[ FF ] ANOTHER CHANCE [PART 8]


FANFICTION

Tittle : Another Chance [PART 8]

Author : AyouLeonForever

Cover pic/poster edited by : AyouLeonForever

Genre: Romance, Angst, Tragedy, Suspense

Length: Chaptered / Series Fic

Rating: PG15, T

Main Cast:

*Do Kyung Soo

*Lee Hana

 Kim Joon Myun

*Wu Yi Fan/Kris

*Park Min Yeong

Other Cast: Find them by your self :p

Disclaimer: All off the cast(s) belong to his/her self, parents, agency, and GOD

Copyright: The story and OC belong to me!No Copy paste without permissions!

warning: Typo(s) every where

PART 8

 

Setelah memarkir mobil agak tersembunyi di antara gang sempit dan remang itu, *Ia berjalan mengendap-endap menuju sebuah bangunan tua sebagai tempat pertemuan selanjutnya. *ia begitu waspada, sampai tidak ingin mengambil resiko melakukan pertemuan rahasia itu di tempat yang sama untuk kedua kalinya.

Tidak perlu berlama-lama, karena pria yang ingin ia temui sudah menunggu di depan gedung. Pria itu membuang puntung rokoknya dan menatap sang *tamu dengan senyum licik yang mengambang.

lakukan secepatnyaucapnya.

santailah, aku lebih handal dalam masalah ini dibandingkan siapapun. Berapa tawaranmu? Maksudku… kita sedang membahas nyawa seseorang, kau jelas tau sebesar apa resikonya

arasso… aku sudah menyiapkannya. 10 kali lipat dari sebelumya

Mata pria itu melebar, sudut bibirnya mencuat ke atas, menandakan ia puas dengan tawaran itu itulah kenapa aku lebih suka bekerja sama denganmu, kau sudah cukup handal dalam bernegosiasi

*ia melemparkan sebuah amplop berisi uang kepada pria itu itu sepertiganya, anggap saja uang muka. Lakukan apa saja semaumu, asal bersih dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Karena kalau sampai kau tertangkap, aku tidak mau menerima resiko

Pria itu tertawa lebar tenanglah, kau bukan sekali dua kali bekerja sama denganku kan? Mereka tidak akan menyangka bahwa kau lah dalangnya

hm… arasso

dan lagi, aku baru pertama kali melihatmu setegang ini

*ia merapatkan mantel hitamnya, membetulkan kacamata dan topinya karena ini beda dari sebelumnya. Sebentar lagi kita akan menyaksikan satu nyawa lenyap dari bumi ini *ia tersenyum, sangat licik. Dan itu ia lakukan sambil meneteskan air matanya.

Kyung Soo POV

Lee Hana… Lee Hana… Lee Hana…

Nama itu terus berputar-putar di benakku. Berulang-ulang. Dan itu bertahap, mulai dari saat pertama kami bertemu sampai pada kejadian petang tadi di apartementnya.

Lee Hana yang bersikap seperti manusia salju di hadapan orang lain, siapa yang menyangka di hadapanku dia akan berubah menjadi pribadi yang sangat hangat. Aku berani menjamin, Hana yang sebenarnya adalah Hana yang itu… saat bersamaku. Hangat, tegas, dan… membuatku tidak berhenti memikirkannya walau jarak antara tempatku dan tempatnya hanya di batasi oleh beberapa lapis tembok dan udara.

Maksudku… ini sudah hampir subuh tapi aku tidak juga bisa memejamkan mataku. Lagipula Lee Hana… kenapa dia tidak membiarkanku menambah sedikit durasinya?.

Lihat bagaimana tadi Hana hampir membuatku gila.

Kyung Soo-ya… chakkaman…itu ucapan Hana saat ia menghentikan ciumanku yang sudah menjalar ke dagu dan lehernya. Aku bahkan baru sadar kalau aku mendesak punggung Hana hingga merapat ke sisi pintu.

Aku menatapnya kesal, nafasku sudah memburu dan… Hana-ya…keluhku.

tidak boleh lebih dari ini…Hana juga masih berusaha mengatur nafas.

Aku mengeluh lagi, melepaskan rengkuhanku dari pinggang Hana. Tidak boleh lebih dari ini? Lebih dari apa? Aku bahkan tidak tahu kami sudah sampai mana.

pulang lah, bukankah kau ingin minum obat?

mmp… ne

Hana berbalik, membuka pintu depan apartementnya, mempersilakanku keluar kembalilah malam ini

Ng?

Hana gelagapan, aku juga ikut gelagapan. Ini pasti masih pengaruh ciuman tadi sampai atmosfernya seperti ini. maksudku, kembalilah untuk makan malam

ah ne, arasso aku tersenyum kikuk, kemudian mulai melangkahkan kakiku keluar dari pintu. memangnya apa yang kupikirkan tentang kenapa Hana menyuruhku kembali ke apartementnya malam ini?

Kyung Soo-ya seru Hana saat aku sudah meninggalkan apartementnya.

Aku menoleh dan.

Hanya sepersekian detik, Hana mengecup bibirku sejenak, tersenyum rikuh dan malu-malu kemudian berlari kecil kembali ke apartementnya dan menutup pintunya dengan sedikit bantingan.

Hana punya cara itu. Untuk meyakinkanku bahwa tadi itu tidak apa-apa, dia tidak apa-apa. Dan hal itu membuatku tertawa sendiri seperti orang gila Lee Hana… my first… my only ONE…lain kali aku tidak akan mengampunimu

Akh… sudah berapa kali aku membayangkan hal itu. Yang biasanya aku hanya bisa mengira-ngira, bahkan berimajinasi sendiri mengenai sepotong adengan bagaimana aku dan Hana berciuman. Sekarang… untuk apa berimajinasi kalau aku sudah punya memori sendiri tentang hal itu, dan untuk apa aku mengenangnya terus kalau Hana sendiri tidak keberatan aku menciumnya.

Dan kenapa aku tidak berpikir seperti itu sejak tadi? Maksudku, yang membuatku tidak bisa tidur adalah tentang kejadian tadi sore. Hanya yang tadi sore, karena malamnya betul-betul tidak ada apa-apa, hanya makan malam di rumah Hana, mengobrol canggung dan pulang lebih awal (padahal aku berharap akan ada lanjutan dari ciuman tadi). Kembali lagi, aku tidak bisa tidur karena memikirkan ciuman itu, seharusnya aku tidak terlalu memikirkannya sampai seperti ini. karena ini hanya permulaan, melihat respon Hana yang seperti itu, aku yakin masih akan ada kesempatan setelah ini.

Aku tertawa lagi untuk kesekian kalinya. Lee Hana, kau sukses membuatku betul-betul mirip orang gila.

~***~

Aku sengaja bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap-siap (padahal tidurku hanya 3 jam). Aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa pagi ini aku harus terlihat seperfect mungkin sebelum Hana datang menyiapkan sarapan.

Aku mengenakan kemeja kesayanganku, jeans baru, juga jacket termahal yang kupunya. Rambutku sedikit kurapikan, berhubung aku sudah memotongnya cukup pendek bulan lalu, model spike juga lumayan keren.

TING…. TONG…

Ah, Hana pasti sudah datang.

Aku menatap bayangan ku sekali lagi di depan cermin “Do Kyung Soo, pernahkah kau mengatakan ini? kau sangat tampan”. Setelahnya dengan sedikit berlari aku bergegas menuju ruang depan “ah tunggu, parfum…” aku kembali ke kamar, dan memakai cologne dengan merek yang cukup tenar dan populer di kalangan remaja zaman ini. “perfect”

Aku mengatur nafas. Berdiri di depan pintu dengan cukup tegang. Aneh, aku akan bertemu Hana tapi perasaanku seperti akan bertemu dengan Ratu Inggris.

Kupasang senyum termanisku, perlahan membuka kunci pintu dan memutar kenopnya “Good Morn_____”sambutanku terpotong.

Ah sial… bukan Hana.

“Su Ho-ya, apa yang kau lakukan pagi-pagi di depan apartementku???”bentakku kesal.

Su Ho menatapku dengan kening berkerut, dan kurasa aku tidak perlu bertanya kenapa Su Ho menatapku seperti itu mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki “kau mau kemana? Bukankah ulang tahun Min Yeong masih beberapa hari lagi? Dan juga acaranya malam, bukan pagi-pagi”Su Ho mengendus-endus pakaianku “Wooaaah… berapa botol parfum yang kau habiskan??”

Aku berdecak kesal “bisa aku tahu alasan kenapa kau datang?”

Su Ho tertawa “aku bosan masakan di rumah, boleh aku menumpang untuk sarapan? Hana masak apa hari ini?”Su Ho menyerobot masuk.

“hya… hya… Hana hanya memasak untukku”

Su Ho menghempaskan duduknya di sofa ruang tamuku, bertingkah layaknya bos “jangan pelit. Kau ini seperti kacang yang lupa akan kulitnya”

Aku hanya bisa menghela nafas kesal. Kalau orang ini bukan sahabatku, sudah kuusir sejak tadi. “mau minum apa?”

“apa saja, asal hangat. Di luar benar-benar dingin”

“hya… kenapa kau tetap di situ? Ikut denganku ke belakang, kau pikir aku pembantu?”

Su Ho tertawa terbahak-bahak kemudian beranjak dari duduknya, merangkul pundakku dan mengikuti langkahku menuju dapur.

Menit berikutnya Hana baru datang. “eh Su Ho-shii, sejak kapan kau di sini?” tanya Hana, sepertinya sangat exited kalau ada Su Ho.

“baru saja. Aku bilang pada Kyung Soo kalau aku ingin menumpang sarapan di sini, tapi dia melarangku”

Aku jelas tidak terima dengan fitnah itu “Hya,… kalau aku melarangmu, sudah sejak tadi kusuruh kau angkat kaki dari tempat ini”

Su Ho tertawa lagi “bercanda… kau ini mudah sekali marah, percuma kau berpenampilan keren pagi ini kalau kerjamu hanya marah-marah saja”

Aku mendengus kesal “who care

“benar juga, kau ada acara pagi ini Kyung Soo-ya? Mau ke mana?” tanya Hana ikut-ikutan. Sebenarnya apa yang salah dengan penampilanku pagi ini? apa sedikit berlebihan.

“ke kampus, dan jangan bertanya lagi. Aku lapar”

“sensitif sekali. Arasso, kau tuggulah di meja makan”

“Hana-shii, aku bantu” tawar Su Ho bertepatan saat aku sudah duduk manis dan menunggu di meja makan.

“ah tidak perlu, nanti pakaianmu kotor. Celemeknya hanya satu”

“tidak masalah… aku kan sudah menumpang makan gratis di sini, anggap saja sebagai bayarannya”

“Su Ho-ya” tegurku membuat Su Ho menoleh, Hana juga ikut-ikut menoleh “aku tidak mau menerima resiko keracunan makanan, jadi berhentilah bersikap seolah kau pandai memasak”

Su Ho tertawa lagi “hya, aku tidak akan memasak dengan tanganku sendiri, aku hanya akan membantu Hana menyiapkan bahannya, mencuci sayuran misalnya. Jadi berhentilah protes, appa dan eomma sedang menyiapkan sarapan untukmu”

Aku membelalak “MWO… MWORAGOYO??? APPA… EOMMA???”

