[FF] Another Chance {PART 1}


FANFICTION

Tittle : Another Chance [PART 1]

Author : AyouLeonForever

Cover pic/poster edited by : AyouLeonForever

Genre: Romance, Angst, Tragedy, Suspense

Length: Chaptered / Series Fic

Rating: PG12

Main Cast:

*Do Kyung Soo

*Lee Hana

Other Cast: Find them by your self :p

Disclaimer: All off the cast(s) belong to his/her self, parents, agency, and GOD

Copyright: The story and OC belong to me!No Copy paste without permissions!

warning: Typo(s) every where.

Part 1

Gelap, hening, kosong…

Begitu yang ia rasakan saat malam mulai memeluk tubuhnya…

Menjalani hidup dengan bayangan ketakutan, teriakan mencekam tanpa sumber yang nyata. Hanya sebuah kenangan pahit sebagai sisa memori di masa lalu yang sukses mendominasi hampir sebagian pikirannya.

jauhi mereka, jangan terlibat dengan mereka, dan kau akan selamat dalam menjalani kehidupan ini

Seuntai kalimat samar, sebagai pesan terakhir dari satu-satunya sandaran hidup, dijadikan prinsip… mencoba menelan duka, dan memicingkan mata untuk gemerlapnya dunia.

 

D.O POV

Ini kali keseribunya aku mengeluh. Apa-apaan ini? dosen macam apa Kim sonseng itu sampai dengan suka hatinya memberiku hukuman membuat essay 100 lembar. Alih-alih kuketik dengan komputer, ini tidak. Aku harus mengandalkan tanganku sendiri untuk menggenggam pena dan menyalin huruf-demi huruf di lembar yang ke 78 ini.

Hari sudah semakin sore, dan waktu yang diberikan Kim sonseng padaku untuk menyelesaikan essay ini tinggal setengah jam lagi. Tahu begini, aku tidak akan menyepelekan tugas darinya, hingga aku satu-satunya Mahasiswa yang diberikan “hadiah” berupa siksaan ini.

Perputskaan juga sudah mulai sepi. Dan kulihat penjaga perpusatakaan sudah gelisah dari tadi, menatapku dengan tajam sebagai isyarat terpendam agar aku angkat kaki dari tempat ini.

Tapi tidak, dibandingkan dengan penjaga perpustakaan, aku lebih takut pada Kim sonseng. Aku tidak mungkin mencari masalah di tahun ketiga ku di kampus ini.

“Annyeonghasimnika Park sonseng!” aku mendengar suara lembut dan sangat halus dari arah belakangku, tepatnya di meja penjaga perpustakaan.

Tidak bermaksud mengabaikan tugasku, aku hanya penasaran dengan pendengaranku, bagaimana mungkin ada suara selembut itu mengalahkan suara semut.

Baiklah, aku bercanda, aku tidak pernah mendengar suara semut, siapapun pasti belum pernah. Ini karena aku tidak punya objek perbandingan yang lain.

“mari kita lihat, siapa yang akan mengunjungi perpustakaan saat tempat ini sudah betul-betul sepi, kalu bukan Hana-shii, kau ingin mengembalikan buku?”balas si nona pernjaga perpustakaan itu. Suaranya yang melengking sungguh berbanding 180 derajat dengan sosok yang berdiri membelakangiku itu.

“nae sonseng-nim”ucap yeoja yang dipanggil Hana oleh nona perjaga perpustakaan. Pendengaranku tidak salah, mungkin yeoja ini terlalu sayang dengan pita suaranya sampai ia menghemat suara indahnya.

“kembalikan saja di rak semula”

“nae sonseng nim”

Aku menantikan saat-saat di mana yeoja itu menoleh. Sayangnya, saat kesempatan itu tiba, aku bahkan tidak sepenuhnya melihat wajahnya. Syal yang ia kenakan begitu tebal, menutupi hingga puncak hidungnya, belum lagi rambutnya yang digerai lepas, dan terakhir, ia menunduk. Dan satu-satunya cara agar aku bisa melihat wajahnya adalah dengan melompat dan tiarap di kakinya. Atau aku akan mengambil resiko dikatai namja mesum dengan cara menarik syalnya hingga terlepas, memegang kedua pipinya agar aku bisa melihat wajahnya.

Cukup… aku yakin Kim sonseng akan memenggal kepalaku saat aku mengabaikan tugas yang diberikannya untukku.

Baru menulis 5 huruf, aku dikejutkan dengan suara buku-buku berjatuhan. Awalnya aku berniat tidak peduli, tapi… suara itu terdengar dari rak ujung tempat yeoja tadi mengatur buku.

Kurasa Kim sonseng tidak akan menyalahkan tindakanku untuk menjadi seorang pahlawan beberapa menit.kutinggalkan pekerjaanku, kulewati beberapa rak buku hingga sampai di rak ujung

“gwenchanayo?” aku menghampiri yeoja itu. Aku sedikit tertegun, juga kasihan, ia pasti kesakitan saat buku-buku itu jatuh menimpanya. Ia bahkan terduduk di lantai sambil mengumpulkan buku-buku yang tebalnya melebihi sol sepatuku.

Biasanya, yeoja yang berniat ditolong oleh seorang namja, akan bersikap semanis mungkin agar si namja bersimpatik, tapi tidak demikian halnya dengan yang dilakukan yeoja ini. ia terkejut bukan main, dan kurasa itu sudah bisa kusebut berlebihan. Ia mengumpulkan buku-buku itu dengan secepat kilat dan meletakkan asal-asalan di rak lemari buku yang tingginya menjulang itu.

Sampai ketika sebuah buku dengan tebal 3 kali sol sepatuku jatuh dari atas dan hampir saja menimpa kepala yeoja itu, kalau aku tidak bergerak cepat menarik tangannya dan membuat tubuhnya terhempas ke pelukanku.

Baru 2 detik aku merengkuh (dengan tidak sengaja) tubuhnya itu, ia justru panik dan mendorong tubuhku menjauhinya. Setelah itu ia berlari meninggalkanku seolah aku ini punya tampang pemerkosa.

Hanya perasaanku saja atau memang yeoja itu sangat aneh, bukan… bukan… lebih dari kata sangat aneh, atau mungkin tampangku cukup menyeramkan dan sukses membuatnya setakut itu? Kurasa tidak, karena masih banyak yeoja yang mengataiku tampan dan cute (kuharap kata cute bukan untuk mendefenisikan bahwa aku bisa disandingkan dengan boneka). Dan itu justru membuatku sangat penasaran… “siapa yeoja itu?”

***

Sudah pukul 11 malam, dan terima kasih kepada Kim sonseng yang memberiku tugas hingga menguras habis tenagaku, aku baru bisa pulang ke rumah jam 7 malam tadi, dan aku tidak berbuat apa-apa lagi selain terjun bebas ke atas tempat tidurku. Sampai ketika beberapa menit yang lalu lambungku protes, karena sejak tadi siang tidak ada asupan sedikitpun. Dan terima kasih lagi pada Kim sonseng karena sebenarnya sore ini adalah jadwalku berbelanja (hitung saja pakaian, tapi yang lebih utama ransum selama beberapa bulan kemudian sebelum aku kembali di kirimi uang). Kulkasku kosong, dan aku jelas tidak akan bisa mengganjal perutku hanya dengan semangkuk nasi putih tanpa sayur dan lauk.

Beruntung mini market di sebelah gedung apartement tempatku tinggal masih buka, kudengar mereka buka 24 jam. Itu sudah merupakan pertolongan. Aku hanya akan membeli beberapa makanan instan sebagai cadangan.

Setelah mengambil sebungkus sossis, dan 2 pcs mie instan, aku menuju meja kasir untuk mengantri (?). hei… sudah jam 11 malam dan aku masih mengantri? Apa ada yang bernasib sama denganku?

Tunggu… aku mengenal punggung ini. dengan sweater tebal, syal tebal, serta rambut panjang tergerai bebas (baiklah, ini memang awal musim dingin, tapi menurutku, sweater dan syalnya terlalu tebal untuk di awal musim saja).

“Ahjumma, mianhamnida, besok aku tidak bisa mengantar kimbab buatanku dulu, karena aku ada kelas pagi-pagi sekali” tutur yeoja di depanku ini. sudah kubilang, aku mengenalnya. Suara seperti semut itu…

“wah sayang sekali, padahal kimbab buatanmu sangat laku, bahkan ada yang sudah memesan 3 gulung untuk besok. Aigo… seharusnya kau memberitahuku sejak awal”

“mianhamnida ahjumma…”

“ah gwenchana… kalau bukan Hana, apalagi yang harus kulakukan”

“kamsahamnida Ahjumma, maaf merepotkanmu. Dua hari ke depan aku akan mengantar kimbab lagi”

“ah nae…”

Aku bukan menguping, tapi percakapan mereka tertangkap sendiri oleh kedua telingaku. Yeoja itu juga sedang berbelanja sebungkus sossi dan 2 pcs mie instan. Hey… jangan bilang ini hanya kebetulan.

“anak muda… silakan” ahjumma yang menjaga mesin kasir memanggilku, mungkin transaksinya dengan yeoja di depanku ini sudah selesai, hanya tinggal mengemas barang-barangnya dalam satu tas plastik.

“ah nae…” aku meletakkan belanjaanku di meja kasir. Dan aku tidak perlu bertanya kenapa Ahjumma itu senyam-senyum sendiri sembari memperhatikan belanjaanku dan yeoja tadi secara bergantian.

Aku sedikit menoleh, melihat wajah yeoja ini dari samping. Percayalah, yang tertangkap oleh mataku hanya garis hidungnya yang sangat mancung dari samping, serta sedikit pipinya yang kemerahan, mungkin karena dingin “Annyeonghasimnika, kau nona yang tadi sore di perpustakaan kan?” tanyaku. Dan kurasa susunan kalimatku sudah sangat sopan.

Lagi-lagi, yeoja itu tersentak kaget. Dengan buru-buru dan secepat kilat ia menyambar tas belanjaannya kemudian lari terbirit-birit.

“Hana-ya… Hana-ya… kembalianmu” teriak Ahjumma itu “aigo anak itu”

Aku menatapnya hanya bisa terperangah. Apa yang salah dengan diriku. “ahjumma… apa aku terlihat menyeramkan?”

