, ataupun pipiku_lirih Eun Yoo dalam hati

Tak jauh dari mereka, seseorang berdiri dalam diam, mengamati dalam kehancuran hati.

Kai…

Kai melihat kejadian itu, kejadian di mana Baek Hyun mencium Eun Yoo di depan umum. Tanpa ia sadari matanya basah, dan setetes air mata jatuh membasahi pipinya, diikuti tetesan berikutnya. Ia tidak tahu kenapa hatinya sesakit itu saat melihat hal itu. Sekarang ia baru bisa mengerti, kenapa Baek Hyun rela melepas cita-citanya demi bisa bersama Eun Yoo, karena saat bersama Eun Yoo, Baek Hyun terlihat sangat bahagia. Kai bahkan bertaruh pada dirinya sendiri, kalau saja saat itu ia berada di posisi Baek Hyun, ia juga pasti mengambil keputusan yang sama.

Yaitu memilih Eun Yoo!

TBC…

komen..komen…komen…

37 respons untuk ‘[FF] Love is… (part 3)

  1. Aghhh Poor Bakhyun…
    Alamak kasian juga si EunYoo..
    Si Kai Kasihan ngak yah ?? Kasian aja sudah..
    itu sekolah muridnya ajaib-ajaib yah ckckckck beraninya di Toilet huh…

    Sehun cepat sembuh … #Lol

    Ini mengharukan, menguras air mata dan ingus
    #maklumlagipilek
    Hikzz.. Hikzz srott
    #lapingusdibajuChanyeol

  2. baekkie oppa keren bgt >.<
    4 jempol skalian buat tndkan oppa ku ini…
    Bruntung bgt yg jadi eunyoo… Ak mau jdnya…

  3. GOTCHA.!seorang Kai nangis.??aku sih seneng klo km jadi ma eun yoo, tp caramu itu yg salah sayangku…pd akhirnya pst km yg tersakiti…mending mikirin aku aja Kai.!!hihi….
    itu sehunnie sok bijak bgt sih minta ditimpuk deh. Pdhl dia sendiri klo disuruh milih pasti milig Luhan #loh
    sperti biasa nih authornya seneng bgt bikin cerita yg sulit direka2….aku mah sbg reader cuma bisa berspekulasi doankk…haha
    LANJOT DOLO AHH THOR.!!!

  4. Mmmmmm….. Mau gulali’y.. Tapi kai yg ngambl d dagu,hahhaha
    Kai bisa sakit jg pas liat kejadian itu.. Kaya abis jatoh dri gedung kali ya liat org yg d suka mesra2an…

    Kya’y kai bakal penasaran terus tuh sampe bsa dptin cnta’y.
    Jgn smpe eun yoo malahan mohon k kai biar pcrnya kmbali k dunia basket…

    Kerennn ffnya thor.aku lanjut part ya penasaran apa yg bakal kai lakuin slanjutnya

  5. baekhyun kenapa haruss milih gak akan megang bola basket lagii??!! tapi salut sama bacon beneran milih untk mengubur impiannya demi sama eunyoo>,<
    di chapter ini eunyoo sama bacon selangkah lbh maju wkwk.. tapi kpn eunyoo dpt first kiss nyaa?? gereget sm bacon yg lambat u,u
    kkamjongg kenapa tegaa dn kejam bangett sh masih bnyk yeoja lain yg bisa disukai selain eunyoo!! jangan ganggu hubungan mereka!! thor chapter 3 keren keren!!

  6. Ya Tuhan Baeki bener2 berkorban demi yeojachingu nya yah, kenapa sih si KKamjong jahat bgt huhhh…..sebel bgt,, untung si Hyun mau mempertahankan cinta mereka ber2 kalo ga aduh sedih bgt ……hiks bener2 deh gregetan mana gaboleh main basket lagi si hyun nya lagi mau jadi apa hyun sama impiannya coba hfttt,, KKamjong jahat

  7. hiks…hiks… aku beneran terharu thorr… pengorbanan baekhyun TT.TT
    benar benar geregetan sama kai tetep teguh aja sama 2 pilihannya untuk baekhyun
    kasian baekhyun thorr.. harus ninggalin basket T.T tapi demi cinta nya untuk eun yoo
    ini bner bner so sweet thorr… fell nya dapet bgt
    terus baekhyun kenapa gag dicium bibir aja gitu kan pasti lebih manis thorr.. hahaha #yadong
    semoga eun yoo sama baekhyun bisa bersama terus amin…
    tetap fighting ya thorr.. ^^