Su Ho semakin tertawa, sepertinya dia senang sekali mengerjaiku. Parahnya Hana ikut senyam-senyum sendiri.

Dan terpaksa aku harus menahan dongkol saat dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan dua orang itu berkolaborasi di dapurku. Aku juga harus sabar untuk tidak menggebrak meja saat Su Ho akan bersikap seolah sangat dekat dengan Hana, seperti pemandangan di depanku ini.

“Hana-shii, aku sudah mengupas wortelnya, potongannya seperti apa?”

Dan Hana akan meninggalkan sejenak tumisannya menghampiri Su Ho, mengambil pisau dari tangannya “potong kecil seperti ini, dan begini… ah saat memotongnya, kau harus hati-hati dengan jarimu” Hana kembali menyerahkan pisau itu pada Su Ho setelah ‘sahabat’ ku itu mengangguk tanda paham.

Aku tidak bisa menyangkalnya, pemandangan yang kutangkap ini betul-betul seperti yang dikatakan Su Ho. Mereka berdua seperti eomma dan appa ku yang bekerja sama menyiapkan sarapan untukku. Bagus… sangat bagus. Sekarang siapa yang menjadi kekasih Hana di sini????

“Hana-ya, aku haus..”seruku

“bukankah kau punya tangan? Dispensernya hanya 3 langkah dari tempatmu”balasnya masih sibuk berkutat dengan masakannya.

Kejam! Sungguh berbanding 180 derajat dengan Hana yang berciuman denganku kemarin sore. Kemana sikap manja-manja nya itu? Kemana?

“Aaaauuwww” keluh Su Ho.

Dan lihat bagaimana Hana terkejut dan segera menghampirinya “waeyo?”

“ah ini… jariku teriris”

Sialan… dan lihat pemandangan itu, aku seperti tengah menonton sepotong adegan drama romantis. Bagaimana pemeran wanita terlihat panik, menyambar kotak tissue, mengambilnya beberapa lembar dan menempelkannya di jari pemeran pria.

“bukankah sudah kubilang hati-hati?” ucap Hana dengan intonasi lembut. Bisa bayangkan kalau yang jarinya teriris itu aku. Dia pasti akan mengatakan ini. kau ini bagaimana? Sudah kubilang hati-hati, hal jorok apalagi yang kau pikirkan sampai kau tidak konsentrasi seperti ini?.

kejam.!

“mian, aku payah”balas Su Ho tak kalah lembut. Aku hendak muntah menyaksikan adegan ini.

“Hana-ya, masakanmu hampir hangus”sindirku.

“ah iya, tolong Kyung Soo-ya”

Ha? Apa dia bilang barusan? Tolong? Oh… Bagus… sangat bagus. sekarang aku sebagai pemeran pembantu ikut ke dalam adegan itu, bagaimana aku harus menyelamatkan masakan Hana yang hampir hangus.

Lihat bagaimana cekatannya Hana mengambil kotak P3K, mengolesi luka di jari Su Ho dengan obat antiseptik, dan membalutnya dengan plester luka.“duduklah Su Ho-shii, biar aku dan Kyung Soo yang memasak”

“aduh, ujung-ujungnya aku justru merepotkan”

“tidak juga, kau sudah sangat banyak membantu. Aku hanya tinggal mancampur semuanya”

Bohong… membantu apanya? Mencuci sayur, mengupas wortel, memotong-motongnya (itupun tidak selesai karena jarinya teriris), hei… aku juga bisa melakukannya bahkan dengan mata tertutup.

Dan lihatlah diriku, percuma aku berpenampilan sekeren ini karena ujung-ujungnya aku tetap harus berkutat dengan minyak, bumbu dan segala jenisnya yang sudah pasti akan terciprat ke pakaianku.

Hana berdiri di sebelahku, memiringkan kepala dan menatapku “kau tidak enak badan?”

“aku baik-baik saja”jawabku pendek. Aku masih sibuk menyelesaikan masakan yang ditinggal Hana. Masa bodoh dengan minyak yang terciprat kemana-mana.

“kenapa wajahmu mendung sekali?”tanya Hana lagi.

“mungkin sebentar lagi akan turun hujan salju, mungkin juga badai salju”

“jadi moodmu tergantung cuaca juga? Aku baru tahu”

Aku mengeluh dalam hati. Ini seperti menyaksikan kenyataan yang berbanding terbalik dengan harapan. Aku bahkan sedikit ragu apa kejadian kemarin itu benar-benar nyata, bisa jadi aku hanya bermimpi.

“Kyung Soo-ya…”

Aku tidak menoleh, tidak ingin menoleh.

“Kyung Soo-ya…”

Aku tetap menyibukkan diri mengaduk masakan ini.

“KYUNG SOO-YA!”

“wae… wae…wae…” aku jengah juga dan akhirnya menoleh “aku tidak tuli, jadi berhenti berteriak”

Sialnya, Hana menyambutku dengan senyuman manisnya, dan siapapun pasti tau bahwa senyuman Hana itu sangat langka, bisa jadi juga Hana akan tersenyum hanya di hadapanku. “mianhae…yo

Lihat gerakan bibir Hana yang terpajang penuh kenyataan hanya beberapa sentimeter dariku. Dan apa yang dipakai Hana itu? Kenapa bibirnya mengkilap? Ah benar… lip balm. Dan apakah aku masih bisa marah kalau sikapnya sudah menggemaskan seperti ini?

“ara…ara… gwenchana” ucapku, kemudian membelai pipi Hana dengan tangan kiriku.

“WAH… UFO!” pekik Su Ho membuat aku dan Hana terkaget dan membetulkan posisi masing-masing.

Sial, aku lupa kalau namja itu masih ada di sini.

“mana?” tanyaku berlagak tertarik.

“ah bukan UFO, aku salah lihat” Su Ho memicingkan matanya, menatap keluar jendela, kemudian menoleh ke arahku “itu hanya sebuah gambar di banner yang terpajang di ujung jalan itu”lanjutnya sambil tertawa girang.

Su Ho-ya…. tunggu pembalasanku.

Suasana sarapan pagi itu sebenarnya akan lebih sempurna, andai saja tamu yang tidak diundang ini tidak mendominasi obrolan. Lihat bagaimana antusiasnya dia membahas festival akhir tahun bersama Hana, tanpa dijelaskanpun aku juga tahu bahwa Su Ho berperan banyak dalam festival itu. Yang merusak pandanganku sekarang adalah, Hana sampai setertarik itu meladeninya.

“aku sudah menemukan replika lukisan monalisa yang berukuran besar, nanti akan kuminta seksi dekorasi untuk memajangnya di tempat yang menjadi pusat perhatian”

“ah monalisa… Leonardo Da Vinci…”

“Bingo”

“eh, kau tidak memakai auditorium nantinya?”

“tidak, ini festival skala besar. Semua jurusan akan ikut. Lagi pula pekarangan Universitas kita sangat luas, panggung utama akan kuletakkan di depan gedung fakultas seni”

“wah… aku sudah tidak sabar ingin menyaksikannya, masih beberapa bulan lagi kan?”

Su Ho mengangguk. “kau tidak ingin berpartisipasi?”

“ah… aku bisa apa? Melukis saja aku sudah bersyukur mendapatkan nilai A satu kali. Menyanyi, kau mau membunuhku? Berbicara di depan orang banyak saja aku sudah merasa akan mati berdiri, apalagi menyanyi. Menari? Oh, pertunjukan pasti akan kacau. Musik? Um… satu-satunya alat musik yang bisa kumainkan hanya piano, itupun tidak begitu baik, hanya bagian chorus dan aku lemah pada melodi akustik. Aku jadi penonton saja”

“aah sayang sekali” kemudian Su Ho menoleh padaku “bagaimana denganmu Kyung Soo-ya, di kelas vocal, kau cukup tenar dibandingkan siapapun, bahkan Mahasiswa jurusan khusus, bagaimana kalau___”

“suaraku agak serak, tidak bisa bernyanyi”tolakku cepat-cepat.

“hey, bukan sekarang. Akhir tahun, bisa jadi awal musim semi karena menurut ramalan cuaca, musim dingin akan berakhir lebih cepat tahun ini”

“kenapa tidak kau undang saja mahasiswa jurusan khusus? Kim Jong Dae misalnya, dia lebih handal dalam tekhnik olah vocal”

“oh itu, iya dia sudah setuju untuk berpartisipasi, maksudku… mau kau kemanakan bakatmu itu kalau hanya kau simpan begitu saja”

“nanti kupikirkan. Masih banyak yang harus kuselesaikan tahun ini”

“kapan-kapan akan kutagih”

“ne… ne…”

“aku juga ingin mendengar Kyung Soo bernyanyi. Aku tidak ikut kelas vocal sejak tahun pertama, makanya aku tidak tahu kalau Kyung Soo punya bakat di bidang itu”Hana menambahi. Apalagi ini?

“sekedar info Hana-shii, kau akan semakin jatuh cinta padanya kalau mendengar dia bernyanyi”lanjut Su Ho. “beruntung aku adalah seorang namja, kalau tidak…”

Aku langsung melirik Su Ho dengan tajam “kalau tidak… kenapa?”

“tidak apa-apa, hanya pengandaian” dan Su Ho akhirnya tertawa. Hana juga ikut tertawa kecil. Sabar… sabar.

Ada sepotong adegan lagi yang membuatku membelalak. Su Ho tertawa terlalu girang, membuatnya tanpa sadar menjatuhkan sendoknya ke lantai. Hana yang duduk di sebelahnya membantunya memungut sendok itu bertepatan saat Su Ho melakukan hal yang sama.

Aku sontak berdiri, memastikan tidak terjadi apa-apa saat mereka serempak menunduk ke bawah meja. Benturan tidak sengaja misalnya, yang menyebabkan ciuman tidak sengaja, tapi beruntung itu sama sekali tidak terjadi, membuatku cukup tenang.

“Hana-shii?” Su Ho membetulkan posisi duduknya.

Hana meletakkan sendok yang di pungutnya tadi ke atas meja “waeyo Su Ho-shii”

“itu…” Su Ho menunjuk ke arah Hana “kenapa dengan lehermu?”

“leherku?”

“saat kau menggeser syalmu turun, aku melihat ada bercak merah kebiruan di lehermu, apa itu memar?”

Uhuk…. aku tersedak. Ini tidak main-main, aku betul-betul tersedak. Segera kusambar segelas air dan meneguknya cepat-cepat.

“ah ini…” Hana melirikku, dan aku sendiri gelagapan “digigit serangga”jawab Hana.

Mwo? Jadi Hana pikir aku adalah serangga???

“sudah kau obati?”

Dan kenapa pula Su Ho se-ppabo itu? Apa selama ini dia tidak belum melihat kissmark di leher? Bohong besar.

“ah ini tidak apa-apa, nanti juga hilang sendiri. Tidak perlu diobati”elak Hana.