Ahjumma itu menatapku “tidak sama sekali, kenapa kau beranya seperti itu anak muda?”

“ini sudah kedua kalinya, yeoja itu langsung lari saat melihatku”

“Oh Hana? Dia memang sangat pemalu”

“tapi untuk ukuran seorang yeoja pemalu, kurasa reaksinya saat bertemu denganku sudah sangat berlebihan”

Ahjumma itu tersenyum “anak itu cukup tertutup, jadi aku juga tidak tahu pasti. Dia akan kesini pagi-pagi sekali mengantar Kimbab buatannya, dan kembali tengah malam untuk mengambil uangnya. Kurasa dia memang menghindari keramaian”

“jinjjayo? Misterius sekali, dia tinggal di mana?”

“di gedung apartement sebelah”

Aku makin tidak percaya “jinjjayo? Aku juga tinggal di gedung yang sama. Lantai berapa?”

“kalau itu aku tidak tahu, kau bisa menanyakannya”

“ah benar juga,”

“3.400 won”

“Ah mianhamnida, ini uang anda…”

***

Ini sudah tak terhitung. Aku menguap lebar untuk yang kesekian kalinya. Su Ho berkali-kali menyikutku saat aku sudah hampir jatuh tertidur di atas meja. Berhubung ini kelasnya Yang Mulia Kim Sonseng-nim, maka tidak seharusnya aku tertidur di dalam kelasnya, setelah dengan segala hormat aku menerima titahnya menyelesaikan essay yang hampir sukses membuat tanganku lumpuh. Lagipula kenapa kim sonseng punya ide memulai kelasnya pagi-pagi sekali???

“cukup sekian dulu kuliah hari ini, sampai ketemu di pertemuan selanjutnya…”penuturan Kim sonseng seperti sebuah alarm kebebasan dari dalam penjara. Lega nya.

“hei… kau tidak keluar?” tanya Su Ho bagitu aku siap-siap untuk menapakkan kepalaku di atas meja.

“aku butuh 15 menit dulu untuk memejamkan mata. Kau duluan lah”jawabku

“baiklah….sepertinya kau betul-betul mengantuk pagi ini”

Su Ho beranjak pergi, berikut teman-teman satu ruanganku yang tidak semuanya kukenali.

“kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal?”

“aku juga baru tahu beberapa hari yang lalu. Karena memang kabarnya mencuat baru beberapa hari yang lalu”

“kau kejam, tadi itu aku hampir saja memintanya mengerjakan PR ku seperti biasa. Omo… omo, ini sangat mengerikan”

“seharusnya kita bisa menebak sejak awal kenapa dia sangat anti pada namja”

“omo…omo… menyebutnya saja aku merinding”

Percakapan singkat tapi sangat mengganggu itu mampir di telingaku. Berasal dari deretan bangku di depanku “kalian membicarakan siapa?” tanyaku. Sebenarnya bermaksud menegur mereka, tapi sial… mereka jusru menganggapku tertarik dengan gosip mereka.

“itu… Lee Hana. Kau tahu kan Kyung Soo-shii”jawab salah sau yeoja itu. Apa-apaan ini, sekarang aku tidak jauh beda dari mereka yang suka bergosip

“tidak…tidak, dan aku tidak mau tahu, hentikan ocehan kalian. Aku mau tidur”itu jawabanku

“tapi Kyung Soo-shii. Mengetahui ada penyuka sesama jenis di jurusan kita, apa kau tidak takut?”

Baiklah. Aku salut pada makhluk bernama yeoja “siapa yang kau maksud?”

“sudah kubilang, Lee Hana”

“Lee Hana nuguya?”

Pelan… dan sangat hati-hati, yeoja itu menuntun penglihatanku ke bangku belakang paling pojok. Dan tampak lah di sana, seonggok manusia salju.

Ah tidak, mataku berkabut karena sangat mengantuk. Itu bukan manusia salju. Itu adalah seorang yeoja dengan sweater tebal dan syal tebal melilit menutupi leher hingga setengah wajahnya, menunduk dalam sambil membaca buku dan terlihat sangat…. suram.

Lee Hana?

Tunggu, apa Lee Hana yang mereka maksud adalah Hana yang sudah 2 kali bertemu denganku dan berakhir dengan lari seperti telah melihat hantu?.

“apa maksud kalian dengan mengatakan dia penyuka sesama jenis?”tanyaku pada para ratu gosip ini. dan satu yang mengejutkanku, ini tahun ke tiga aku di jurusan ini, dan aku baru tahu kalau aku satu jurusan dengan yeoja itu. Maksudku.. kemana saja dia selama ini? kenapa aku baru mengetahui keberadaannya? Baiklah..aku memang tidak mengenal betul semua teman sejurusanku, tapi paling tidak aku mengenal wajah-wajah mereka. Tapi Lee Hana? Apa dia mahasiswa pindahan?

“Kyung Soo-shii. Kau tahu kan Lee Hana sangat anti terhadap namja. Banyak namja yang mendekatinya, tapi dia abaikan seolah ia melihat sampah”lanjut yeoja tadi

Sampah? Kurasa Lee Hana bukan menganggap kami sampah, tapi hantu. “mungkin karena dia pemalu”

“masalahnya, dia begitu ramah pada semua yeoja. Siapapun yang memintanya mengerjakan PR, asalkan ia yeoja, pasti akan diterima”

“apa itu alasannya kenapa dia dikatai penyuka sesama jenis?”tanyaku masih ingin memastikan. Sangat sayang kalau yeoja seperti itu dikatai lesbian.

“itu hanya alasan dasar dan baru beredar akhir-akhir ini karena kehadirannya yang selama ini tertutup semakin mencuat ke permukaan, dan tampak sangat mencolok. Sampai sekarang dia tidak punya teman, dan pasti alasan inilah yang memperkuatnya. Ah dan lagi, info ini kami dapat dari temannya yang pernah satu sekolah dengannya di SMU”jawab yeoja itu.

Sangat tidak rasional “kalian ada pekerjaan lain?”

Kedua yeoja itu terlihat kebingungan “maksudmu?”

“alangkah baiknya kalau kalian membersihkan ruangan ini dari pada menyibukkan diri mengurusi orang lain, dan payahnya…belum tentu itu benar”tegurku

“tapi Kyung Soo-shii..”

“maaf, aku ingin tidur”

***

“Su Ho-ya… kau tahu Lee Hana?”tanyaku saat aku mampir ke auditorium dan menemukan Su Ho di sana

“lee Hana? Hana yang penyendiri itu?”

Aku takjub… bahkan Su Ho pun tahu, kemana saja aku selama ini? “nae… dia orangnya, apa kau tahu dia?”

“tidak banyak, yang kutahu hanyalah dia tidak suka didekati”

“apa kau pernah mencoba mendekatinya?”

“bukan dibilang mendekati, kusebut saja ini tidak sengaja, waktu itu tahun kedua. aku banyak kegiatan di kampus sampai harus terlambat pulang. Kampus sudah sangat sepi, dan saat aku menuruni tangga, aku berpapasan dengannya. Yeoja itu langsung mempercepat langkahnya meninggalkanku, padahal masih di tengah anak tangga, ia hampir terpeleset, aku jelas refleks menarik pinggangnya agar dia tidak terjatuh. Dan alhasil…” Su Ho mengangkat bahu “aku terlihat seperti namja mesum setelah melihat reaksinya. Ia mendorongku, berteriak histeris dan lari secepat mungkin menghilang dari pandanganku. Terakhir kuketahui, namanya Lee Hana”

“hm… nasib kita nyaris sama. Tapi, tampaknya dia lebih menganggapmu mesum. Karena saat berpapasan denganku, dia tidak menjerit-jerit histeris”

Su Ho meninju lenganku “sialan…”

Aku tertawa “mian..mian, hanya bercanda. Lalu apa lagi yang kau ketahui tentangnya?”

“um… apalagi? Dia itu seperti bongkahan es, dingin… aku tidak tahu banyak. Kau tanya saja pada teman yang lain, yeoja pasti lebih tahu”

“begitu…”

Su Ho menatapku, sedikit curiga “lagipula, kenapa kau mempertanyakannya? Kau menyukainya?”

“penasaran…penasaran… bukan suka, arasso…”

“kegugupanmu mengisyaratkan lain. Aigo uri Kyung Soo…”

“Su Ho-ya… diamlah…”

“ternyata diam-diam begitu, kau juga bisa jatuh cinta”

“kau kira aku Tidak normal?”

“jadi betul kau menyukai Lee Hana?”

“oh baiklah, susah berunding denganmu, aku pergi dulu”

“hei… jangan marah… sensitif sekali.”

***

Ini sudah lebih dari sekedar konyol. Setidak peka apa aku dengan lingkungan sekitarku. Setelah tidak menyadari bahwa sudah 3 tahun aku kuliah satu jurusan dengan yeoja misterius itu, aku bahkan baru tahu kali ini bahwa… apartementku berada di lantai yang sama dengan apartement milik yeoja itu.

Salahkan Kim sonseng karena terus menyiksaku sehingga aku tidak punya waktu luang untuk lebih  menyadari apa-apa yang ada di sekitarku. Bayangkan saja, tempat tinggalku dan tempat tinggalnya hanya dibatasi oleh sebuah tembok yang aku yakin tebalnya juga tidak seberapa untuk ditembusi aura kehadirannya.

Aku berlebihan. Yah… ini karena aku terlalu shock, bergitu banyak kejadian yang mengejutkan bahkan sangat terlambat kusadari.

Rasa penasaranku pada yeoja itu menuntunku untuk terus mencari tahu tentang dirinya. Hum, aku sedikit memikirkan tebakan konyol Su Ho bahwa aku menyukai yeoja itu. Maksudku… masih banyak hal di dunia ini yang bisa kulakukan dan menghasilkan sesuatu yang berguna dari pada bermondar mandir di depan lift lantai satu di tengah malam.

Nah… yeoja itu muncul, dan aku akan berpura-pura kelelahan sehabis pulang dari suatu tempat, dan butuh secepatnya masuk lift menuju lantai 12. Aku membiarkan yeoja itu masuk lebih dulu ke dalam lift, dan menunggu sampai pintu sudah hampir tertutup. Aku menyerobot masuk dan TING… mau kemana kau yeoja misterius?