  8. AAAAAAA
    *tabok kai
    *tabok kai
    *tabok kai
    >,<

    bener2 dah, chapter ini bikin es teler. .
    #eh
    esm0si maksudnyaaa
    #nyiaahahahaha

    tapi,,
    sumpah aq tersentuh pake buangeeettt ama baekhyun.
    sungguh2 pacar yg perfect luar dalem.
    beruntung banget itu si eun yoo. .
    #envy

    e0nni makan apah, ampe bisa bikin epep2 yg daebak gini??
    uhuhuhu. . .
    #peyuk e0nni

  9. Chanyeollie.. benar-benar jadi seorang kakak.. hmm *imagining*

    Hadduuh.. Kai itu kayaknya punya banyak mata-mata deh.. Dimana ada Eun Yoo, pasti Kai juga disitu.. sampe2 buntuti mereka ke taman hiburan..

    Kai nangis waktu liat Eun Yoo sama Baekkie ciuman? hh.. sebenanrnya Kai itu dingin atau gimana sih? aku bingung.. Apa emang cowok kayak gitu kalo liat cewek yang disukainya bersama orang lain? Sampe nangis gitu…?

  10. *tendang kai ke alaska* ngeliat baekhyun terluka hati ku sakit T.T walopun itu cuma ff doang -_- seperti biasa feels’e dapat bgt thor. Di chap ini emosi, gregetan mulu hedeh!!

    Eunyoo aku iri pada mu~ baekhyun begitu sangat mencintai mu…tapi tertekan juga sih jd eunyoo di salahn mulu chchch yg sabar aja deh buat kalian berdua..:D

  11. Thor…thor.. Gw nangisT__T kapan yaa gitu di indo ada cowo kek bekyunT_T tu suho do ngapain nahan si yeol sgala.. Kan enak kalo si yeol ngabisin(?) si kaitem, hepi ending deh(?) /plak/ gw serem maza ngebayangin tgn bekyun penuh darah:& betewe gewees cadel! XD gw kalo di posisi eunyoo juga bakal ngerasa bersalah begetebegeteT-T kip ceterong eaps’-‘)9

    Daebak lah! Lanjot!!~

  12. Yah kai emang pinter bkin emosi baeki.,itu kai pnya cdangan bnyak ya koq tenang2 aja wkt dihajar ama baeki..huh dasar kai

    waduh baeki gara2 wanita qm rela jd pngemis d dpn kai..mana hrga drimu..ckckck emang cinta membutakan sgalanya..
    Whaa moment jilatin gulali…sumpah manis bgt,jd byangin dri sndri..wkwk
    next aja deh.,

  13. Hikss kasian baekki ..aduhh jadi makin pengen jambakin bulu kakinya kai deh *emangbisa??
    Kaaai kamu tuuhh , aku lemparin k empang biar d kerubutin ikan lele baru tau rasa kamu yaa *jitakpalakai
    atau minta krisyeol buat ngbakar kamu aja ya biar tambah gosong xixixi ..sadarlah wahai kai yang imut2 digigit semut , sadarlahhhhh *kai: bau woy !! *garukpala *nundukmalu

    yang sabar yoo baekki , chanyeol juga yang sabar yoo , thehun juga yang sabar yoo orang sabar disayang sooman loh *jiaaa
    baekyoo hwaiting !! Smoga kalian tak trpisahkan ..baekyeol i love u ,, tao i love u *emangadatao??