“sampai kebiruan begitu”

“ini tidak apa-apa. Percayalah”

Su Ho ini pura-pura bersikap ppabo atau benar-benar ppabo? Apa karena yeoja ini adalah Hana, yeoja yang dulunya sangat takut berhadapan dengan namja. Jadi Su Ho tidak terpikir bahwa bercak yang ada di leher Hana itu sebenarnya bukanlah memar, tapi…

Tunggu… sebenarnya seheboh apa aku mencium Hana kemarin sampai bisa meninggalkan kissmark itu.. “uhuk..”

Su Ho dan Hana sontak menoleh padaku. Kupikir kenapa…

“Kyung Soo-ya, kau mimisan lagi”seru Hana panik.

Perfect… kenapa belakangan ini setiap aku berpikir ke arah ‘itu’, tubuhku langsung merespon dengan mimisan? Bagaimana kalau Hana menyadarinya? Kalau pikiranku cukup vulgar akhir-akhir ini “ah ini… cu… cuaca___”

“ne… ne, cuaca sangat dingin” Hana segera menghampiriku, dan membantuku menyeka darah yang menetes dari hidungku “kau kurang istirahat?”

Ah kebetulan sekali, aku memang hanya tidur 3 jam, ini bisa kujadikan alasan “hum, sepertinya begitu”

Hana mengeluh “kau jangan keseringan begadang Kyung Soo-ya”Hana menyentuh pipiku, menuntunku menatap wajahnya yang terlihat sangat mencemaskanku. Benar… inilah Hana ku, yeojaku.

Sedikit tidak enak aku melirik ke arah Su Ho, sebenarnya untuk ingin memperlihatkan padanya bahwa Hana lebih mencemaskanku saat aku terluka dibandingkan dirinya. Tapi ada sesuatu yang aneh yang tertangkap oleh mataku.

Jarak kursiku dan Su Ho tidak begitu jauh, tapi dia tidak menyadari bahwa aku sedang meliriknya. Bukan hanya itu… bukan itu yang terpenting. Tapi… fokus pandangan Su Ho hingga ia tidak menyadari bahwa aku meliriknya adalah…

Hana!

Su Ho menatap wajah Hana yang masih sibuk menyeka darah di hidungku. Aku jelas tidak mempermasalahkannya, hanya saja… aku tidak sebodoh itu untuk tidak bisa membedakan mana tatapan biasa dan mana tatapan…. sendu….

Dan itulah intinya. Itulah pokok permasalahannya…

Kenapa Su Ho menatap Hana sesendu itu????

Sampai ketika aku pura-pura terbatuk, dan Su Ho terkejut, itulah pembenaran bahwa Su Ho berkutat dengan pikirannya sendiri saat menatap Hana. Dan aku akan semakin tidak mengerti saat tanpa sengaja pandangan kami bertemu, dan dia akan tersenyum padaku. Tipis dan… aku tidak tahu bagaimana membahasakannya.

Aku ingin membuat sebuah kesimpulan, tapi aku takut. Sangat takut. Su Ho adalah sahabatku sejak lama, jadi tidak mungkin dia….

Menyukai…. Hana????

Tidak… tidak… tidak mungkin!

Ah sudahlah, ini hanya perasaanku saja. Aku sudah cukup menerima kenyataan bahwa hubungan dekatku dengan Kris hyung retak karena cinta segitiga ini. dan aku tidak ingin mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya… kalaupun itu harus terjadi, dan keadaannya memaksa… kuharap bukan Su Ho orangnya!

~***~

Tanpa kusadari beberapa hari telah berlalu, sekarang aku tengah duduk di sebelah Hana, memandang tidak serius ke depan saat Kris hyung membawakan mata kuliahnya. Satu hal yang membuatku takjub dan tidak bisa menyangkalnya sedikitpun. Alasan kenapa dulu aku mengagumi Kris hyung adalah karena dia adalah namja yang sangat bertanggung jawab. Maksudku, selain aku, Hana, dan mungkin juga Su Ho, tidak ada yang tahu bahwa namja yang tengah berdiri tegap membawakan materi kuliah dengan suara lantang di depan ini adalah seorang namja yang baru saja patah hati.

“Do Kyung Soo-hakseng, bisa kau jawab soal nomor 3?”

Hana menyikut lenganku. Membuatku tersentak “ha?”

“cukup mengherankan, kudengar dari Miss Ahn, kau termasuk salah satu mahasiswa favoritnya selain karena pronunciation mu bisa masuk hitungan, kudengar kau juga sangat teladan di dalam kelas. Tapi kenapa saat kelasku berlangsung kau sama sekali tidak memperhatikan?”

Kris hyung sialan… “mian… eh, cwesonghamnida… Son… Sonseng-nim” lidahku terasa kelu berbicara seformal itu dengannya.

“jadi bisa kau jawab soal nomor 3? Terjemahkan kalimat ini ke dalam bahasa Inggris”Kris hyung melipat tangan di dada, menantangku. Ini seperti seekor Godzilla yang menantang seekor ayam bertarung. Menantangku dalam hal yang paling dia kuasai… bahasa Inggris. Jelas saja aku kalah telak, bukan tanpa alasan dia terangkat menjadi dosen di sini padahal dia baru saja lulus dari perguruan tinggi. Coba dia menantangku dalam hal yang lebih kukuasai. Bernyanyi misalnya, aku pasti bisa dengan percaya dirinya mengangkat wajah dan membalas tantangannya.

Hana tanpa kentara menyodorkan buku catatannya ke depanku. Aku hanya baik dalam tekhnik pengucapan saja, mengenai menyusun kalimat dan sebagainya, aku tidak begitu handal. “If by chance, without a reason, Somebody ridicules me behind my back I should be patient, I would wait just for that day” ucapku lantang.

Kris hyung terdiam sejenak. Dia pasti terkejut kenapa aku bisa menjawabnya. “baiklah kita lanjutkan materi. Do Kyung Soo-Hakseng, jangan karena kau bisa, makanya kau menyepelekan kelasku. Perhatikan ke depan dan jangan melamun”

“dwe… Sonseng-nim” balasku. Ah jawabanku benar. Aku menoleh dan mengedipkan sebelah mataku pada Hana. Lee Hana, kau akan mendapatkan hadiahmu nanti, gomawo.

Dibalas anggukan oleh Hana, cukup takjub juga kontak batin kami semakin menguat, apa dia mengerti apa yang baru saja kukirimkan lewat sorotan mataku.

Lagipula, apa maksudnya Kris hyung memintaku mengartikan kalimat nomor 3? Apa ini semacam sindiran? Siapa yang menertawainya di belakang? Apa aku terlihat begitu? Dan apa maksudnya menunggu sampai hari itu tiba. Jangan-jangan Kris hyung menyiapkan rencana buruk.

Hana menyodorkan catatannya lagi. Gooses Dream, Insoni Sunbae-nim.

Oh… lirik lagu rupanya. Kupikir sebuah sindiran. Harusnya aku bisa menyadarinya dari awal.

Kelas Kris hyung usai, dan aku bisa bernafas lega. “gomawo Hana-ya. Tidak kusangka kau cukup menguasai bahasa Inggris”

“hanya basic. Lagipula, bisakah kau tidak terlalu menampakkan ekspresi kesalmu pada Kris oppa saat mata kuliahnya berlangsung? Dia itu dosen, kau bisa habis kalau Kris oppa mengerjaimu”

“mau bagaimana lagi, aku harus waspada, jangan sampai Kris hyung mencuri-curi pandang ke arahmu”

“dan itu tidak terbukti kan? Lihat bagaimana profesionalnya dia mengajar”

“arasso… arasso, jangan bahas dia lagi. Kepalaku pusing”

Hana menghembuskan nafas pelan “sayang sekali ini di dalam kelas”

Aku menoleh “memangnya kenapa?”

“kalau bukan di dalam kelas, aku akan memijitimu, siapa tahu kau akan merasa lebih baik”

Aku tersenyum licik “mau tau cara supaya aku merasa lebih baik?”

Hana mengangkat alis, tampaknya tertarik “apa itu?”

“kau serius akan melakukannya?”

“hum, selama itu masuk akal”

“eh… ada sesuatu di kelopak matamu”

“mana?”Hana memejamkan matanya dan hendak menyentuhnya.

Aku melirik ke segala penjuru, semua orang sibuk dengan urusannya sendiri.

Hanya sedetik, aku bergerak cepat mengecup bibir Hana sejenak membuatnya terlonjak kaget dan membuka mata “Kyung Soo-ya…” pekiknya.

Semua mata langsung tertuju pada kami. Mereka pasti tidak menyangka bahwa seorang Lee Hana bisa berteriak juga dengan suara melengking. Bisa kulihat dia jadi salah tingkah sendiri dan buru-buru membaca buku.

“Kyung Soo-ya, kau akan mati”bisiknya tertahan.

“tidak masalah, selama itu kau” godaku.

“tunggu saja…”

“akan kutunggu. Apartementku, atau apartementmu?”

“Kyung….aaaakkkkhhhh” Hana jadi kesal sendiri. Wajahnya merona. Menyenangkan mengerjainya. “aku mau ke toilet”

“biar kuantar”

“tidak perlu”

Aku mengejar Hana yang berjalan dengan cepat keluar dari kelas, aku bahkan sempat tersandung di salah satu bangku dan hampir terjatuh “Hana-ya tunggu, jangan marah, aku hanya bercanda”

“aku tidak marah, jadi jangan mengikutiku lagi. Aku betul-betul ingin ke toilet”

“ya sudah, aku ke kantin sebentar membeli snack. Jangan kemana-mana setelah itu, langsung ke kelas”

“arasso…. tuan muda”

Aku tertawa, mencubit pipi Hana sejenak kemudian berlari sebelum dia berniat melemparku dengan sepatunya.

~***~

Author POV

*Ia memejamkan matanya, mengutuk apa yang baru saja dilihatnya. Meremukkan kedua tangan dan … saat ia membuka mata, hawa panas langsung menyerang sekujur tubuhnya.

*ia sedikit terkejut saat matanya menangkap sebuah benda yang tergeletak pasrah di lorong pemisah antara bangkunya dengan barisan bangku sebelah. Persis di mana Kyung Soo tadi tersandung. Emosi itu tersulut, dan *ia gunakan waktu yang mendesak itu untuk sekedar memberikan salam perpisahan lebih awal. *Ia memungut benda itu tanpa kentara. Dan meneguhkan hatinya untuk melakukannya secepatnya

kau mau kemana?tanya orang yang tadi mengajaknya mengobrol

toilet

kenapa kau membawa tas?

*ia tersenyum, tak ada yang menyadari bahwa itu adalah senyuman licik.

~***~

Hana baru saja selesai dengan aktivitas kamar mandinya dan hendak kembali ke dalam kelas, tapi dering ponselnya menghentikannya. SMS masuk, dari nomor Kyung Soo “temui aku di balkon atap, ada yang ingin kuberikan, kalau kau tidak datang, kau akan menerima akibatnya

Hana mendengus. Berani-beraninya Kyung Soo mengancam dirinya. “dia pikir hanya dia yang bisa mengancam, arasso kita lihat apa yang bisa kau lakukan”ucapnya seorang diri. Kemudian berbalik arah menaiki tangga yang menuju balkon atap.