Sekali lagi. Aku menangkap reaksi berlebihan dari yeoja itu. Ruangan itu tidak begitu kecil, daya tampungnya juga 8 orang dewasa. Dan yang jadi pertanyaanku adalah, kenapa yeoja itu merapat di pojok, bahkan kakinya berjinjit saking inginnya dia menciptakan jarak antara aku dengannya.

“hey…”sapaku pelan

“jangan mendekat..jangan mendekat” sahutnya dengan suara bergetar. Tubuhnya juga gemetaran. Dan kupastikan penampilanku sudah cukup tampan malam ini, mana mungkin penampilanku yang membuatnya menyeringai ketakutan seperti itu.

“dompetmu terjatuh” lanjutku, dan aku tidak mengada-ada, dompetnya terjatuh di lantai lift, sejengkal dari tempatku berdiri. Aku memungutnya dan hendak menyerahkan dompet itu padanya

“jangan mendekat… kumohon”

“Hya agashi, aku hanya ingin menyerahkan dompetmu, bukan memperkosamu”

Yeoja itu tersentak, dan seketika dia panik satu detik setelah aku menyelesaikan kalimatku. Ia segera memencet tombol lift dengan terburu-buru.

“agashi..” aku memberanikan diri mencekal tangannya da menyelipkan dompet itu di tangannya.

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA……….” pekiknya memekakkan telinga. Ia langsung menepis tanganku, dan berlari keluar setelah pintu lift terbuka, padahal ini masih lantai 7.

Aku terperangah tidak percaya. Baiklah, satu kali seperti ini aku masih maklum, kedua kalinya, yah hanya sebatas membuatku penasaran, dan untuk ketiga kalinya diperlakukan seperti ini… aku bersikeras untuk mengetahui apa yang terjadi dengan yeoja itu. Harus!

***

Sudah 2 hari aku berubah profesi menjadi seorang penguntit. Anehnya aku bukan menguntit seorang artis idola, hanya seorang yeoja biasa… ah bukan, yeoja yang tidak biasa, karena kalau dia yeoja yang biasa-biasa saja, mana mungkin aku akan repot-repot menghabiskan waktu luangku untuk bertindak seperti orang bodoh dengan menguntitnya diam-diam. Dan ini yang kudapat.

Pukul 6 pagi yeoja itu keluar dari apartementnya menuju minimarket di sebelah gedung apartement kami, seperti yang kuketahui sebelumnya, ia menitipkan kimbab buatannya di situ. Lalu ia mengantarkan susu dan koran ke lingkungan sekitaran apartement. Selesai pukul 7 pagi atau bisa lebih, ia kembali ke apartementnya. Kuperkiran dia sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dan dua hari ini (sesuai hasil intaianku) memang dia berangkat ke kampus sangat pagi. Setahuku Kelas yang dimulai paling cepat adalah pukul 9, dan apa yang dilakukan yeoja itu di kampus pukul setengah 8 pagi? Pantas saja aku tidak pernah menyadari keberadaannya karena dia datang paling pertama dan pulang paling terakhir.

Sama halnya mengapa aku tidak sadar bahwa dia tetanggaku, karena dia pergi sangat pagi, dan pulang sangat sore. Mengurung diri sampai tengah malam, dan pergi ke minimarket untuk mengambil upahnya.

Dia tinggal sendiri, di apartement miliknya. Mengenai keluarganya di mana? Aku sama sekali tidak bisa mengetahuinya.

Keesokan harinya aku menghentikan pengintaianku. Hasil yang kudapatkan sama sekali tidak membantu, itu justru membuatku bertambah penasaran padanya.

“kau dapat tugas tambahan lagi dari Kim sonseng?” tanya Su Ho saat kelas kami kosong

“tidak… maksudku belum. Memangnya kenapa?”

“kau sepertinya kurang tidur, matamu berkantung”

Inilah hasil yang kudapat selama penguntitan itu selain informasi samar. Tidak mengapa, karena 3 hari ke depan tidak ada mata kuliah Kim sonseng. “aku terserang insomnia 2 hari ini” aku jelas tidak boleh jujur. Su Ho pasti akan meledekku habis-habisan kalau aku mengatakan padanya bahwa aku menguntit Lee Hana selama 2 hari belakangan ini.

“oh ya… berhubung kau penasaran. mengenai Lee Hana, aku mendapatkan info menarik”bisik Su Ho

Aku membelalak “jinjja… info apa apa? Info seperti apa? Tentang keluarganya? Atau apa?”

Su Ho mengerutkan kening sambil menatapku “aku tahu kau penasaran terhadapnya, tapi sikap antusiasmu ini…”

“Su Ho-ya, aku tidak punya waktu bercanda, katakan saja info seperti apa yang kau dapat”

Su Ho menghela nafas dan menepuk pundakku “aku tidak tahu seberapa besar rasa sukamu padanya, tapi Kyung Soo-ya, kusarankan kau menyerah saja”

“Hya…Hya… bicara apa kau, siapa yang menyukai siapa…”

Su Ho menatapku dengan pandangan prihatin “masih banyak yeoja normal di luar sana. Mengenai lee Hana, lupakan saja… dia… ung, bagaimana aku menyebutnya. Dia… tidak berhasrat pada namja”

Aku membulatkan mataku“kabar itu sudah beredar? Wah… kupikir waktu kutegur mereka, kabar itu akan lenyap”

Su Ho terkejut “jadi kau tahu tentang itu? Dan kau masih bertahan menyukainya?”

“chankkaman… ada 2 hal yang perlu di ralat di sini. Pertama, kabar itu belum tentu benar, masalah dia penyendiri dan menghindari semua namja, bukan berarti dia lesbian. Dan yang ke dua… berhentilah menanamkan hal konyol di otakmu bahwa aku menyukainya”

Su Ho malah tertawa “arasso… arasso. Terserah kau saja. Tapi mengenai kabar itu, percuma saja kalau kau mengklarifikasikannya padaku, sementara sudah hampir satu kampus yang tahu tentang kabar itu”

Aku menghela nafas “kenapa jadi serumit ini?” aku menoleh ke bangku pojok paling belakang. Dan benar juga, 2 bangku di depan, dan di sampingnya kosong. Dia mulai dihindari.

“aku jadi kasihan pada yeoja itu”

Aku menoleh setelah mendengar pernyataan Su Ho “nae… nado”

“kudengar dia hidup sendirian di dunia ini. bekerja untuk membiayai kehidupannya sendiri. Yah… walaupun dia diselamatkan oleh beasiswa hingga bisa berkuliah di sini”

Aku takjub. Sangat takjub. Informasi yang kudapatkan dengan sangat susah payah selama 2 hari justru sudah diketahui Su Ho tanpa proses menguntit sepertiku “sepertinya kau tahu banyak”

“aku dengar itu dari orang-orang, dan mengenai beasiswa, aku tahu itu karena kenalanku juga ikut program beasiswa, sama dengannya”

Aku mengerjapkan mata. Aku semakin penasaran pada yeoja ini. hidup sendirian di dunia ini tanpa bantuan siapapun, dan dia bisa bertahan sampai sekarang itu sudah luar biasa. Aku saja masih mengharapkan biaya dari orang tuaku.

Ini adalah mata kuliah terakhir, tapi satu-satunya penghuni bangku pojok belakang itu belum juga muncul, sementara semua mahasiswa tahu kalau Miss. Ahn, dosen Bahasa Inggris kami paling tidak suka ada yang berlalu lalang sementara kelasnya berjalan.

Kemana Lee Hana? Sejak jam istirahat terakhir tadi, dia tidak kembali ke kelas. Apakah… terjadi sesuatu? Ah tidak mungkin, setelah menguntitnya, dan bertemu secara langsung sebanyak 3 kali, aku sangat yakin dengan kemampuannya menghindari bahaya sudah tidak diragukan (dengan menjerit setelah bertemu namja, tidak akan ada namja yang berani menganggunya), jadi mana mungkin dia kenapa-kenapa.

Saat mata kuliah usai pun dia tidak juga muncul. Padahal buku-bukunya masih tergeletak di meja, dan aku bisa melihat tali tasnya menjuntai dari balik laci meja. Pasti terjadi apa-apa.

“kau tidak langsung pulang?” tanya Su Ho saat aku tidak membereskan buku-buku ku seperti kebanyakan Mahasiswa yang sudah bersiap untuk pulang.

“ada yang musti kuurus dulu sebelum pulang”jawabku

“begitu? Ya sudah, aku duluan” Su Ho menepuk pundakku, dan melambai pada Min Seok yang kebetulan saat itu melintas di depan kelas kami.

Kelas sudah kosong tanpa penghuni (kecuali keberadaanku dihitung), aku berjalan pelan menuju bangku pojok belakang. Mengamati tumpukan buku dan tas milik Hana. Aku sudah layaknya detektif, tapi sayang aku tidak memiliki kemampuan seperti detektif. Karena aku sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apapun tentang keberadaan Hana.

Aku mengumpulkan buku-buku itu dan memasukkannya ke dalam ranselku, juga tas Hana. Kemudian memulai pencarian.

Tempat pertama yang kutuju adalah perpustakaan. Dan aku tidak jadi masuk ke dalam karena aku menangkap sosok Kim sonseng tengah bercengkrama dengan nona penjaga perpustakaan. Ini cukup aneh, karena kudengar Kim sonseng sudah lama menduda, dan nona pejaga perpustakaan juga belum menikah di usianya yang ke 36 tahun. Ini bisa jadi skandal.

Ah.. apa yang kupikirkan. Aku harus menemukan Hana!

Di perpustakaan tidak ada, aku mencarinya di auditorium, cafetaria, laboratorium, ruang club fakultas seni, dan beberapa tempat lain yang membuatku akhirnya sadar sendiri, bodohnya aku. Hana tidak mungkin pergi di tempat keramaian. Lalu?

Benar, toilet wanita. Mungkin saja Hana menunggu sampai toilet benar-benar sepi baru ia ke sana, dan karena toilet kembali ramai, dia sengaja mengurung diri dan menunggunya kembali sepi. Yah Do Kyung Soo, kau jenius.

Tapi sayang, toilet wanita di gedung fakultas kami kosong. Aku bahkan memberanikan diri masuk, memeriksa tiap bilik WC, tapi kosong. Tak ada ciri-ciri keberadaan siapapun. Aku tidak jadi memuji diriku sendiri.