  14. Bacon ku kalo marah serem ya -_-
    Aku bener bener ganyangka bacon perannya kayak gini. so manly brow~~
    andai aku jadi eunyoo…… /pray/
    chanyeol…….no comment. perannya dia cocok sama dia.
    kai……….jonginitempesek kamu jahat. pokoknya nanti malem kamu gadapet jatah! *loh* /digaplokkyungsoo/

  15. T.T
    baekhyun……
    You are so..so..so..amazing…..
    Kren bnget….
    Kai kok jahat bnget, jd sebel sma khamjong yg stu ne

    oke dink, crita nya suka keren beud… Blum ketebak gmna jlan cerita slnjutnya….
    Jhangg….lanjutkan(?)
    hehe….. ^^
    pyonggg~

  16. Assaaaa part 3 jg cetaaaar membahana.. Author daebak :3
    Aaaa kaaiii kejamnya dirimu *ketjup kai *plak
    Haduh itu adegan baekie berlutut bkin nyesek, terharu bgt liat baekie yaampun salut deh ama baekie ч̲̮̲̅͡ğ tulus bgt cintanya ama eunyoo mpe rela berkorban kae gtu. Eunyoo beruntung bgt bkin envy deh..
    Nah lo kai, baru tau kn knp baekie ampe bs berbuat kae gtu.. Kai sih slma ini gªκ̣̇ paham makna mencintai.. Moga2 kai mau intropeksi diri ya (halah).. Kaenya part dpan bkal ª∂a̲̅ sesuatu ч̲̮̲̅͡ğ lbh seru ni..
    Lets go to next part..

  17. Kyaaaaaa!!!!! Kasian banget baekhyun oppa….
    Gregetan pas bacanya, si kai lama-lama jadi ngeselin
    Tapi knp partnya sehun dikit banget #nangis-nangis, padahal biasku di exo k itu sehun… tapi gak papa deh karena digantiin sama baekhyun+jong in….
    Baekhyun oppa yang semangat yaa… hwaiting!!!

  18. aigooo pukpuk baekkie chagiyaaa… Uuuhh sampe nangis pas adegan berlutut ituu.. Sebegitu membela eun yoo di depan kai.. Baekhyunnie heeennnggg…

    Ini beneran kan eun yoo bakalan sama baekkie sampe akhir.. Jangan pisahin merekaaaa T____T

  19. aigooo pukpuk baekkie chagiyaaa… Uuuhh sampe nangis pas adegan berlutut ituu.. Sebegitu membela eun yoo di depan kai.. Baekhyunnie heeennnggg…

    Ini beneran kan eun yoo bakalan sama baekkie sampe akhir.. Jangan pisahin merekaaaa T____T

  20. Kalo diliat baekhyun lawan kai. Agak timpang deh. Satunya imut, satunya keren. Duel basket bikin deg degan. Aku bayangin kai udah seperti monster. Kenapa harus rebutan cewek coba. Aku aja nggak usah pake rebutan kkk -______________-
    Kalo aku jadi eun yoo, udah gue cekik itu kai. Bwahaha. Sayangnya aku bukan eun yoo 😀
    Duh, endingnya kasian kai ngegalau kekekeke~

  21. doh pas tanding basket antara kai sama baekhyun kukira baekhyun yang menang
    taunya dia kalah dan kai yang menang
    kasian banget tangan baekhyun sampe berdarah gitu T_T

  22. Ih kai banyak tingkah, makin nyebelin nih. Tapi kai cocok sih jadi peran antagonis. Kasian baekhyun gak bisa main basket lagi. *pelukbaekhyun *puk puk. Semoga si kai cepet insyaf tuh biar gak ngerebutin eun yoo lagi dr baekhyun

  23. Uuuuuhhhhh, pengen peluk baekkkkkk.
    Sweet banget si nak. . . .
    Eunyoo beruntung banget dicintai 2 namja ganteng.
    Kai nyeblin nih.
    Aku kira kai cuma terobsesi sama eunyoo ternyata dia bener-bener mencintai eunyoo.#poor kai.
    Lagian ngapain si lu da di taman bermain.
    Sini come to mommy
    #hugkai

  24. sebenernya rada naik pitam(?) ama si kai_-_ tapi pas liat dia ceritanya nangis jadi…hng kasian(?)

  25. Sumpah keren ß⌣ªª⌣ªªÑgêt baekhyun ,mau dong Ğώ Ɣªήğ jd yeoja Πўǟ Κaƪ☺ digituin,,,,К̲̣̣̥ίк̲̣̣̥ί:Dк̲̣̣̥ίк̲̣̣̥ί:Dк̲̣̣̥ίк̲̣̣̥ί:Dк̲̣̣̥ίк̲̣̣̥ί:D;)…,kirain mereka bnrn ciuman

Tinggalkan Balasan ke avi Batalkan balasan