Hana mengeluh berkali-kali karena jarak lantai kelasnya dengan balkon atap cukup jauh, dia harus menaiki beberapa anak tangga dan cukup membuat betisnya pegal. “Do Kyung Soo, kau harus membayarnya”omelnya seorang diri. Sampai ketika ia telah tiba di lantai teratas gedung itu, mendorong pintu besi yang memisahkan antara ruangan dalam dengan balkon atap. “Kyung Soo-ya, kau di mana?” seru Hana. Ia berjalan pelan melangkahi beberapa pipa besar. Sampai ia teringat bahwa tempat ini meninggalkan kenangan buruk untuk dirinya. Kejadian  Saat peneror itu menyeretnya ke tempat ini dan hampir menelanjanginya.

Hana buru-buru meraih ponselnya dan mengontak nomor Kyung Soo agar mereka segera meninggalkan tempat itu, karena perasaannya sangat tidak enak.

Nanbeonman nae mameul deuleojwoEvery day every night I am missing you

Hana mendengar nada dering itu tak jauh darinya. Ia menajamkan pendengarannya dan seketika menoleh saat ada derap langkah kaki yang pelan disertai iringan lagu missing you” dari Fly To The Sky itu yang ia tahu sebagai nada dering ponsel Kyung Soo.

Betapa terkejutnya Hana begitu ia sadar sesosok manusia misterius berkostum serba hitam berjalan mendekatinya. “si… siapa kau…” seru Hana ketakutan, ia spontan bergerak mundur saat menyaksikan sosok itu. Betul-betul serba hitam, bahkan secuil kulitnya pun tidak kelihatan, bagaimana tidak, sosok itu mengenakan mantel hitam tebal, syal hitam, topi hitam, masker hitam, sarung tangan hitam dan kacamata hitam. Sosok itu bergerak mendekatinya. Ia mengangkat ponsel yang masih melantunkan lagu itu.

“kenapa ponsel Kyung Soo bisa ada padamu?”tanya Hana tetap bergerak mundur ke belakang dengan waspada.

Sosok misterius itu tidak menjawab, ia melempar ponsel itu ke sembarang arah hingga terbanting ke lantai beton dan akhirnya berhenti berbunyi.

“siapa kau? Sebenarnya apa yang kau mau dariku?”Hana semakin panik, sesekali ia terjatuh karena barisan pipa besar menghalangi langkahnya untuk bergerak mundur dan menghindar.

Sosok itu mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya. Dan betapa terkejutnya Hana karena benda itu adalah sebuah…

Pisau!

Hana menelan ludah, ia berusaha meraih ponselnya tapi sosok misterius itu langsung menodongkan pisaunya ke depan Hana, memerintahkan Hana untuk mengangkat kedua tangannya. Hana semakin ketakutan, situasi yang ia hadapi sekarang tidaklah main-main. Nyawanya betul-betul diincar, dan seharusnya ia waspada sejak awal. Yang menjadi permasalahan adalah, ia tidak menyangka bahwa ponsel Kyung Soo bisa sampai di tangan peneror ini. itulah kesalahannya!

“apa aku punya salah padamu? Kenapa kau begitu dendam padaku sampai kau mengincar nyawaku” entah apa yang dilakukan Hana, ia berusaha sebisa mungkin mengulur waktu agar sosok misterius itu tidak berpikir cepat untuk menikam Hana saat itu juga, berharap bahwa dengan mengulur waktu lebih lama, Kyung Soo atau siapapun bisa menyadari bahwa Hana sedang dalam bahaya sekarang.

Sosok itu semakin mendekat, dan Hana semakin terhenyak begitu kakinya sudah tidak bisa bergerak mundur karena sudah menyentuh tembok pembatas yang sialnya di tempat Hana berdiri tembok itu hanya setinggi lututnya, dan kalau ia masih nekat bergerak mundur, dalam hitungan detik ia akan limbung dan terjun bebas dari atas gedung yang tingginya beberapa puluh meter ke bawah.

Kyung Soo-ya… jeball… selamatkan aku!__lirih Hana dalam hati dengan seluruh perngharapannya.

Sosok itu mulai melayangkan pisaunya ke arah Hana, membuat yeoja itu tersentak, dan itu membuatnya tidak bisa mengimbangi tubuhnya, ia limbung ke belakang, terlebih tidak ada yang menahan punggungnya sementara kedua kakinya tertahan oleh pembatas itu “Kyaaaa….” jeritnya.

Betepatan saat seseorang muncul, menangkap tangan sosok misterius itu dan menghentikan usahanya yang hendak menikam Hana.

Hana yang tadinya limbung, terjatuh keluar tembok pembatas, Sedikit ajaib mantelnya tersangkut pada sebatang besi yang menjuntai keluar di tembok pembatas itu, membuatnya punya kesempatan menjuntaikan kedua tangan ke atas untuk menggapai apa saja sebagai pegangan.

“Kyung Soo-ya…”jerit Hana sambil menangis, bayangan kematian menyambutnya di bawah sana.

Sementara itu, Terjadi pergulatan singkat di sana, Kyung Soo terkejut begitu ia mendengar seruan Hana. Ia melakukan apa saja untuk mengakhiri pergulatan itu, sampai sosok misterius itu terhempas ke lantai dengan pisaunya yang terlempar jauh. Sosok misterius itu berdiri sigap, dan berlari meninggalkan tempat itu.

Kyung Soo tidak berpikir dua kali lagi, ia biarkan saja sosok itu lari karena prioritas utamanya sekarang adalah, menolong Hana. “Hana-ya” seru Kyung Soo sambil meraih kedua tangan Hana dan menariknya ke atas. Tidak ia pedulikan gesekan beton kasar di lengannya. Bahkan jika ia harus menukarnya dengan nyawa sendiri, Hana harus selamat.

Sampai ketika ia berhasil menarik Hana ke atas, ia langsung memeluk yeoja itu.

“Kyung Soo-ya… Kyung Soo-ya” Hana menangis histeris di pelukan Kyung Soo. Kyung Soo tau betul bahwa yeoja ini sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, siapapun akan seperti ini jika nyaris menghadapi kematian. Jangankan orang yang pernah mengalami gangguan psikis, orang normal saja mungkin akan jatuh pingsan setelah ini.

“gwenhcana Hana-ya, gwenchana, aku ada di sini”

“aku takut… aku takut… aku takut” Hana meraung di tengah tangisnya.

“mianhae, aku lengah”Kyung Soo mengeratkan pelukannya.

Hana tidak bersuara lagi, ia hanya menangis di sana.

Kyung Soo mengutuk dirinya berkali-kali. Hana hampir celaka, dan ini sudah lebih dari sekedar teror intimidasi, ini tindak kriminal, percobaan pembunuhan. Dan ketika matanya menangkap sesuatu tak jauh dari tempatnya dan Hana, tempat di mana terjadi pergulatan singkat antara dirinya dengan peneror tadi, tempat di mana peneror itu sempat terjatuh… ia membelalak kaget, tak percaya. Ia meraih benda itu, memperhatikannya dengan seksama dan berharap ini bukan benda yang ia kenal.

Naas… bahkan tidak ada secuilpun dari benda itu yang bisa meyakinkan Kyung Soo bahwa itu bukan milik’nya. Milik orang itu. Ia memejamkan mata, mencoba agar emosinya tidak meledak, terdengar bunyi gemeretak saat ia mengatupkan rahangnya kuat-kuat.

“Hana-ya, Kau bisa berdiri?”tanya Kyung Soo.

Hana menggeleng “aku takut…aku takut, dia pasti masih di sana, dia akan membunuhku”

“tidak akan, selama ada aku di sampingmu… dia tidak akan berani macam-macam” Kyung Soo menggenggam benda itu dengan emosi bergemuruh. Perlahan Kyung Soo menggendong tubuh Hana yang masih gemetar “kubawa kau ke ruang kesehatan”

Hana masih sesenggukan, kemudian mengangguk. Ia mengalungkan lengannya di tengkuk Kyung Soo dan membenamkan wajahnya di dada Kyung Soo, bayangan kematian itu terus menghantuinya, dan hanya ini yang bisa ia lakukan untuk menenangkan diri.

Kyung Soo mulai melangkah meningglkan tempat itu. Baru beberapa meter , ada sebuah benda lagi yang tertangkap matanya. Ponsel miliknya.

“Kyung Soo-ya?”tegur Hana karena merasakan bahwa Kyung Soo berhenti mendadak.

“ponselku…”

“ponsel… Kyung Soo-ya, tadi ponselmu ada padanya”lirih Hana saat ia teringat sesuatu.

“ne, aku baru menyadarinya kalau aku kehilangan benda itu saat aku ingin menelponmu”

“kenapa ponsel itu bisa ada padanya?”

Kyung Soo menelan ludah “tidak ada yang tidak mungkin Hana-ya, bahkan hal yang awalnya kukira mustahil, kini justru itulah yang terjadi”

“apa maksudmu?”

Kyung Soo berjongkok sedikit, memungut ponsel yang tergeletak pasrah dekat pipa besar “akan kujelaskan setelah aku memastikannya sendiri” ucapnya dengan mata menyala.

~***~

Kris dengan paniknya menerobos masuk ke ruang kesehatan kampus. Hanya ada Kyung Soo dan Hana di dalam.

“apa yang terjadi?” tanya Kris panik.

Kyung Soo menoleh “hyung, kutitip Hana sebentar. Tolong jaga dia, jangan biarkan siapapun masuk mengganggu. Entah itu dokter di kampus ini, perawat, atau siapa saja yang bertugas menjaga di tempat ini. jangan biarkan mereka masuk”ucap Kyung Soo datar.

“kau mau kemana?”tanya Kris tidak mengerti. Ini diluar dugaan, awalnya dia sudah bersiap kalau saja Kyung Soo menendangnya keluar.

“ada yang harus kuselesaikan. Dan … Mengenai apa yang terjadi…” Kyung Soo menoleh pada Hana “biar Hana sendiri yang menjelaskannya”

“ng… ne, arasso…”

Kyung Soo mulai bangkit dari duduknya, mengusap puncak kepala Hana sejenak dan menatapnya nanar “ini tamparan besar Hana-ya, tidak kusangka, ini adalah kenyataan yang harus kuhadapi. Terburuk dari yang terburuk”

“Kyung Soo-ya…”

“tetaplah di sini bersama Kris hyung, aku akan kembali setelah semuanya selesai” Kyung Soo menunduk, mengecup kening Hana sejenak kemudian beranjak pergi. Tak lupa ia menepuk pundak Kris “kupercayakan padamu hyung. Maaf merepotkanmu”

“a… aku tidak mengerti tentang masalah yang kalian hadapi ini, tapi… terlepas dari apa yang menimpa kita sebelumnya…. aku bisa menegaskan bahwa… aku masih kakakmu. Jadi percayakanlah padaku”

Kyung Soo menoleh”gomawo hyung”

~***~

Kyung Soo POV

Emosi bergemuruh menuntun langkahku menuju suatu tempat yang aku hapal betul bahwa orang itu pasti di sana. Aku sebenarnya masih menimbang-nimbang, mengenai reaksi apa yang akan aku keluarkan pertama kali saat bertemu orang itu, membentak? Memukul? Menampar? Mengamuk?… molla… aku belum menentukannya. Aku masih berani berharap… masih berani ber-gambling dengan perasaan pribadiku. Bisa jadi ini hanya kebetulan, bisa jadi benda itu memang berada di balkon jauh sebelum musibah tadi terjadi. Semuanya bisa saja terjadi, untuk itu… aku harus memastikannya secara perlahan.