Apa mungkin Hana sudah pulang? Mungkin dia berpapasan dengan namja di luar kelas, dan dia langsung lari terbirit-birit selayaknya yang terjadi saat dia berpapasan denganku. Ah mungkin begitu.

Akupun menghentikan pencarian dan berniat pulang. Lagipula dia tetangga apartementku. Jadi tidak sulit mengembalikan barang-barangnya.

Baru beberapa langkah aku menuruni tangga. Firasatku langsung aneh, maksudku… yang kucari ini Lee Hana, bukan Hanako yang menjadi hantu legenda penunggu toilet wanita yang paling ujung. Aku mendengar suara isakan tangis yang begitu… samar, hampir redup. Tapi terdengar seperti gema.

Dan mataku langsung tertuju pada gudang tua di dekat tangga. Aku tidak cukup berani untuk memastikan firasatku (bahwa mungkin saja Hana ada di dalam. sebagai pertaruhan juga apakah Hana itu adalah Lee Hana atau Hanako). Ah tidak mungkin. Lagipula alasan kuat apa yang mendukung keberadaan Hana di gudang itu?

Aku pun melanjutkan langkahku melintas di depan gudang itu. Tapi… seolah ada yang mencegahku. Suara tangisan itu, aku tidak begitu yakin dengan pendengaranku. Beruntung langit tidak begitu gelap sore ini dan itu tidak akan membuatku merinding.

Baiklah Do Kyung Soo, dari pada kau mati penasaran saat tiba di rumah, sebaiknya kau pastikan siapa yang ada di dalam gudang itu. Lee Hana atau Hanako. Dua sosok yang berbeda, tapi pasti akan ada reaksiyang sama. Kalau yang ada di dalam ternyata adalah Hanako, maka aku akan lari terbirit-birit, tapi sebaliknya, bila yang di dalam itu adalah Lee Hana, maka yeoja itu yang akan lari terbirit-birit setelah melihatku.

Kukencangkan ranselku, meminimalkan kemungkinan ranselku terjatuh saat aku berlari nanti. Kutarik nafas dalam-dalam dan menyiapkan mental. Baiklah Lee Hana, kau sukses membuat seperti ini.

Kuputar kunci yang (entah dengan keajaiban apa?) masih menempel di lubang handle pintu gudang itu, dan perlahan kuputar dan kudorong hingga terdengar suara decitan yang cukup memekakkan telinga, menandakan bahwa engsel pintu ini sudah cukup tua dan jarang difungsikan.

Bisa kubayangkan, ada ribuan serangga yang ada di dalam, dan kuharap tidak satupun dari ribuan serangga itu yang menyapaku. “a… ada orang?” tanyaku pelan, sembari melangkah perlahan memasuki gudang tua, berdebu, dan remang itu. “jawablah… kalau ada, aku akan membawamu keluar, kalau tidak… aku yang akan keluar”

Dan benar saja. Di pojok ruangan, di dekat tumpukan kursi dan meja rusak, tengah meringkuk sesosok… yeoja. Dan kalau tidak mengingat bahwa memang tadi Lee Hana mengenakan rok putih, maka mungkin saja aku akan mengira ia hantu.

“Lee Hana-shii, apa itu kau?” tanyaku sembari perlahan mengendap. Kuarahkan light ponselku ke arahnya. Bisa kulihat dengan jelas, ia duduk meringkuk, memeluk lutut dan membenamkan wajahnya di sana.

Dan saat sinar ponselku menyadarkannya bahwa aku ada di ditu. Ia mengangkat wajah…

Aku menelan ludah. Apa ini pengaruh light ponselku atau memang wajah yeoja itu……. bersinar, “Lee Hana-shii, apa yang kau lakukan di sini?”

Bisa kulihat ia mengusap air matanya, dan lagi-lagi dengan reaksi yang sama. Ia panik. Sebisa mungkin meraih apa saja untuk pegangan. Dan aku berharap dia tidak sepanik itu sampai mengambil sebuah balok dan menghantamkannya ke kepalaku. Semoga tidak, karena kalau terjadi seperti itu, maka aku akan sangat menyesal telah menolongnya.

“te…tenanglah Hana-shii, aku tidak datang untuk menganggumu, aku akan membantumu keluar”aku berusaha menenangkannya.

“ja… jangan mendekat. Jeball… jangan mendekat”pintanya dengan suara bergetar.

Aku menghela nafas. Yeoja ini sungguh… aku tidak punya ide lagi tentangnya “aku tidak akan mendekat, kau bisa berdiri kan? Aku sudah membukakan pintu ini. entah siapa yang menguncikanmu di dalam, tapi tenanglah, kau sudah aman. Dan ini” aku mengeluarkan tas beserta buku-bukunya, meletakkannya di lantai, karena sangat mustahil menyerahkannya secara langsung, bisa jadi ia malah menimpuk kepalaku dengan buku. “ini buku dan tas mu, aku ambil sebelum kelas di kunci oleh security. Dan juga” aku meletakkan sapu tanganku di atas tasnya “mungkin kau perlu ini unuk mengusap air matamu. Aku akan menjauh sampai kupastikan kau keluar dari gudang ini. berdiri lah” aku melangkah agak kesamping, seolah membuka jalan agar yeoja itu bisa menyambar tas dan bukunya lalu beranjak meninggalkan gudang ini.

Yeoja itu terlihat sesenggukan. Perlahan dan sangat hai-hati ia berdiri, sampai ketika ia hampir limbung, aku refleks hendak menolongnya.

“jangan mendekat…” tegurnya lagi memberi peringatan. Ah benar juga. Yeoja ini tidak akan sudi ditolong kecuali dia benar-benar akan mati.

“bergegaslah, ambil tas dan bukumu. Sudah hampir petang”aku masih berusaha menangapnya dengan tenang.

Yeoja itu mulai berjalan pelan, mengambil tas dan buku-bukunya, kemudian beranjak pergi meninggalkanku. Tentu saja dengan langkah cepat.

Yang menjadi pertanyaanku adalah, kenapa dia ada di gudang ini dalam keadaan terkunci? Siapa yang tega menguncinya di dalam gudang?. Lee Hana, setelah kabar miring itu beredar, kurasa hari-harimu di kampus akan semakin sulit.

***

Seperti biasa (hari-hari setelah aku tahu bahwa aku satu jurusan dengan Hana), yeoja yang membuatku masih penasaran itu sudah duduk tenang di bangku keramatnya di pojok belakang, sambil tertunduk membaca buku. Aku hanya menghabiskan waktu 20 detik untuk menatapnya sebelum aku duduk di bangkuku, persis di sebelah Su Ho.

Aku cukup heran dengan atmosfer ruangan ini. banyak sekali kasak kusuk yang sangat kabur, aku tidak bisa menangkap apapun.

“Su Ho-ya… ada sesuatu yang heboh? Kenapa para yeoja duduk berkelompok-kelompok?”tanyaku pada satu-satunya sumber terpercaya.

“kenapa kau bertanya? Apalagi yang para yeoja lakukan kalau bukan bergosip”itu jawaban yang kudapat.

“tidak seperti biasanya. Aku merasakan ada hawa mencurigakan”

“kau ini, sejak kapan kau sibuk mengurusi kegiatan mereka? Sudahlah, lebih baik kau fokus saja. Ada kuis dari Miss. Ahn setelah ini”

Aku mengangguk ragu. Tapi betul, firasatku mengatakan, ada hal yang aneh.. tapi apa? “oh ya Su Ho-ya, apa kau tahu? Kemarin Hana terkunci di dalam gudang hampir setengah hari”

Su Ho langsung menoleh padaku “mworago? Kau tahu dari mana?”

“aku tahu karena aku yang menemukannya di sana. Yang menjadi pertanyaanku, kenapa yeoja itu bisa terkunci di sana? Siapa yang menguncikannya di sana?”

“chankkaman… chakkaman. Mengenai pelakunya, kita bahas nanti. Pertanyaan besarku adalah kenapa kau bisa menemukannya di gudang?”

“mengenai itu? Aku tidak punya jawaban pasti. Kalau kusebut itu kebetulan, kau pasti tidak percaya, karena kemungkinannya adalah 5 banding 100. Tapi… sepertinya aku hanya bisa menjawab seperti itu”

“WOAH…. daebak…”

“apanya?”

“itu namanya kontak batin”

Aku membelalak “kontak batin? Apa kau gila?”

Su Ho malah menepuk-nepuk pundakku “Kyung Soo-ya…aku pernah melihat wajah Hana satu kali, dengan sangat jelas waktu aku berniat menolongnya di tangga tahun lalu itu. Hei, dia sangat cantik, wajahnya begitu natural dan.. polos”

“Su Ho-ya, berhenti mengatakan hal-hal yang aneh, dan kita lanjutkan pembahasan tadi. Mengenai wajah Hana… um… aku juga sudah melihatnya”

Su Ho berdecak berkai-kali “jinjja…”

“Su Ho-ya…”

“arasso… arasso. Lalu siapa pelakunya?”

“kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya”

“hum… baiklah, aku akan menyelidikinya. Demi temanku, apa yang tidak?”

Aku bernafas lega. Beruntung aku bersahabat dengan Mahasiswa yang cukup berpengaruh di fakultas ini. dia punya banyak kenalan, dan banyak yang menyeganinya. Dia sangat easy going, dan aku perlu belajar cukup banyak darinya untuk mengurangi rasa kurang percaya diriku ini di depan banyak orang.

“yang benar saja… pelakunya adalah teman sejurusan kita? Siapa? Kau tahu nama-nama mereka?”tanyaku bertubi-tubi saat Su Ho memberitahukanku hal itu.

“itu yang kudengar dari penjaga gedung universitas ini. dia bilang kemarin beberapa Mahasiswi jurusan kita meminjam kunci gudang tua untuk keperluan penting. Dan katanya sampai sekarang kunci itu belum dikembalikan”

Aku berdecak kesal “tega sekali. Mereka pasti sangat girang setelah mengerjai Hana, terbukti kunci itu masih tertancap jelas di pintu gudang, saking girangnya… mereka pasti lupa. Siapa-siapa saja orang itu?”

“hum… kalau itu aku tidak tahu jelas. Hanya itu yang kudapat”

Aku menghela nafas kemudian menepuk pundak Su Ho “gomawo Su Ho-ya, maaf juga telah merepotkanmu”

“gwenchana… gwenchana. Membantu pangeran yang sedang jatuh cinta itu mengasyikkan, tidak buruk”

Aku membelalak, dan hendak menimpuknya dengan buku, saat kami terusik kericuhan di depan kelas. Aku dan Su Ho bertatapan sejenak, kemudian bergegas mencari tahu apa yang terjadi.

Mataku seketika hendak lepas dari tempatnya begitu aku melihat pemandangan di depanku. Seorang yeoja lemah dan pendiam tengah tersungkur di lantai dengan seluruh tubuh penuh tepung. Bisa kulihat ia kesulitan menggapai tas nya karena pandangannya kabur, bisa kupastikan tepung itu masuk ke matanya.

Su Ho menyikutku untuk segera menolongnya, tapi aku ragu, aku khawatir yeoja itu akan histeris lagi.

“hya… apa-apaan ini? siapa yang melakukan ini?” tegur Su Ho pada sekumpulan mahasiswa yang mengerumuni Hana dalam bentuk lingkaran.

Tidak ada yang menjawab, semuanya sedang berbisik-bisik.

“tunggu sampai kutemukan pelakunya, dan akan kulaporkan kalian ke rektorat”

Ancaman Su Ho langsung membuat kerumunan itu bubar. Sementara aku dengan perlahan menghampiri Hana, membantunya mengumpulkan buku-buku miliknya yang berserakan “gwen… gwenchanayo Hana-shii?”

Yeoja itu menoleh ke arahku, tapi matanya terpejam. Pasti sangat perih. Ia langsung beringsut menjauh.

“tidak.. tidak, aku tidak akan berbuat macam-macam. Aku hanya ingin membantumu”ucapku. Tulus.

“tinggalkan aku… aku baik-baik saja” balasnya dengan suara yang hampir tidak bisa tertangkap oleh gendang telingaku. Tapi hei… ini adalah konteks kalimat baru yang kudengar darinya selain jangan mendekat… jangan mendekat. Walaupun artinya kurang lebih sama, tapi… ini sedikit lebih enak di dengar.

Aku merogoh saku kemejaku, dan meletakkan sapu tanganku di tangannya. Ia sempat terkejut sebelum kukatakan “pakailah itu untuk membersihkan wajahmu”

Bisa kulihat ia ragu. Dan kurasa dia tidak punya pilihan lain untuk membersihkan wajahnya, terlebih matanya mulai berair saking perihnya.

Aku mengamatinya dalam diam, setiap gerakan lembut dan usapan tangannya menggunakan sapu tanganku di wajahnya, ini seperti sepotong adegan film lawas kerajaan-kerajaan Inggris, di mana seorang pangeran membantu seorang wanita yang ternyata adalah putri dari kerajaan sebelah yang tersesat. Tapi aku tidak cukup berani menghayal sampai sejauh itu. Karena Hana sudah selesai mengusap wajahnya. Ia mengumpulkan buku-bukunya, memasukkannya ke dalam tas dan beranjak pergi meninggalkanku.

Ironis memang, tapi ini masih lebih baik dari pada ia lari terbirit-birit setelah melihatku.

Aku berdiri, memandang punggungnya yang menjauh. Kuharap tidak ada lagi yang menganggunya dalam perjalanan pulang ke rumah.

“ah… aku terharu” suara Su Ho mengusik terlingaku.

“berhentilah mengoceh. Ini hanya bagian dari bentuk prikemanusiaan”balasku.

“percayalah, kau sangat keren” Su Ho langsung memperagakan sepotong adegan (yang aku tidak percaya telah melakukannya tadi) “pakailah ini untuk membersihkan wajahmu…”

“hya.. ekspresiku tidak seperti itu. Kau memperagakannya dengan sangat menjijikkan”

Dan sialnya, Su Ho tertawa sambil merangkulku. “tapi kau sangat keren”.

Aku hanya bisa melengos, masih mencuri pandang kearah perginya yeoja itu… Lee Hana… apapun yang menjadi alasan kenapa kau mengindari semua namja, kenapa kau pendiam dan menutup diri, dengarlah… aku akan sebisa mungkin melindungimu dari mereka yang mengusikmu.

***

“dia belum datang” ucap Su Ho tiba-tiba

“ha?”

“lee Hana belum datang sejak tadi pagi, jadi berhentilah menatap bangkunya yang masih kosong”

Merasa terangkap basah, aku jadi malu sendiri “siapa yang menatap bangkunya? Aku hanya… hanya…”

“sudahlah, dia pasti baik-baik saja. Lagipula ada kau, pangeran cintanya”

“berhentilah mengoceh atau buku ini akan mendarat di wajahmu”

Su Ho langsung tertawa “arasso… arasso…”

Mata kami langsung tertuju ke depan kelas saat 3 orang Mahasiswi naik ke depan dan menyuruh sesisi kelas memperhatikan mereka.

“hei dengar… dengar. Kami punya kabar baru tentang Lee Hana, yeoja lesbian itu”

Mataku langsung membelalak begitu mendengar pidato pembukaan mereka. Aku hampir saja menghambur menghentikan mereka kalau saja Su Ho tidak mencegahku.

“Lee Hana itu tidak punya keluarga, tidak punya orang tua. Lalu, apa kalian tidak curiga bagaimana dia bisa menghidupi dirinya?” lanjut para penebar finah itu

Aku berusaha menahan sabar, menerka-nerka apa yang kira-kira akan keluar dari mulut mereka.

Kelas mulai ricuh dan berkasak-kusuk. Mencoba menebak dan kupastikan tebakan mereka semua adalah kearah negatif.

“ini berita yang sangat mengejutkan, dan kalian pasti tidak akan percaya dengan apa yang akan kalian dengar”

“cepatlah katakan…”

“iya… jangan banyak basa-basi”

“apa pekerjaan yeoja lesbian itu? Meladeni ahjumma-ahjumma?”

Siapa yang mengatakan kalimat barusan? Hendak kupatahkan rahangnya. Dan kenapa pula Su Ho memintaku tetap diam dan mendengar ocehan tidak jelas dari yeoja-yeoja perusak itu.

“Lee Hana, yang selama ini kita tahu sebagai Mahasiswi pendiam, tertutup dan tidak suka keramaian, ternyata adalah……”

Aku salut bagaimana yeoja-yeoja itu menciptakan suasana tegang sebagaimana mereka menggantungkan kalimatnya.

“SEORANG PELACUR” serunya.

“MWO???????????” itulah reakasi kami satu kelas. Dan keadaanpun semakin ricuh.

“HENTIKAN OCEHAN TIDAK PENTING KALIAN” bentakku setelah menggebrak meja. Bisa-bisanya mereka memfitnah seorang yeoja polos seperti Hana. Apa mereka tidak tahu bagaimana perjuangan yeoja itu siang dan malam demi kelangsungan hidupnya?

Kelas langsung hening, dan semua mata tertuju padaku. Bisa kulihat dengan ekor mataku, Su Ho menepuk keningnya sambil menutup wajah. Apa tindakanku berlebihan.?.

“Kyung Soo-shii, a… apa maksudmu barusan?” tanya salah satu dari ratu gosip itu.

“seharusnya kutanyakan itu pada kalian? Apa maksud kalian membeberkan berita yang tidak benar? Bisa-bisanya kalian menebar fitnah yang begitu tidak masuk akal”jawabku. Sudah terlanjur basah, kulanjut saja.

“tapi Kyung Soo-shii, ini bukan fitnah, berita ini kami dapat dari sumber terpercaya”

“benarkah? Lalu dari mana sumber terpercaya itu? Siapa dia?”

Ketiga yeoja itu langsung terdiam sambil bertatapan. “itu… itu…”

“tidak ada kan? Bilang saja kalau kalian hanya menebar issue murahan tanpa sumber yang jelas”

“kami tidak bisa seenaknya saja menyebutkan siapa narasumbernya, karena ini rahasia”

“alasan konyol…”

Su Ho langsung menarik tanganku dan memintaku duduk. Sepertinya dia ingin menggantikanku bicara “Dengar. Kyung Soo benar, intinya jangan menebarkan issue kalau sumbernya tidak jelas. Itu sangat tidak bertanggung jawab dan akan menyakiti pihak yang menjadi objek issue ini. kita sama-sama manusia, kalian juga pasti tidak akan terima kalau diri kalian difitnah sekotor itu. Masih beruntung kalau kalian bisa menyuarakan protes. Sedangkan Lee Hana? Kalian pikir dia bisa? Jadi sekali lagi… hentikan omong kosong kalian, masih banyak pekerjaan yang lebih berguna dari pada mengusik seorang mahasiswi yang tidak pernah menganggu kalian sedikitpun”

Kelas hening sejenak, kemudian bisa kulihat beberapa di antara mereka mengangguk-angguk, membenarkan ucapan Su Ho. Satu lagi yang kukagumi darinya, dia bisa menyelesaikan sebuah masalah dengan kepala dingin, benar-benar sosok seorang pemimpin. Dan memang inilah yang seharusnya kutiru, tidak langsung meledak seperti tadi. Harusnya aku bisa membela Hana sebagaimana cara Su Ho barusan.

***

Beberapa hari berlalu. Terima kasih kepada Su Ho karena fitnah itu mulai meredup dan keadaan mulai tenang seperti sedia kala. Hana juga sudah tidak terusik beberapa hari ini. semuanya lancar.

“hei pangeran cinta, bagaimana menyebut kalimat ini?” Su Ho menyodorkan secarik kertas berisi deretan kalimat bahasa Inggris padaku.

“apa ini?”

“ini adalah kalimat yang akan kuselipkan di pidato pembukaan pentas seni nanti”

Aku mengangguk-angguk lalu kubaca deretan kalimat itu “breathing is art, hearing is art, seeing is art, even our heartbeat is art, so  all things of our life include our self is art” aku mengerutkan kening. Kalimat yang aneh.

“wah pronunciation mu sempurna..”

“tapi aku tidak sepenuhnya tahu arti kalimat ini”

Su Ho tersenyum “bernafas adalah seni, mendengarkan adalah seni, melihat adalah seni, bahkan detak jantung kita adalah seni, jadi semua hal dalam kehidupan kita termasuk diri kita sendiri adalah seni”

“Woah…”

“kenapa? Ada kalimat yang salah?”