Aku menghentikan langkahku saat tempat yang kutuju sudah berada di depanku. Aku memejamkan mata rapat-rapat, menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri.

Dan saat perlahan aku membuka mata, sebuah papan bertuliskan “RUANG AUDITORIUM” terpampang jelas di depanku. Dengan satu helaan nafas pendek aku pun mendorong pintu itu dan dengan perlahan melangkah masuk ke dalam.

Ruangan ini tampak lengang, hanya ada beberapa mahasiswa yang mengatur kembali kursi karena sepertinya ruangan ini habis dipakai oleh mahasiswa jurusan seni tahun ke empat untuk seminar.

“kau melihat Su Ho?” tanyaku pada seorang mahasiswa yang melintas di sebelahku.

“tidak, dia belum kesini sejak pagi”jawab orang itu kemudian berlalu begitu saja.

Koordinator dan penanggung jawab ruang auditorium dari jurusan seni, absen saat ruangan ini dipergunakan untuk seminar. Apa yang dia lakukan? Oh baiklah. Sosok sehalus dan selembut Su Ho saat merubah wujudnya menjadi sosok berjubah misterius tadi jelas membutuhkan waktu, terlebih dia tidak boleh terlihat oleh siapapun.

“Su Ho-shii, ada yang mencarimu” terdengar suara dari arah belakangku, sepertinya orang tadi.

Dan saat aku menoleh, aku bisa menyaksikan sahabatku yang paling aku percayai di dunia ini masuk ke dalam ruangan sambil memegangi perutnya.

Hatiku semakin sakit, aku ingat kenapa sosok tadi terhempas jatuh ke lantai. Aku memukul perutnya. Su Ho-ya, beri aku bukti bahwa orang itu bukan kau. Kumohon.

“Kyung Soo-ya, waeyo?”tanya Su Ho dengan senyuman khasnya. Tenang dan… ah tidak… kali ini kesan yang tertangkap olehku beda, kali ini tidak menenangkan, tapi seolah merajam habis jantungku.

“dari mana saja? Aku mencarimu” kukumpulkan segenap kekuatanku untuk terliat biasa.

“dari toilet, perutku mulas sekali. Mungkin karena aku sudah terbiasa makan masakan Hana, dan saat tadi pagi aku terpaksa menyantap sarapan di rumah sendiri, lambungku protes” Su Ho tertawa lebar. Dan aku cukup takjub bagaimana sahabatku ini bisa bersikap seperti itu, seolah tidak ada yang terjadi. Terakhir aku sadar siapa dia… dia adalah seorang seniman handal, memahami segala jenis seni, bahkan seni manipulasi ekspresi wajah.

“kenapa kau tidak mampir ke apartementku lagi?”

“tidak akan keburu, kelas Kris… Sonseng bukankah mulai pagi sekali?”

Betul, tidak akan keburu untuk melakukan semua persiapanmu.

“oh ya, kenapa kau mencariku?”tanya Su Ho lagi. Ia melepaskan jacketnya, karena ruangan ini memang cukup hangat.

Mataku jelas langsung tertuju pada tempat di mana benda itu biasanya bergelantungan “um… di mana kalungmu?”

“kalungku?” Su Ho mengerutkan kening.

“yah kalung, yang kau selipkan cincin di dalamnya sebagai liontin, yang biasanya kau pakai”

Su Ho memegang sekitaran leher dan dadanya “oh itu… aku lupa memakainya. Ada di rumah”

Aku kembali meremukkan ke sepuluh jariku. Su Ho-ya, buat aku percaya “bukankah kau sering memakainya? Kenapa bisa pagi ini kau lupa?”

“sudah kubilang tadi pagi aku buru-buru. Dan hei… Bukankah sudah kukatakan padamu dulu jangan membahas tentang cincin ah, maksudku kalung itu di kampus”

“kenapa? Bukankah itu benda penting?”

“tidak sepenting itu, tapi kalau cincinnya hilang, orang tuaku akan membunuhku”

“kenapa?”

“Kyung Soo-ya, kenapa tiba-tiba kau membahas benda itu?”

“jadi yang penting itu cincinnya? Bukan kalungnya?”

“ne… ne… aku memakainya sebagai kalung, karena kalau memakainya di jari akan sangat kelihatan”

“bukankah cincin memang tempatnya di jari?”

“Kyung Soo-ya, tunggu sampai saatnya tiba dan aku akan menjelaskannya. Jadi berhenti membahas cincin itu, dan Sekarang, katakan padaku kenapa kau mencariku?”

Aku menelan ludah yang seperti karang. Su Ho-ya, harusnya kau bisa lebih meyakinkanku, terserah kalau kau bohong atau katakan apa saja agar aku tidak percaya bahwa peneror itu adalah kau… “aku mencarimu memang untuk membahas benda itu”

Su Ho mengerutkan kening “maksudmu?”

“peneror itu beraksi lagi, Hana hampir terbunuh di balkon atap” ucapku datar. Tapi cukup intens hingga membuat Su Ho terkejut bukan main, atau lebih tepatnya pura-pura terkejut.

“Oh God… lalu di mana Hana sekarang? Bagaimana keadaannya? Dia terluka?”Su Ho terlihat panik. Kerja bagus untuk seorang calon aktor.

“dia tidak apa-apa. Dia baik-baik saja. Karena aku datang bertepatan saat peneror itu hampir menikamnya dengan pisau”

Su Ho bergerak mundur ke belakang, mencari tumpuan untuk tubuhnya hingga ia bersandar di atas meja panjang “syukurlah. Lalu kenapa kau meninggalkannya? Bisa jadi peneror itu kembali untuk menyakiti Hana”

Aku menghela nafas pendek “tidak akan… karena Kris hyung sedang bersamanya. Lagipula, aku bisa menjamin peneror itu tidak akan kembali sekarang”

Su Ho tertawa aneh “Kyung Soo-ya… kau membiarkan Hana bersama dengan mantan kekasihnya?”

“setidaknya itu lebih aman dari pada membiarkan peneror itu lebih leluasa berkeliaran”aku menatapnya tajam, mulai merubah intonasi suaraku.

Dan kurasa orang secerdas Su Ho sudah mulai bisa membaca situasi “kau ada petunjuk tentang peneror itu?”

Aku mengangguk “hanya satu petunjuk, tapi sudah bisa menjelaskan siapa orangnya”

Su Ho terkaget “ma… maksudmu kau tahu orangnya? Siapa dia?” Su Ho langsung menyambar jacketnya “ayo kita temui orang itu dan kita seret ke polisi”

Aku menangkap lengan Su Ho, “Su Ho-ya… sudah bukan saatnya lagi menghindar”

Ia menatapku bingung “a… apa maksudmu”

Aku memejamkan mataku, sudah tidak tahan lagi “salah apa Hana padamu?”tanyaku dengan suara bergetar.

“Kyung… Kyung Soo-ya, aku tidak mengerti” Su Ho gelagapan sambil memandangku bingung.

“apa yang pernah dilakukan Hana terhadapmu hingga membuatmu benci bahkan dendam padanya” lanjutku, aku bahkan mulai meneteskan air mata. Ini sungguh memilukan. Sahabatku… orang yang paling kupercayai di dunia ini justru adalah orang yang hendak menikamku dari belakang???

“Kyung Soo-ya, lelucon apa ini?”

“INI BUKAN LELUCON… HANA HAMPIR MATI DAN KAU MASIH MENGANGGAP INI LELUCON???” bentakku mulai kalap.

“dan kenapa kau berteriak seperti itu di depanku? Apa maksud semua ini???”tanya Su Ho sepertinya juga mulai emosi.

“hentikan sampai di situ, hentikan semua kebohonganmu, hanya ada aku di sini, dan kau bisa melepaskan topengmu”lirihku sakit.

“Kyung Soo-ya… kenapa semua ucapanmu mengisyaratkan bahwa akulah peneror itu!!” bentak Su Ho.

Aku terdiam, menatapnya nanar.

Su Ho bergerak mundur, menggeleng beberapa kali seolah tidak percaya “jangan bilang ucapanku tadi benar. Kau… kau menuduhku hendak mencelakai Hana?”

“aku tidak menuduh… hanya memastikan, dan rasanya sakit sekali Su Ho-ya, bahwa kau… sahabatku sendiri ternyata adalah orang yang selama ini kusumpahi berkali-kali agar terbunuh dengan sadis karena telah meneror Hana sekejam ini”

“DO KYUNG SOO…” bentak Su Ho “jaga ucapanmu”suara Su Ho mulai bergetar, dan matanya juga mulai berkaca-kaca. “kau tahu…  di dunia ini, orang yang paling tidak ingin kulihat terluka adalah kau…”

Aku memalingkan wajah. Su Ho mulai memainkan sandiwaranya lagi.

“bahkan jika aku harus mengubur dalam-dalam perasaanku sendiri agar kau tidak terluka, semuanya akan kulakukan Kyung Soo-ya…”tambahnya lagi.

“jadi dengan melenyapkan Hana, kau pikir aku tidak akan terluka? Begitu prinsipmu?”

BUGH..

Su Ho memukul wajahku, dan ini sudah yang kedua kalinya sepanjang pertemanan kami “APA MASUK AKAL BAGIMU KALAU AKU MEMBUNUH YEOJA YANG KUCINTAI?????” bentaknya mendarah daging.

Dan ini bahkan lebih mengejutkan dari apa yang kuperkirakan sebelumnya “m…mwo???”

Ia memejamkan matanya menjambak rambutnya sendiri “lihat apa yang telah kau lakukan… aku harus mengatakan hal yang seharusnya kusembunyikan selamanya…”

“kau…. mencintai… Hana????”tanyaku masih berusaha memastikan.

Su Ho menatapku, marah. “dwe… dwe… dwe…. jauh sebelum kau menyadari keberadaannya. Aku mencintainya sejak lama… dan yang kulakukan sampai saat ini adalah… mencintainya dalam diam!”

Tidak mungkin… ini adalah hal terkonyol yang pernah kudengar “lalu kenapa kau diam saja saat kau tahu bahwa aku menyukai Hana, saat aku hanya sebatas menyukainya kenapa kau tidak lebih dulu mengatakannya? Bukankah saat itu kau tahu tentang Hana lebih banyak dariku? Lalu kenapa kau membiarkanku mendekatinya? Wae…???”