“ani… ani, orang yang berjiwa seni memang akan menyampaikan kalimat ini”

“wah tunggu, seharusnya aku menambahkan satu kalimat lagi”

“kalimat apa?”

Su Ho mengedipkan sebelah matanya padaku, menuntunku untuk menoleh pada penghuni bangku pojok belakang “falling in love… is art

Aku melengos “tidak lucu”

Su Ho malah tertawa “sepertinya kau harus berusaha keras Kyung Soo-ah, yeojamu sangat sulit ditakhlukkan”

“Su Ho-ya…”

“arasso… arasso… aku diam”

Aku menemui Kim sonseng di ruangannya setelah mata kuliah terakhir selesai. Kukira dia ingin menghukumku lagi, tapi ternyata dia memujiku karena prestasiku meningkat. Aneh sebenarnya, apa mungkin semua essay yang dia berikan itu mempengaruhi nilaiku? Syukurlah kalau seperti itu.

“oh ya Do Kyung Soo, besok aku tidak masuk ke kelas kalian, sampaikan itu pada teman-temanmu”

“nae sonseng-nim” jawabku, walau aku tidak mengerti kenapa untuk menyampaikan hal ini dia tidak memanggil Su Ho saja selaku ketua tingkat.

“begitu saja, kau boleh pulang”

“kamsahamnida sonseng-nim” akupun meninggalkan tempat.

Aku mempercepat langkahku saat di depan gedung fakultas kami kulihat kerumunan orang. Apa terjadi keributan?.

Saat aku mendekat, telingaku langsung menangkap umpatan-umpatan kasar dari kerumunan itu yang bisa kutebak siapa objeknya.

“DASAR LESBIAN… ENYAH KAU DARI KAMPUS KAMI…”

“PENYUKA SESAMA JENIS TIDAK DITERIMA DI SINI…”

“DAN LAGI KAU SEORANG PELACUR, KAMPUS INI BUKAN TEMPAT MURAHAN…”

“PERGI SAJA KE CLUB MALAM KALAU KAU INGIN MENCARI PELANGGAN”

Aku naik pitam, segera menerobos kerumunan yang penuh sesak itu. Dan saat aku menemukan objek cacian mereka… betapa terkejutnya aku dengan pemandangan yang kusaksikan.

Lee Hana… siapa lagi. Tapi ini lebih dari sekedar kejam. Yeoja itu terpuruk di tanah sambil menunduk. Parahnya, kerumunan ini tidak segan-segan mengguyur yeoja iu dengan air kotor, sampah dedaunan, dan terakhir kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri, ada yang melemparinya dengan batu, sukses mendarat di kening Hana. Terkutuklah tangan itu..

“HENTIKAN…” bentakku pada tangan-tangan kejam yang masih melempari Hana dengan apa saja yang ada di tangan mereka.

“apa yang kau lakukan Kyung Soo-shii, tidak seharusnya kau menghentikan ini. apa kau sudi fakultas kita tercemar dengan keberadaan pelacur lesbian ini?” balas seorang yeoja yang kutahu namanya Min Ah.

“apa-apaan ini, bukankah berita ini sudah diklarifikasi? Ini fitnah…”

“tapi bukan orang ini yang mengklarifikasi. Kyung Soo-shii, jangan tertipu tampang polosnya”

Mereka kembali menimupuki Hana dan mencacinya.

“sudah kubilang hentikan…” bentakku, tapi tak diindahkan juga. Aku memutuskan untuk menolong Hana dengan cara lain, terlebih timpukan mereka sudah lebih dari sekedar sadis, buku, sepatu, batu, botol air mineral…

Aku segera bergegas menghampiri Hana, awalnya hanya duduk di hadapannya, kemudian aku nekat memeluknya dan menggunakan tubuhku sebagai tameng untuk melindunginya dari timpukan-timpukan itu.bisa kurasakan tubuh yang kupeluk itu tersentak. Ia meronta, tapi aku menolak untuk melepasnya. Rasa sakit di punggungku akibat timpukan-timpukan benda keras, kuabaikan dulu.

“Kyung Soo-shii, apa yang kau lakukan?” seru Min Ah, dan kurasa mereka sudah menghentikan aksi mereka.

Aku menoleh, menatap mereka tajam “ini adalah tindak kriminal. Kalau kalian tidak ingin kulaporkan, pergilah dari tempat ini” ancamku.

“tapi Kyung Soo-shii”

“aku hapal nama-nama kalian…”tambahku

Kurasa mereka bisa membaca ekspresi marahku, terbukti perlahan mereka membubarkan diri, tentu saja dengan berkasak-kusuk.

Setelah itu aku kembali menatap Hana. Kurogoh saku jacketku, meraih sapu tangan dan menyeka wajahnya yang kotor “gwenchanayo?”bodohnya aku dengan pertanyaan itu. Darah yang mengucur di keningnya adalah pertanda kalau dia tidak sedang baik-baik saja.

“lepaskan aku…” pintanya lirih

“Hana-shii…”

“kubilang lepaskan aku”

“kau ini kenapa? Bahkan untuk kutolong pun kau tidak sudi? Apa kau tidak lihat, kau bisa mati kalau hal ini berlanjut”

“aku tidak peduli..”

“semudah itu? Hya… bisa kah kau hargai hidupmu itu? Aku saja orang yang baru mengenalmu rela ditimpuk benda keras untuk menyelamatkanmu, lalu apa yang kau lakukan? Semudah itu kau mengatakan tidak peduli???”

Hana mengangkat wajah, menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa kubaca. Wajahnya sangat pucat, dan matanya sayu “siapa yang memintamu menolongku? Aku tidak pernah memintamu”

Aku terkejut bukan main “Hana-shii…”

“terserah apa yang mereka lakukan, terserah apa yang mereka katakan. Aku tidak peduli. Aku… tidak…___”

Aku membelalak. Hana pingsan, tepat di pelukanku. Sekarang aku tahu kenapa dia tidak memberontak, mendorongku atau sejenisnya, itu karena Hana tidak punya tenaga lagi. Lee Hana… apa yang menimpamu ini???

***

“kamsahamnida ahjumma… aku tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi”ucapku pada ahjumma pemilik mini market itu

“nae… gwenchana. Beruntung kau memanggilku dengan cepat. Aku sudah membersihkan tubuhnya dan mengganti bajunya, selebihnya… kuharap kau bisa mengurusinya, aku tidak tahu banyak mengenai perawatan luka”

“kamsahamnida ahjumma… kamsahamnida…”

“aku pergi dulu, aku meninggalkan Mini market sudah cukup lama”

“ah nae ahjumma, maaf merepotkanmu. Mari kuantar”

“tidak perlu, kau rawat saja Hana. Dia belum sadar juga”

Aku mengangguk, kemudian mempersilakan ahjumma itu meninggalkan apartementku. Aku menghela nafas, kemudian masuk ke kamarku. Tampak oleh mataku, bagaimana tubuh Hana terbaring lemah di atas tempat tidurku. Wajahnya masih sangat pucat. Bisa kubayangkan bagaimana rasa sakit yang ia terima.

Orang-orang itu, tidak kusangka diamnya mereka selama beberapa hari ini ternyata untuk hari ini. puncak di mana mereka memperlakukan Hana sampai seperti ini.

Aku menghampiri Hana, duduk di tepian tempat tidurku, tepat di sebelahnya. Wajah yeoja ini begitu polos, memandangnya saja begitu meneduhkan. Wajah yang membuatku tidak bisa lepas memikirkannya.

Ah… perkataan Su Ho… sial. Terpaksa aku harus mengakuinya. Aku.. menyukai yeoja ini. masa bodoh dengan rumor itu. Aku tetap menyukainya.

Aku segera mengambil kotak P3K di laci meja tidurku. Mengolesi obat antiseptic di keningnya, menempelkan perban dan plester pada lukanya.

Aku terkejut saat Hana mengeluh kesakitan. Kurasa dia sudah sadar. Aku harus menjauh…

Aku bergerak mundur beberapa langkah ke belakang. Menunggu sampai Hana membuka matanya, dan mempersiapkan jawaban agar dia tidak berpikiran macam-macam.

Hana mulai menggerakkan kepalanya sambil mengeluh kesakitan. perlahan bisa kulihat ia membuka mata. Dan ia meringis sembari memegangi keningnya. Aku menyaksikannya dalam diam, bagimana ia mengerjapkan matanya, mencoba fokus dengan keadaan, kemudian ia bangkit dari tidurnya dan duduk di sana dengan penuh tanda tanya “di mana ini?”

“di kamarku, Hana-shii”jawabku pelan “kau sudah sadar?”

Hana menatapku. Bisa kulihat dia terkejut. Ia segera menyibak selimut dan memeriksa sekujur tubuhnya dengan panik.

“tenanglah, aku tidak berbuat apa-apa padamu”

“di mana pakaianku? Kenapa aku bisa memakai pakaian seperti ini? kenapa aku bisa ada di sini?”

“tenang… tenanglah, akan kujelaskan. Tadi di kampus kau pingsan, aku membawamu ke apartementku karena aku tidak bisa menemukan kunci apartementmu. Mengenai tubuhmu, aku bersumpah tidak sedikitpun menyentuhmu. Aku meminta ahjumma pemilik minimarket itu untuk membersihkan tubuhmu dan menggantikan pakaianmu. Yang kau kenakan itu adalah pakaianmu, karena aku tidak punya pakaian yeoja…”

Hana segera beranjak dari tempat tidurku. Menyambar tasnya yang kuletakkan di atas meja.

“Hana-shii tunggu” aku mencekal tangannya, murni refleks.

“lepaskan tanganmu” Hana menepisku, cukup kasar.

Aku cukup tersinggung “hya Lee Hana-shii… inikah perlakuan yang kau berikan pada orang yang telah menolongmu?”

Hana menatapku “apa aku memintamu menolongku?”

“Hana-shii…”

“lagipula, kalau kau ingin pamrih, jangan menolong siapapun, terlebih itu aku”Hana hendak beranjak, tapi aku tetap menahannya.

“setidaknya hargai aku sebagai orang yang mencemaskan keadaanmu”

“berhentilah mencemaskanku, karena itu sangat tidak berasalan”

“Hana-shii, kau sadar? Hidupmu akan sulit dengan sikapmu yang seperti ini. lihatlah bagaimana mereka mengataimu lesbian dan pelacur”

Hana kembali menatapku. Tajam. Satu sisi yang cukup mengejutkanku “aku tidak peduli”

“Hana-shii, kau tahu apa arti sebutan itu? Apa kau terima-terima saja saat mereka mengataimu sekotor itu? Tidak bisa kah kau mengklarifikasinya kalau kau bukanlah penyuka sesama jenis?”

“apa pedulimu?”

Aku jelas naik pitam. Yeoja ini betul-betul keras kepala “aku menyukaimu… arasso?”

Bisa kulihat dia tersentak kaget.

“aku mencemaskanmu, selalu memikirkanmu, berusaha sebisa mungkin agar kau tidak terusik oleh mereka, berusaha menolongmu saat mereka mengerjaimu… kau pikir kenapa aku melakukan semua hal itu? Semuanya hanya karena aku suka pada__”

“aku tidak menyukaimu”potongnya

Aku tersentak. Cukup dalam tertancap di dadaku.

“aku tidak suka kau. Dan asal kau tahu saja, bukan tanpa alasan mereka mengataiku lesbian. Karena memang aku tidak tertarik pada namja. Dan kau tidak perlu repo-repot meralat tanggapan mereka terhadapku. Anggap saja benar kalau aku penyuka sesama jenis. Jadi… rasa sukamu itu… lebih baik kau alihkan saja pada yeoja normal”tuturnya tanpa perasaan sedikitpun. Setelah itu ia beranjak meninggalkanku.

Sebut saja ini berlebihan, tapi aku seolah merasakan Hana baru saja menikam dadaku dengan pisau. Rasanya sangat sakit, dan kalimat terakhirnya betul-betul membuatku…

Emosi!

Aku berbalik, mengejarnya yang sudah keluar dari kamarku. Aku mencekal tangannya begitu ia sudah membuka pintu apartementku. Kusentak tangannya hingga ia berbalik kearahku.

“apa yang kau lakukan? Lepaskan” ia meronta. Tapi sekuat apapun dia meronta, kodratnya adalah, namja lebih kuat dari pada yeoja.

Segera kututup pintu apartementku dan kusandarkan punggung Hana di sana “biar kuberi kau penegasan, aku menyukaimu bukan tanpa alasan, dan aku sendiri juga tidak mau seperti ini, menyukai yeoja yang sama sekali tidak sudi menatapku. Tapi rasa sukaku tidak sesederhana itu, dan begitu mudahnya kau memintaku untuk mengalihkan perasaanku pada yeoja lain…, dan lagipula…menyukai yeoja lesbian? Let us see” kuraih tengkuknya dengan cepat dan kubungkam bibirnya sebelum ia menyuarakan protes. Bisa kurasakan tubuhnya tersentak dan menegang sementara aku mengecup bibirnya.

Awalnya kukira kebungkamannya karena ia membiarkanku sepenuhnya mengulum bibirnya, tapi tidak. Menit berikutnya ia mendorong tubuhku hingga aku tersungkur ke belakang. Aku belum sempat berdiri saat mataku menangkap pemandangan…. mencekam.

Hana… Lee Hana… yeoja itu?

Ya Tuhan… apa yang terjadi?????

!!!

“ANDWAE…. ANDWAE……”Ia berteriak histeris, seperti orang kesurupan. Panik tahap tinggi sampai tidak bisa mengontrol diri.

Aku… hanya menciumnya, tapi reaksinya seolah aku telah merenggut kehormatannya. Tidak hanya itu, ia berdiri terpontang-panting seolah tidak tahu harus berbuat apa. Aku ikut panik melihatnya.

“Hana-shi… kau… kau kenapa?” aku berusaha mendekat.

“HAJIMA…. HAJIMA…” pekiknya histeris. Air matanya terburai, dan kulihat tatapan matanya penuh ketakutan. Ia meraih handle pintu apartementku dengan gemetaran, ia bahkan kesulitan membukanya, padahal hanya perlu di putar ke kiri.

“Hana-shii…” aku masih tidak mengerti apa yang terjadi. Apa ciumanku melukainya? Apa yang terjadi?

“JANGAN MENDEKAAAAAAAAAAATTTTTTT…” jeritnya masih histeris. Dan setelah ia berhasil membuka pintu apartementku, ia berlari secepat mungkin bahkan terjatuh beberapa kali untuk segera mungkin mencapai apartementnya.

Aku mengejarnya dengan penuh tanda tanya, juga… panik “Hana-shii tunggu…. aku… aku tidak bermaksud melukaimu, aku hanya ingin kau tahu kalau aku betul-betul menyukaimu, dan aku tidak peduli apapun bahkan kalau benar kau tidak menyukai namja”

Tapi seruanku itu sia-sia. Hana sudah berhasil mencapai apartementnya, dan tentu saja mengunci pintunya rapat-rapat. Sementara aku, masih dengan kebingungan luar biasa, menggedor-gedor pintu apartement Hana, mencoba memberi penjelasan.

Terakhir aku sadar, aku memang berlebihan. Kalau berpapasan dengan namja saja Hana akan lari terbirit-birit, lebih-lebih kalau seorang namja menciumnya.

Tapi reaksi itu… terlebih tatapan matanya seolah ia sedang tidak berada di dunianya. Ketakutan mencekam seolah nyawanya akan kucabut… sebenarnya apa yang terjadi. Itu jelas bukan reaksi normal untuk seorang yeoja yang diberi ciuman tiba-tiba. Masih masuk akal kalau dia menamparku, dan menangis terisak meninggalkanku. Ini tidak. Ia berteriak histeris, seolah kesurupan, dan seolah telah kehilangan kehormatan…

APA YANG SEBENARNYA TERJADI???

Ada apa dengan Lee Hana? Kenapa ia sampai setakut itu???

Apa dia punya kenangan buruk di masa lalu???

Dan apakah kenangan buruk itu berkaitan erat dengan seorang namja???

AKU BETUL-BETUL TIDAK TAHU!!!

To Be Continued

~BaekYoo~ ❤

44 respons untuk ‘[FF] Another Chance {PART 1}

  1. uwaaaa… D.O oppa jadi namja agresif!! O.o
    biasany kan malu2. Kkkk XD

    Hana-sshi, klu ga mau, D.O oppany buat aku aja deh… Lho (?) #bercandaminthor …hehehe

    penasaran dgn masa lalu hana, sampe kya gtu brhadapan dgn cowo…

    Daebak thor eonni ff-ny 😀

  2. wahh kerenn bget FF nya,,kalau aku jadi tu yeoja aku gk bakalan histeris malah kegirangan kali ya haha..

    si hana bikin penasarann suamii ku saja wkwk di hajar kyungsoo …

  3. Annyeong.. Thor. Pertma baca ff ini di awal ngakak pas baca “ada suara lembut melebihi suara semut” hahaha smpe ngebayangin suara semut gmn 😀 LOL

    Dosen’y jahat sekalai.. Khyung soo ksian .. Ga kebayang sampe gmna itu tangan dy.. :D,
    Hana knpa si -_- misteri bgt hidup’y deh, penasaran.. Knpa dy sampe berlebihan gtu ??
    Keren2 part 1’y 🙂 aku bca part 2nya ya thor (y)

  4. annyeong…aq reader baru d sini^^
    FF’a keren thor, aq pnasaran ama sikap hana klo brhadapan sama namja.
    Apa sih yg trjadi d masa lalu’a??

    Ah drpd pnasaran aq lanjut baca yg part 2’a ya^^

  5. ALF sambil nunggu password dari lo gue baca straight ah,,,
    gila ga sangka si D.O jadi cowo agresif begini yah, eh eh jadi penasaran gue kenapa si hana bisa2nya benci bgt ya ama cowo ….hmmm curious bgt ihhhh,,,,
    sampe2 dicium aja kaya kerasukan setan bgitu dah….
    Lanjut part 2 ah ya…ah gila yah ga yaoi ga straight keren bgt sih lo FF nya ALF

    JJANG !!

  6. anyeong, new reader imnida^^
    keren thor ff nya, aku suka bgt ama gayanya suho xD , ohya untuk d.o , yg sabar ya, hana hanya belum menyadari seberapa pentingnya dirimu (?) :’)

  7. annyeong reader baruu disinii.. sebenernya bacanya aku malah part 11 dulu.. heheh..
    sumpah critanyaa inii bgus bngettttt.. padahal sebenernya aku gag tau yg mana orng2 castnya yg tercntum.. yg tau cuman krisnya doank..
    aku sih liat dari critanya sumpahh kereeen

  8. Aaaaaa….. baru baca akuuuu…
    Telat sih…. habisnya baru sempat baca….

    Aaku sukaaaaaa.. abang suho dewasa amat yaah..
    Tipe2 kayak gini nihh yg pantes dijadiin suami #lol
    Ada yg lucu pas bagian do takut lee hana apa hanako..
    Ngakak sumpah.. tiba2 nyadar kalo cocok juga hanako disandingkan ama do…
    Pantes aja mata do O.O gini terus.. hahaha…

    Dan saat D.O nekat nyium hana…
    Sumpah demi chanyeol…
    Aku deg2an lho…….
    Hahahaha….
    Kirain hana bakal luluh gitu, taunya histeris..
    Trauma kah??
    Who knows? Makanya baca next part..