Su Ho menatapku sendu “percayakah kau sekarang dengan pernyataanku sebelumnya? Bahwa di dunia ini, satu-satunya orang yang tidak ingin kulihat terluka adalah kau! Dengan mengakui perasaanku pada Hana di saat kau sudah tergila-gila padanya, apa yang akan terjadi? Ha? Melihatmu baru pertama kali jatuh cinta, bagaimana mungkin aku tega membuatmu patah hati di saat yang sama. Tidak masalah kalau yang membuatmu patah hati adalah Hana sendiri, tapi kalau orang yang menyebabkannya adalah aku…” Su Ho menggeleng “itu tidak akan mungkin”

Lihatlah diriku, berdiri mematung dengan kebimbangan luar biasa. Menatap Su Ho dengan penuh ketercengangan. Siapapun tampar aku keras-keras, sadarkan aku bahwa aku sedang bermimpi saat ini.

Su Ho luruh ke lantai, menatap kosong ke depan “awalnya kukira perasaanku pada Hana, yeoja yang menolak kehadiranku tepat pada pandangan pertama itu hanya sebatas perasaan suka biasa. Lama aku mencari informasi tentangnya, dan yang kudapatkan hanyalah, Lee Hana adalah seorang yeoja tertutup yang takut menghadapi namja. Dan aku berniat sejak saat itu aku hanya akan menyukainya diam-diam. Sampai ketika kau mulai menanyakan tentang Hana padaku… barulah aku menyadari, Hana betul-betul bukan yeoja biasa hingga membuat namja sepertimu jatuh cinta padanya. Ada hari di mana aku menyadari bahwa sebenarnya, aku sudah lebih dulu mencintai Lee Hana. Itu adalah hari di mana kau memintaku menggantikanmu menjaganya selama kau sakit. Dan betul… aku langsung berpikir akan melakukan apa saja agar Hana tidak terluka.”

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Semua sumpah serapah yang hendak kukeluarkah untuk Su Ho lenyap tak besisa.

“aku sakit melihat Hana menangis, aku sakit saat Hana mulai diteror sesadis itu, tapi lebih sakit lagi melihatmu hampir kehilangan nyawa karena menolong Hana. Dan sejak saat itu kuputuskan untuk melakukan apa saja untuk melindungi kalian berdua”

Terjawablah sudah arti tatapan sendu itu, terjawab sudah arti sikap lembut Su Ho pada Hana. Seharusnya aku bisa menebaknya lebih awal, bahkan bukti yang betul-betul nyata sebenarnya terjadi persis di depan mataku. Betul… saat Su Ho memeluk Hana agar menghindarkan pertemuan yeoja itu dengan Kris hyung. Tidak tanggung-tanggung, dua kali, dan dia lakukan dengan cara yang sama. Dan lagi, Su Ho memukulku untuk melindungi Hana, sementara dia mengatakan bahwa aku adalah orang yang paling tidak ingin dia lihat terluka. “Su Ho-ya… kau sukses mengacaukan pikiranku”

“baru sekarang kau merasakannya? Tidak bisakah kau membayangkan bagaimana kacaunya pikiranku melihat kalian bermesraan? Sahabat yang paling penting dalam hidupku, berpelukan dengan yeoja yang kucintai. Apa ada yang lebih ironis dari itu?” Su Ho menghela nafas sejenak “ada… ada yang lebih ironis. Aku ingat bagaimana aku mengajarimu untuk mencintai Hana dalam diam. Akhirnya, metode itu justru berlaku untukku” Su Ho tertawa pilu. Dan ini semakin membuatku terombang-ambing

Aku memejamkan mata rapat-rapat. Sekarang apa yang harus kulakukan? Semua yang dikatakan Su Ho, tak terlihat celah sedikitpun bahwa dia sedang berbohong. Hanya orang yang tak punya hati nurani yang tidak mempercayainya. Tapi bagaimana dengan peneror itu? Bagaimana dengan bukti yang kudapatkan?

???

Betul… bukti itu. Bukti ini bisa menjelaskan apapun. Bahkan bisa menghapus semua penjelasan panjang Su Ho.

Sial… Aku hampir percaya kata-katanya, terlebih ekspresi yang dia tampakkan memang begitu… nyata.

Aku merogoh saku jacketku, meraih benda sialan yang menjadi pemicu akan semua masalah ini. aku menjuntaikan benda itu ke depan hingga tergantung begitu saja di depan mata Su Ho “bisa kau jelaskan kenapa peneror itu bisa memakai kalung ini? apa sama penjelasannya kenapa ponselku bisa ada padanya? Apa peneror itu bisa mencuri benda sepenting ini darimu, bahkan memakainya?”

Su Ho terhenyak, tertegun dengan mata membelalak. Tatapannya menatap lurus pada kalung itu. Tercengang dan tidak bisa berkata apa-apa.

Dan semua yang dikatakan Su Ho yang tadi membuatku percaya dan luluh, kini menguap begitu saja ke udara tak bersisa.

Kulepaskan genggamanku dari kalung itu, membuat benda itu jatuh tanpa daya ke lantai dengan dentingan khas, bunyi logam mulia yang mahal dengan ukiran super rumit dan kujamin tidak ada replikanya di dunia, kecuali memang dibuat dalam waktu bersamaan. “terima kasih atas semua omong kosongmu barusan. Mengenai aku adalah orang yang paling tidak ingin kau lihat terluka di dunia ini… walau itu hanya sebuah lelucon konyol… aku senang mendengarnya dari mulut sahabatku sendiri” aku menarik nafas sejenak dan menghembuskannya panjang “mungkin aku bisa menarik sebuah kesimpulan di sini, mengapa kau ingin melenyapkan Hana dari dunia ini, bisa jadi benar kau sangat mencintainya, dan bisa jadi benar kau sangat mementingkan diriku, tapi terkadang cinta bisa berubah menjadi alasan untuk menghilangkan akal sehat, memanipulasi logika. Dua alasan di atas, mengenai cintamu pada Hana, dan posisiku sebagai sahabatmu membuatmu bimbang hingga kau berhenti pada satu titik kesimpulan” aku menelan ludah, rasanya sangat sakit “dengan melenyapkan Hana, kau tidak akan melihatnya lagi berada di sisiku. Rasa sakit hatimu akan lenyap dan…” aku berhenti sejenak. Aku tidak sanggup lagi melanjutkan kalimatku “… akh… kita hentikan saja sampai di sini, siapa yang tahu jalan pikiranmu?. Tapi berjanjilah bahwa ini terakhir kalinya kau berniat mencelakai Hana. Terlepas dari apa alasan sebenarnya kau mencelakai Hana, semua usaha percobaanmu membunuhnya, aku akan melupakan semuanya. Asal kau menepati janjimu. Karena sedikitpun kau beriniat mencelakai Hana, aku tidak akan mengampunimu, dan tidak akan ada lagi kesempatan lain yang akan kuberikan padamu, bahkan jika itu adalah kau… Su Ho-ya, sahabatku”

Kulihat Su Ho menatap nanar cincin itu. Seperti tidak percaya bahwa kedoknya telah terbuka.

“kau masih sahabatku Su Ho-ya, karena itulah untuk saat ini bisa kumaafkan tindakan kejammu karena masih beruntung, tidak terjadi apa-apa pada Hana. Tapi sekali lagi ketakankan…. kalau kau berniat melakukannya lagi, melukai Hana walau hanya segores di kulitnya… maafkan aku, aku akan melupakan bahwa kau sebenarnya juga adalah orang yang paling tidak ingin kulihat terluka di dunia ini” aku merapatkan jacketku, kemudian menyeret langkahku meninggalkan ruang auditorium ini. sebelum betul-betul keluar, aku sempat menoleh “maaf telah memukul perutmu, kuharap itu tidak terlau sakit seperti yang kurasakan saat ini”

Su Ho-ya… kenapa orang itu harus kau???

~***~

Hana POV

Aku cukup canggung saat Kris oppa duduk di dekatku, menemaniku dan berkali-kali memintaku untuk beristirahat. Tapi kubilang saja aku tidak bisa memejamkan mataku.

Kris oppa tampak melirik arlojinya “Kyung Soo, lama sekali yah”ucapnya kikuk. Padahal Kyung Soo pergi baru beberapa menit yang lalu. Aku juga merasakan ketidak nyamanan ini, satu detik saja berlalu bagai satu jam. Sangat lama.

“kalau dugaanku benar… Kyung Soo… punya petunjuk siapa peneror itu”ucapku membuka obrolan baru, kami jelas tidak bisa berdiam diri dengan suasana canggung.

Kris oppa menatapku “pe… peneror?”

“ne… sejak beberapa bulan terakhir ini, aku beberapa kali hampir dicelakai oleh sosok misterius. Dan terakhir ini… aku hampir saja di bunuh olehnya”

Kris oppa terhenyak “mworagoyo? a… aku masih belum mengerti. Kenapa kau dicelakai bahkan hampir di bunuh olehnya? Maksudku… kau, Lee Hana… yeoja yang paling menghindari masalah kenapa justru terlibat dalam masalah serumit ini? kau di teror seperti itu bukan tanpa alasan kan? Siapa yang bisa sedendam itu padamu. Sejak kapan kau punya musuh… dan__”Kris oppa terdiam sejenak “ah maaf, aku terlalu banyak bicara”

“gwenchanayo oppa. Kau benar, jangankan kau, aku sendiri juga tidak mengerti alasan kenapa peneror itu mengincar nyawaku. Benci? Dendam? Memangnya siapa yang punya dendam padaku?”aku jadi ikut berpikir. Setahuku, satu-satunya orang yang membenciku adalah Park Min Yeong, berlandaskan alasan bagaimana dia sangat menyukai Kyung Soo, tapi, seorang yeoja tidak mungkin dan tidak akan sanggup melakukan aksi teror serapih itu, lagipula aku pernah satu kali berinteraksi dengan peneror itu. Benar, saat aku diseret ke balkon dan peneror itu melepas pakaian luarku dan membiarkanku pingsan di sana. Itu jelas bukan tenaga seorang yeoja. Apalagi Min Yeong yang postur tubuhnya tidak jauh beda denganku. Oh baiklah, dia memang lebih tinggi beberapa sentimeter dariku, tapi tetap saja itu bukan alasan yang cukup kuat mengapa dia punya tenaga yang menyamai seorang namja. Lalu siapa? Siapa namja yang membenciku dan punya dendam padaku?

“kau dekat dengan sahabat Kyung Soo yang bernama Su Ho itu?” tanya Kris oppa tiba-tiba.

“ke.. kenapa oppa tiba-tiba bertanya tengtang Su Ho?”tanyaku balik.

“hanya bertanya, ini sediki mengganggu pikiranku jadi bisa kau jawab sedeka apa hubunganmu dengannya?”

Walau ragu, kujawab saja “dekat? Tidak bisa dibilang dekat. Kami hanya berteman karena dia adalah sahabat dari namjaching___ maksudku, dia adalah sahabat dari Kyung Soo”jawabku

“kau yakin hanya seperti itu?”

Aku mengerutkan kening “ne, memangnya kenapa?”

“aneh… aku saja orang luar yang baru menyaksikan sikapnya terhadapmu persis di hadapanku, bahkan untuk yang pertama kalinya, aku bisa langsung menebak kalau namja yang bernama Su Ho itu punya perasaan khusus padamu”

Aku terbatuk “Oppa… jangan membuat lelucon. Su Ho itu memang perhatian pada semua orang, terutama pada Kyung Soo, karena dia sudah bersahabat sejak tahun pertama di kampus ini, dan berhubung aku adalah kekasih…___ maksudku, aku dekat dengan Kyung Soo, makanya Su Ho juga sedikit memperhatikanku. Hanya begitu… ng… kurasa memang begitu”

Kris oppa menatapku “kau tidak ingat berapa kali namja itu memelukmu? Maksudku, mungkin Kyung Soo sudah menceritakannya padamu. Saat di mana Su Ho langsung menarikmu ke dalam pelukannya dengan alasan agar kau tidak melihat resleting Kyung Soo yang terbuka, sebenarnya adalah cara yang dia lakukan agar kau tidak melihatku yang saat itu sedang bersama Kyung Soo”

Aku terhenyak “oppa?”

“ne, cara yang sama dengan yang dia lakukan saat dia memejamkan matamu dari belakang, memelukmu, menutup kedua telingamu saat aku telah berhasil menyelamatkanmu dari kecelakan itu. Hana-ya, itu bukan pelukan biasa. Sebagai sesama namja, dengan satu kali melihat sorot matanya, sikapnya yang begitu tegas menghindarkan pertemuan antara kau dan aku, juga ancamannya terhadapku, dari situ saja aku sudah tahu, bahwa Su Ho… sepertinya mencintaimu”

Aku menggeleng cepat “ani… ani, ini tidak mungkin”

“sebagai orang yang diperhatikan olehnya, seharusnya kaulah yang bisa menyadarinya lebih cepat”

“oppa… sebenarnya kenapa pembasahan kita berubah topik menjadi Su Ho?”

“karena menurutku, topik yang kita bahas sekarang, dan yang kita bahas sebelumnya, adalah objek yang sama”

Aku terhenyak “ma… maksudmu?”

“Su Ho… dan… peneror itu”

Aku membelalak “oppa… ini sangat tidak masuk akal. Maksudku, bukankah sebelumnya kau menebak bahwa Su Ho mencintaiku?”

“benar…”

Aku memegangi kepalaku, sepertinya aku mulai pusing “baiklah… kalau memang Su Ho mencintaiku, lalu apa hubungannya dengan peneror yang baru saja kita bahas? Kalau Su Ho mencintaiku, dia jelas tidak akan mencelakaiku bukan? Dia akan melindungiku seperti yang dia lakukan selama ini”

“itu yang yang menjadi kendala. Di depan orang banyak, dia memperlihatkan perhatiannya yang berlebih itu padamu, dengan melindungimu seperti itu, tapi di belakang, dia mencelakaimu. Bisa jadi alasannya adalah, dia terlalu mencintaimu, dan tidak ingin melihatmu dimiliki oleh namja lain. Dan dibandingkan merebutmu langsung dari sahabatnya sendiri, bisa jadi dia merasa lebih baik melenyapkanmu”

“Oppa… ini lelucon yang paling tidak masuk akal yang pernah kudengar. Jadi kita berhenti saja membahasnya sampai di sini”

Kris oppa menghela nafas “mianhae… aku hanya terlalu mengkhawatirkanmu”

“arayo oppa, tapi kumohon jangan menarik kesimpulan yang tidak masuk akal itu. Kau bisa menuduh siapa saja, asal jangan Su Ho”

Kris oppa menatapku serius “apa… kau…”

Aku terhenyak, kenapa Kris oppa menatapku begitu. “aku apa?”

“jagan bilang kalau… kau juga punya perasaan khusus pada Su Ho”

Ini lebih mengejutkan lagi “Oppa.. itu tidak mungkin”

Kris oppa terus menatapku dan terdiam.

Persepsinya betul-betul harus dihilangkan “sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini dan sejak tadi terus menghindarinya karena aku mempertimbangkan perasaanmu. Tapi oppa, satu-satunya namja yang kucintai itu adalah Kyung Soo, Do Kyung Soo, jadi mana mungkin aku masih bisa berbagi perasaan kepada namja lain?”

“kau masih tidak percaya juga hyung?”

Itu suara Kyung Soo, yang baru ku sadari sudah ada di pintu depan dan melangkah ke arah kami.

“kau masih tidak percaya kalau Hana lebih memilihku dibandingkan kau?”tanya Kyung Soo dengan ekspresi datar, dan kuharap dia tidak marah karena sepertinya dia salah tangkap.

“aku percaya, karena kalau tidak, aku pasti sudah membawa Hana lari dari sini”jawab Kris oppa.

“lalu, kalimat Hana barusan?”

“ada sesuatu yang kami bahas, dan itu cukup sensitif. Tapi percayalah, ini bukan tentang aku”

Kyung Soo mengangguk “aku lelah” Kyung Soo berjalan menuju branker sebelah dan membaringkan tubuhnya di sana. “Hana-ya, kita membolos saja di kelas berikutnya. Kepalaku benar-benar pusing”

“kenapa kalian tidak pulang saja? Mau sampai kapan kalian menginvasi dan memonopoli ruang kesehatan?”tegur Kris oppa.

“kepalaku pusing, aku tidak mood menyetir sekarang”jawab Kyung Soo dengan mata terpejam. Bisa kulihat kepenatan yang ia alami.

“kalau tidak keberatan, biar aku yang mengantar kalian pulang”tawar Kris oppa.

Kyung Soo membuka mata seketika, menatap Kris oppa sejenak, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tidak percaya. “apa ini??? apa aku betul-betul dipermainkan oleh takdir? Saat aku menemukan, aku akan kehilangan yang lain, saat aku kehilangan, aku kembali menemukan yang lain”

“kau bicara apa?”

Kyung Soo menoleh “aku tidak keberatan hyung, dan memang sepertinya aku butuh pertolonganmu. Aku ingin beristirahat di rumahku sekarang”

~***~

AUTHOR POV

Malam itu, salju turun cukup lebat. *Ia tidak tenang, *ia merutuki sikap cerobohnya, sampai ketika ponselnya berbunyi, *ia tak berpikir 2 kali untuk menjawabnya kenapa ponselmu baru aktif? bentaknya pada si penelpon

maaf, aku ada job lain di Busan dan baru kuselesaikan tadi sore. Kenapa? Bukankah waktunya belum tiba?

aku tadi hampir berhasil membunuh Lee Hana

Suara diseberang tercekat kau turun tangan sendiri? Bukankah kau memintaku agar berhati-hati saat melakukan terorku, lalu kenapa kau sendiri yang gegabah?

kau tidak akan bisa mengerti sebenci apa aku padanya

Pria di seberang tertawa itulah kalian, anak-anak yang belum beranjak dewasa tapi sudah dipusingkan dengan masalah orang dewasa

aku tidak butuh ceramahmu. Aku sedang dalam masalah

kenapa lagi?

*Ia menggigit bibir, cemas saat melakukan aksiku, aku kehilangan benda pribadiku. Dan aku khawatir benda itu jatuh di tempat kejadian

ceroboh… lalu apa yang harus kulakukan untukmu?

tolong aku… tolong aku carikan benda itu

benda yang seperti apa?

cincin…. maksudku kalung, cincin yang kusematkan di dalam kalung sebagai liontin

seperti apa cincinnya?

cincin dengan ukiran … akh, susah menjelaskannya, akan kukirimkan gambarnya padamu, dan temukan benda itu sebelum ada yang menemukannya lebih dulu. Karena kalau ada yang menemukannya, terlebih orang itu… maka tidak perlu diselediki lebih detail, aku pasti akan ketahuan

arasso… di mana tempatnya?

balkon atap kampusku. Kau pasti tau tempatnya, kau pernah meneror Hana satu kali di sana

hum, aku tidak lupa

uangmu akan kutransfer begitu cincin itu kau temukan

Pria itu tertawa aku tidak bisa membayangkan sebanyak apa warisan yang kau terima dari orang tuamu sampai kau menggampangkan uang

berhenti berceramah dan lakukan tugasmu sebelum aku menyewa orang lain

arasso… secepatnya, cincin itu akan kembali ke tanganmu

Sambungan pun terputus, dan *ia bisa sedikit bernafas lega. *Ia meletakkan ponselnya di atas tempat tidur.

Api deik berikutnya *Ia sedikit mengerutkan kening, atmosfer di kamarnya terasa berbeda, seolah ada yang… datang.

Dan saat ia menoleh dengan sangat hati-hati dan takut,..

PLETAAARRRR

Bagai tersambar petir… Betapa terkejutnya ia dengan sosok yang berdiri di hadapannya kini. Sosok Dengan Pandangan sendu, wajahnya kusut, pakaiannya sedikit basah karena salju di luar. Dan melihat nafasnya yang memburu.. sosok itu tidak datang hanya untuk sekedar berkunjung.

kkkk… kau… *ia tercekat

sosok itu awalnya terdiam, dan dengan tangan sedikit bergetar ia merogoh jacketnya, dan mengeluarkan sebuah benda. Ia memperlihatkan sebuah kalung dengan cincin yang tersemat di dalamnya. apa kau mencari benda ini???

 

TBC

ALF℠

37 respons untuk ‘[ FF ] ANOTHER CHANCE [PART 8]

  1. Authorrrrrrr lanjut yoooo next chap gak pake lama. Suka banget sama peran Suho disini aigooo jarang jarang doi dapet peran semenantang itu #apasih. Dua jempol untuk ff ini 😀

  2. Ahaaaa!!
    kayaknya Suho punya ‘sesuatu(?)’ hubungan sama peneror hana?

    Mungkin, tu peneror cemburu ngelihat kedekatan suho sm hana?

    Huaaaa.. Aku bener2 penasaraaan thor. Lanjuuuttt ^^

  3. anyyeong, aku new reader.. 🙂
    gak sengaja nemu ff ini
    ff nya daebak thor, panjang banget n alhasil aku ngebut bacanya tapi baru sampai part ini…
    serius, saya suka sama ff yang genrenya banyak kaya gini… apalagi ini ada unsur” misterinya….
    gomapta thor…. 😀

  4. huaaa… Ga nyangka D.O oppa bsa nemuin hana eonni, pdhl mrka ga bsa brhubgn satu sma lain lwat tlpon… O.O

    suho oppa,,, trnyata mendam perasaan cinta sama eonni!! Omo omo…

    Yakin, pasti penerorny itu adlh org dimasa laluny suho, tp siapa? Masa si minyeong??