    Ok, aku lanjjoooot ke part 2…
    Pyeong~

  9. “tapi untuk ukuran seorang yeoja
    pemalu, kurasa reaksinya saat
    bertemu denganku sudah sangat
    berlebihan”
    bener tuh. reaksinya hana berlebihan bgt, kyk org ketemu hantu atau malaikat pencabut nyawa aja O_O
    kasihan si kyungsoo shock digituin, pdhal niatnya cma bantu.
    yaudah ah mau lnjut baca dlu ^^

  10. Kerennn banget thorrr…
    muahahaha… 😀 tapi kyung soo kasihan juga thorr.. 😀
    perasaan nya gag dibales sama hana TT.TT
    hana juga tertutup bgt >,< itu ada trauma ya thorr ? hana nya ?
    wahh penasaran bgt …. aku next chap thorr ^^

  11. Okeehh, ini ff di post udaa tgal 30 Juli 2012 dan aku baru baca skrg??????? Whatttttt, ini udaa tgal 5 januari 2013!! Udaaa setaon woyyyyy, *mentang” angka 12 udaa brubah jdi 13 dianggep udaa setahun wlwpun di post tgal 31 des 12 trus dibaca tgal 1 jan 13* Ckckck -,- <– gila

    nyesel ga baca ff ni dari dulu" 😀
    episode satu aja udaa kren bgt, psti lanjutannya juga!!
    Waa~~

    mbak, knpa ampe jerit" begitu mbak?? Kaya org kesetanan aje -___-
    abg kyungsoo, sjak kpan kmu jdi penguntit bgitu? Ga ada jadwal manggung jdi beralih profesi, gituhh?? #dhuuakk! -,-"
    kyaaa!! Tpi kamu suka ama Hana eonni! Kamu suka ama dy! Kyaaa… Ksian bgt deh tuh cewe, udaa dikatain pelacur, lesbi, segala macam 😦 yg sbar ya mbak.. 😦

    etdah, seenak jidatnya aja si kyungsoo maen nyosor" aja, tuh kan si Hana eonni nya jadi jerit" kaya Kai di tengah lagu MAMA *plak! 😀

    Dihh, hana eonni pake treak" sgala, harusnya tuh yaa kalo dicium mbok yaa dibales, kaya respon aku kalo dicium baekhyunie oppa :p #kyaaa, dibakar!!!!

    Aku mau baca lanjutannya mau baca! Mau bacaaa~ #teleport ke chap 2

  12. annyeong ^^

    aku new reader thor..
    awal baca si seru..
    tapi kok hana bisa setakut itu yaa??
    tapi for all keren kok..
    authornya jjang 😀

  13. Aku udh bca di fp.tapi karena belum d post semua jdi aku cari lagi d blog author.
    Kyungsoo,kau sangat-sangat keren.Hana,kau beruntung bsa disukai Kyungsoo,tpi penasaran endingnya thor.Hana jdi sma siapa coba?.
    Tpi aku mnta.Hana sma Kyungsoo ya thor.pleaseeee…….
    Thor,aku nangis lho pas baca ff yg Love and Pain,karena Kris nya kok mati.
    Sakit hati jga sih,tpi inilah bdanya author sma yg lain.
    Awal sma endingnya selalu beda.
    DAEBAKKKKK!

  14. daebakkk….
    gara2 baca fanfic ini semangat stright ku kembali XD
    di fanfic ini agak shock sama karakternya d.o yang biasanya manis, ramah, jadi agak dingin dan agak2 konyol XD emosian lagi -“- kekekeke
    trus hana…
    kayaknya masa lalunya beneran suram ya -“- sampe2 dia kalap pas bersentuhan ama cowok -“-

    • Buset dah sie D.O jadi mahasiswa super sibuk tuh. Oh iya nanti masa lalu tuh cewe diceritain kann kenapa dia bisa sampe kaya gt, menyendiri gt, takut bgt liat cowo kayaknya.

  15. aigooo kyungsoooooo, uco uco ucooo. baru di chap satu udah pervert yaa, hahahahaa
    aku udah suka sm ff nya alf yg yaoi, feelnya udh dpt bgt. tp berhubung aku penasaran sm ceritanya, aku jd pengen baca yg straight juga, heheee
    itu pasti hana nya punya kejadian kelam dimasa lalu, pasti ada yg buat dia kaya gitu, ga mungkin dia lesbi, sayang amat kalo cakep2 lesbi 😀
    aku akan berjuan baca ff ini, *abaikan* hahahaa
    author jjang 😀

  16. Makin hari saat bc tulisanmu ini alf kesan di tiap crita ada misterus, dark, dan terkadang ending yg tak terduga.
    Knpa tulisan mu g d bukukan ja. Keren loh pengguasaan bhsa mu.
    Ok untuk review na, DO kaya manly bgt di ff ini, g kaya sosok aslinya yg rd secuil kemayu hehehe.
    Suho ttp yah bersosok leader yg cute n tegas d(^^)b

  17. annyeong hasseyo~ viel imnida. reader baru nih. direkomendasiin baca ff blog ini dari temen. hihi ini komen pertama ku disini 🙂
    wah kyungsoo rajin ya ngerjain tugas hukuman di perpus. pukpuk. ah, dan itulah takdir kayaknya mempertemukan kyungsoo dan wanita itu. hihi.
    ah kasihan skali hana di fitnah jadi lesbian. kurang ajar sekali mereka T.T hana kyknya emang punya trauma berat. tapiii trauma apakah itu? penasaran. tiap ada namja yg deketdeket pasti teriak. -.-
    ah suho kyknya sahabat yg sangat bisa diandalkan. ketika kyungsoo kehilangan kendali atas marahnya, penanganan suho terhadap masalah juga keren. tenaaangg. ga emosian. wah suho keren. hakhak. tapi kyungsoo ga kalah keren atas romantisnya dengan pertolonganny berkalikali terhadap hana. ahh.. aigo kyungsoo nyium hana tibatiba. hayoloh hana teriakteriak. hahaaha.
    uh bikin penasaran aja ni part awalnya kak alf. eum cara kakak permainkan katakata ff itu sangat keren! dialognya pun bikin aku senyumsenyum sendiri bacanya.. 😀 okeee..lanjut baca part selanjutnya…

  18. Hwaaa iseng baca stright.. N Wowww seru eon critanya…aq suka.!
    Eon aq penasaran ama sikapnya hana? Knp dy seperti itu? Knp dy takut dgn laki2? Ada apa eon sbnernya? Mengenai reaksi stlah dicium oleh D.O yg smpek menjerit histeris! Apa jangan2? Hana pernah diperkosa ya eon.? Aq penasaran bgt eon.. Mola next ajah

  19. auhtor jujur aku udh baca sampe part 12 a yang dari EXO FanFiction itu dan berhubung untuk mendapatkan password yang ending diharuskan mengomentari dari part 1 so terbitlah komentar ini. jadi kemungkinan untuk part selanjutnya aku bakal kehabisan kata2 dan cuma bisa bilang kalo FF ini bener2 bagus. dan itu berhasil buat aku menggantungkan hidup aku sama ending dari cerita ini, aku ga bohong ga dusta karena dusta itu dilarang agama ya kan ? jadi intinya FF ini keren banget dan itu jujur dan bohong 😀 😀

  20. ALFFFF INI KEREN T_T

    Padahal aku awalnya ga tertarik sama FF ini tapi gegara baca acara variety shownya(?) Aku penasaran dan baca ini huaaaaa ini ini aku gak bisa bilang apa apa lagi alf ini emang bener bener ASDFGHJKL kerennnnn

    Biasanya aku ga terlalu tertarik kalo baca FF yang pemeran utamanya bukan bias utamaku tapi setelah baca ini bener bener langsung aaaaa gatau mau ngomong apa…

    Karya karya ALF emang ga perlu di ragukan lagi pokonya bener bener DDAEBAKKKK….

    ALF bener bener pandai ngebuat karakternya D.O disini berbeda bangettttt tapi kayak benar benar hidup(?) Karakternya kuat bangettttt….

    Bacanya juga bikin geregetan masa itu yang bagian hana di kerumunin disiram tepung jadi inget drakor Boy Before Flower waktu jandi digituin…

    Aaaa aku mau baca part selanjutnya dehhhh

  21. ok ini keren, kyungsoo disini so sweet sekali….
    karakter yg kamu buat untuk kyungsoo itu udh kerasa, pdahal ini baru part awal…
    se so sweet itu kah kyungsoo kyaaaaaaa~~~
    belaga jd pahlawan kesiangan(?) jd detektif”n gtu, cuma kena rasa penasaran.. huhuhu
    oke lanjut baca part sejanjutnya ^^

  22. Waaahh aku telat banget bacanya.. D.O hebat, pertama kali jatuh cinta udah sedlm itu,tp selama 3 th dia kmn aja kok ru tau punya tmn sekelas sekaligus tetangga kaya hana??? hana aneh banget, takutnya berlebihn D.O kn cm nolongin dia.. sbr y D.O perjuangkan cintamu 😀 penasarn lnjutnnya, so lnjut chap 2 ja deh ;D

  23. uwooo mau dong dicium D.O OuO
    enak ya jadi hana dilindungin terus sama D.O
    jadi ngiri
    aaaaa FFnya bagus bangeett

  24. Daebak! Keren! Mantap(?)!! Ceritanya aku suka banget… semacam detektif(?) itu kyung soo. Seonggok salju? Masa iya orang diakatain seonggok lol 😀 apa iya, hana lesbian? Tebakanku keknya dia punya kenangan di masa lalu deh. Wah wah kyung soo suka beneran sama hana. Endingnya bikin jantungan. Ikut deg-degan nungguin reaksi hana. Sumpah, endingnya bikin penasaran…

  25. Thooorrrr ni ff keren thor..
    Suer aku udah sukses di buat penasaran setengah idup sama hana…
    Yaampuuuuun…
    Hanaaa what hepen wid u?
    Suer thorr nyesel banget karena gak baca ff ini dari kmaren..
    Suer..
    Truss jugaa nyesel banget bacanya pas udah END, alaaaaahh..
    Tapi gak papa deh asalkan masi bisa baca aja deh haha..
    Keren thorr aku suka banget sama karakter d.o yang keponya minta ampuun..
    Trus suho yang suka gangguin si d.o juga..
    Lucu banget kalo udah di bangian org tu berdua..haha
    oiya biar aku tebak,, pasti si hana itu kaya gtu karena trauma kaaaan..
    Iya kaaan..
    Hahaha
    tau deeh..langsung ke next chap aja..

  26. aq readers baru…salam kenal…

    oppa….klo hana g mau di cium, noh….cium authorx aja…( sambil nunjuk author )
    waahh.. .makin penasaran aja…ada apa ya dng Hana??
    boleh lanjut baca part berikutx kan thor…??( maksa ) ^^

  27. OMG nae Kyungsoo ada apa denganmu??? XD
    Lee Hana itu siapa? Fiksi? Kalo ada beneran kayaknya manis banget dehh..
    Yeppeo.. XD

  28. OMO !!!
    Ini kereeeenn (y)
    D.O kereeen, pangeraaankkuuu……
    Ka ALF KEREEEN !!
    tp anna rasa alur.a kecepetan deeh, tp daebbak feel.a ngena bgt, berasa jadi roh serbatau dalam adegan kyungso dan hanaaa……..
    Kekeke~~

Tinggalkan Balasan ke Nicky Alvarisi Batalkan balasan