    Penasaran tingkat dewa…

  5. Senyum2 sendiri baca adegan hana-kyungsoo:D suhoooo, ternyata… Dia juga cinta sama hana.. Udah aku tebak sih dari part sebelumnya, suho perhatian banget sama hana.. Tapi masa suho penerornya? Terus yg diakhir2 itu kok bikin penasaran? Aaaa bagus thor! Good job!:)

  6. Hahahaha kyung soo jdi pemeran pembantu d dapur .. Panas bgt pasti suasana asli’y.LOL

    (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) suho ga mngkin terlibat deh sm peneror itu, ga iklas jg dy suka sama hana.. Suho 😦

    Next part ya thor

  7. suho jg cinta ama hana??
    Gmn nasib prsahabatan kyungsoo & suho??
    Siapa sih sbnr’a pneror’a? Suho pasti kenal ama si peneror itu.
    Bikin penasaran aja..
    Daebak cerita’a 🙂

  8. tuhhhhhhkannnnn SUHO >,< kokk ada 2 org yah jadinya si peneror aduhhh makin runittt,,,,,
    ga ngerti gimana jadinya si DO ama si SUHO deh mati donk kalo bgini …
    hiks…gimana coba jadinya sampe si hana disakitin terus gitu.. salah apa ya tuhan si hana Щ(º̩̩́Дº̩̩̀щ) …..

    ALF lo gila !!! Keren bgt ,,, imajinasi lo makin makin JJANG ya hari2…..

  9. Kyaaaaaaa…..
    Suho?
    Suho bnrn kan?? Trs kedapatan do gitu??
    Andwaeeeee……

    Knp rumit amat thorr??
    Ribet gitu….
    Masalah kalung, bukanya udh ketemu sm d.o?
    Kok masih dicari lagi?
    Buka kalung yang itu yaah??
    Aaahh… aku bingung…..
    Oh ya,
    Trs minyeong nya kemana??

    Ah… kris udh nerima gitu hubungan hana d.o??
    Aahhhh… kris kesiniin aja, dy gak punya pasangankan? Hehehe…

  10. kak alf ceritamu sukses bikin aku deg deg serrr!!!
    kasihan suho di tuduh gtu sma kyungsoo ><
    ak yakin bgt klo bkn dia penerornya. pasti dia minyoung!!!! yakin bgt nih pasti anak itu.
    makin benci aja nih sma dia di crita ini -..-

  11. hiyyaa!! suho nya kasian.. aku yakin peneror bukan dia! pasti minyeong. mungkin minyeong punya cincin yg sma kaya punya suho gegara mereka itu kakak adek yang terpisah karena ortu bercerai gitu? ato mungkin sodara kembar yang sama sekali ngga mirip pas waktu kecil terpisah dan si suho diadopsi sama orang kaya gitu mungkin? ia mungkin kali yak -,-
    *jadi ngawur bikin alur sndiri

  12. Bukan suho yang jahatnya kan?.bukan suho kan thor?.
    Kenapa jadi makin rumit gini?.
    Kenapa benda itu ada d peneror itu?.kalung suho.terus siapa yg nganterin bnda,kalung itu maksudnya.
    Trus siapa dalang dibalik teror ini?.aku bener-bener pusing.
    Antara frustasi dan takjub.
    Keren pokoknya thor.aku udh gak tau hrus ngomong apalagi selain,DAEBAKKK
    Suho,dia itu siapa?.dia itu orangnya gimana.?.
    Kenapa justru suho jauh lebih mencurigakan dibanding kris?.
    Argghhhh…thor,stu-satunya orang yang bkin aku semangat baca ff cuma author ALF.
    Author ini daebak banget.satu permintaanku#tpi gak yakin dikabulin,hehe#plisss…jangan pisahkan hana sama kyungsoo.mereka cocok.
    Trus minyeong kemana?.kenapa gak ada?.bagai hilang ditelan macan,buahahaha….
    Semangat thor,trus bkin ff yg lebih daebak lagi yah,^^
    Boleh req?.kapan-kapan cast utamanya itu Xiumin atau Chen yah?.tpi jangan yaoi,hehe

  13. Suho suka ama hana?? Aish! Makin ruwet ini T.T

    wkwk, kissmark itu, kaya.a suho oppa pura” bego deh -,-

    si kyungsoo oppa kok bentar” mimisan? Gwaenchana oppa? Aku tkut kmu knapa” 😦 *telepon kai segera 😀

    suho oppa…… Peneror itu?
    Masa?? Aduh, masa??? 😮 ga prcaya! 😮 ga mungkin.. Suho oppa org baik”! Mana mgkin dy mw bunuh Hana eonni? Aaaa… Siapa dirimu, peneror???? 😦 #jambak rambut sndiri

    sumpah penasaran, aku mau teleport ke next chapt aja deh! Let’s go! 😀

  14. Ahh bukan suho kann pelakunya? Pasti sie yeoja sialan itu tuh. Aihh penasaran bgt. Authornya mantab nih sukses membuat pembacanya terbawa suasana dan membuatnya mati penasaran.

  15. yaampun kak alf. aku selalu khawatir apa yg bakal terjadi sama hana ketika dia pergi kemanapun sendirian tanpa kyungsoo atau tanpa suho disisi hana. selalu khawatir. dan kekhawatiran aku sama hana jadi kenyataan juga dan aku bacanya sampe gemeteran kak alf. tangan aku dingin. ini serius. awalnya aku masih nebak kalo kris adalah si ‘dia’ itu. tapi ga mungkin karna kris pun udah keluar kelas waktu kelas selesai. waktu hana dibawa ke ruang kesehatan terus kris datang dan kyungsoo bukan mau menghakimi dia, aku langsung shock ngirangira itu pasti SUHO! tambah gemeteran tangan aku. terus waktu suho bilang ‘wanita yang kucintai’ itu aku tambah shock kak alf. T.T ini part emang part paling tak terduga ceritanya. yaampun. dan tebakan aku bener tentang suho yang emang cinta juga sama hana. bahkan aku baru sadar kalo suho itu sangat kaya jadi bisa bayar peneror semahal apapun. suho~ya T.T nangis aku kak alf. sesak nafas aku bacanya. astaga kak alf, aku malah ngira kris yang jahat loh kakak. padhal…. akh aku bacanya ampe kebawa mimpi loh kak alf. ih demi apa ceritanya kereeeeennnnnnn banget sumpah demi seluruh member exo(?) kakak the best deh 1000 jmpol but kak alf. b^^d

  16. Hwaaa eonnie.. Knp jd suho yg dtuduh jd peneror hana? Wae? Ini pasti ada manipulasi? Siapa peneror? Siapa suho? Apa hub suho dgn peneror itu? Apa mreka punya hub khusus? Dan jg knp hana di incar nyawanya? Thor kpala q pusing mkirny!

  17. Ahhhh bener bener ceritanya alf itu terlalu rumit dan terlalu susah di tebak :/ imajinasi alf terlalu tinggi aku aja ga bisa ngebayangin ini kelanjutannya gimana? Itu gimana? Yang ini gimana?

    Gini yah di sini udh terbongkar emang suho suka sama hana.. Dan dari dulu aku kepikir suho lah penerornya tapi pas baca bagian akhir lagiiii… -_____- aku mikir keras lagi ini pasti bukan suho yang neror…

    Suhoooo di sini bener bener misterius aku sampek mikir keras alf… Itu penerornya sapa? Suho pasti kenal.. Jangan jangan itu sodara suho? Kembaran suho atau apa? Kenapa punya kalung yang sama kayak suhoo…

    Atau aku malah mikirnya peneror itu punya dendam sama hana .-. Mikir itu peneror jangan jangan ada hubungannya sama bos nya namja jalang di masa lalu nya hana bos yang dulu pernah hana bunuh…

    Tapi masa iya kayak gituuuu serius alf bikin aku pensaran … Jadi dari pada aku kelamaan berimajinasi tentang cerita ini mending chaw ke part selanjutnya

  18. yey kris udah nyerah, kedepak satu.. suho… kaya udh nyerah jg, tinggal gmn ngungkapin sapa identitas tu peneror…
    tak kira suho sumpaaahhh… udh merinding aja apa bnr di si peneror…
    tp pas di ending,, ahhh leganya…. ternyata bukan suho…
    tp sapa????? itu sapa lg???
    minyoung kah??? cm dia satu’y yg punya motif, kecuali emang ada tokoh baru yg muncul…
    ahhh molla~~~ lanjut part berukutnya aja…

  19. Kyungsoo oppa bukan hanya kamu yang seperti orang gila waktu ngebayangin dicium hana eonni
    Tp aku juga seperti orang gila saat baca ff ini 😀 HAHA kasian d.o oppa eon udah bangun pagi pagi buat terlihat tampan ternyata yg datang duluan suho oppa *ngakak :p
    Aku rasa dari awal baca chap ini suho oppa adlah peneror nya eon -.-
    Apa tu betul aku masih ga percaya kalo suho oppa pelakunya .
    Dia bermuka dua hihi tp gpp deh ttep suka perannya suho oppa disini —v

  20. oh no, g mungkin su ho.. sulit dipercya :O
    penerorny psikopat tuh..,, gila banget.. sbnrny pa sih slh hana smpe tega bgt mau bnuh hana? min yeong patut dicurigai,tp knp bukti mengarah ke su ho? aaaa bkin pensaran baget…
    kris jgn coba rebut hana lg ya? kmu baikn ja ma kyung soo hehe 😀
    kyung soo skrg kmu gmpg pusing ditmbh lagi mslh yang dtg bertubi2.. kuatkn drimu demi hana 😀

  21. Duh jadi makin penasaran sama siapa yg neror hana
    Udah gitu cincin yang dipunyai suho sama kayak peneror itu
    Gak heran kan kalo si D.O nuduh suho sebagai penerornya

  22. KYAAAAAAAAAAAAAAAA AKU YAKIN SEKARANG YANG JADI PENEROR BUKAN SUHOOO,
    suer thor, kenapa makin ruwet aja ni ceritaaaaa..sumpaaah..
    Aku gak nyangka ceritanya bakal jadi kaya gini, suer makin keren aja thooor…
    Gila si kyungsoo bisa nangis gtu cuma karena kecewa sama suho,
    berarti ikatan batin dua orang sahabat ni emang btl2 erat yah…
    Gak nyangka cowo bisa nangis gara2 sahabat..
    Ya ampuun thooor..
    Serius deh konfliknya makin kesini makin ribet aja…
    Btl kata si d.o,
    ilang yg lain dpt yang lain, tiba dapat yang lain eh malah ilang yang lainnya..
    Yaampuuun..
    Aku gak bisa deh bayangin,
    makin keren aja ni crita..

  23. tinggalin jejak dulu…

    yg pasti bukan su ho kan???jng….aq g rela…

    oh iya tho, aq td ngirim permintaan pw ke fb author tp blm di bls…

    tolong di cek ya thor…

    gamsha….^^

  24. Salut juga sama profesionalitasnya Kris

    Seduai dugaan awal, memang Suho
    Tega banget seorang sahabat melakukan hal seperti itu
    Aku kira karena Suho Cinta dan tak bisa memiliki membuatnya berambisi untuk membunuh Hana, tapi ternyata Suho benci Hana? Kenapa??

    Aku masih kakakmu? Kris tegar banget yaa
    Cowok memang hebat

    “Terakhir aku sadar siapa dia… dia adalah seorang seniman handal, memahami segala jenis seni, bahkan seni manipulasi ekspresi wajah.”

    Kata ‘seni’ itu bisa berarti banyak
    waktu itu Suho juga mengatakan hal semacam itu
    ‘girl is art’ molla aku lupa

Tinggalkan Balasan ke Sasa Batalkan balasan