[FF-YAOI-HunBaek//BaekHun] Avenger’s Fault


FF YAOI-HunBaek-

Title: Avenger’s fault

Author: AyouLeonForever.

Cover Pic/ Poster edited By: AyouLeonForever

Genre: Thriller, romance, tragedy

Length: 2shot

Rate: T, NC17 (untuk scene kekerasan ama darah-darahan(?), and a lil’ bit lime maybe)

Main cast:

·      Oh Se Hun (yang demi kelancaran cerita, di beberapa bagian marganya diganti jadi Park Se Hun)

·      Byun Baek Hyun

·      Kai

·      Wu Yi Fan/Kris

·      Se Hun’s older brother yang tidak akan dibahas di cerita ini

·      Se Hun’s best (…) yang hanya sedikit dibahas di sini.

Support cast:

Kyung Soo.

Byun Tae Hwang (OC)

Park Jung Soo as Se Hun’s father

Kang Sora as Se Hun’s Mother

Disclaimer: All member EXO itu milik SM, orang tuanya, dan Tuhan.

Copyright: AyouLeonForever™. Ide cerita dan karakter tambahan asli/murni dari pemikiran saya. Bila ada kesamaan cerita, itu murni kebetulan semata.

Summary: Aku hanyaah manusia biasa, takdir yang merubah kehidupanku menjadi seorang Avenger. Dan takdir pula yang membuatku lalai akan tugas sebenarnya dari seorang Avenger.

Kesalahan seorang Avenger….

 

Note: Hai… ane datang membawa FF Yaoi baru… kekekekekek keterusan nih, *plak…. kali ini ane bakal sujud ke Baekhyun(lagi) dan Se Hun karena telah menistakan mereka… ane suka sih couple unyu nih, couple maksa *digorok Chan Yeol ama Luhan. tapi ini bukan FF unyu-unyu, soalnya adar darah2annya(?). oke readers… cerita ini terinspirasi dari drama favorit ane, City Hunter. Hanya suka latarnya kok, jadi bukan sepenuhnya dari cerita itu. hanya terinspirasi tentang dendam keluarga itu. tahu kan? Ya udah… udah spek-speknya.

 

Avenger’s Fault….             

 

DOR…

 

DOR…

 

DOR…

 

DOR…

 

Se Hun menatap puas objek tembakannya yang kesemuanya tepat sasaran. Persis di titik tengah. Setelahnya ia meletakkan pistol itu di atas meja. Menyambar minuman kaleng di sana dan meneguknya pelan. Tatapannya masih enggan beralih pada 4 titik merah di lingkaran target yang jaraknya hampir 20 meter dari tempatnya berdiri, titik merah yang berdiameter tak lebih dari diameter peluru yang baru saja ia lesatkan dalam hitungan detik.

 

“Sudah kubilang, kaulah orang itu.”

 

Se Hun menoleh setelah mendengar suara berat yang cukup familiar di telinganya. “Kris Hyung…”

Kris yang duduk di kursi roda itu mendekat, dan tentu saja atas bantuan Kai, orang kepercayaannya sejak lama.. “Kurasa kau sudah benar-benar siap Se Hun-ah. Karena sejak awal, kaulah yang memiliki jiwa itu, jiwa seorang Avenger.”

 

“Ne Hyung, aku sangat siap.”

 

“Arasso… tapi sebelum itu, kau harus melakukan ujian terakhirnya.”

 

Se Hun menelan ludah, walau ia tahu bahwa ujian itu sangat berat, ia tetap tidak ada gambaran seperti apa ujian terakhir itu. yang ia tahu hanyalah… ujian itu betul-betul berat, hingga kakak kandungnya yang seharusnya menjadi seorang real Avenger untuk membalaskan dendam orang tuanya, justru gagal di ujian terakhir itu.. “Aku siap Hyung.”

 

Kris tertawa, “Tidak hari ini. ujian terakhir ini bukan sekedar latihan menembak, menghindari peluru, menyusup, beladiri dan sebagainya, seperti yang kau jalani beberapa tahun ini.”Kris mengangkat alis. “Ujian kali ini adalah tahap terakhir, bagian utama dari serangkaian latihan yang kau jalani.” Kris memberi jeda. . “Dengan kata lain, jika kau gagal dalam ujian terakhir ini, kau akan bernasib sama dengan kakakmu.”

 

Se Hun menghembuskan nafas, “Bagaimana kabar kakakku sekarang?”

 

Seulas senyum tipis tergambar di bibir namja dingin dan kaku itu. “Akan kujawab setelah ujian terakhirmu kau lewati, jawabanku juga tergantung hasil ujianmu. Jika gagal, kau akan langsung mengetahui keadaan kakakmu secara langsung karena kau juga akan mengalami nasib yang sama, tapi….” Kris mengangkat alis. “Kuharap akan ada hasil yang berbeda,melihat pribadi kalian yang sekiranya cukup bertolak belakang.”

 

Se Hun mengangguk. “Aku tidak akan gagal. Kapan ujiannya?”

 

“Istirahatlah dulu. Datang ke tempat ini seminggu lagi pukul 12 malam. Dan juga… bagaimana kuliahmu?”

 

Se Hun tersenyum. “Tidak ada yang perlu dicemaskan untuk urusan akademikku.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

 

To: My best!

 

Besok adalah ujian terakhir dari Kris Hyung, ujian yang gagal dijalani kakaku setahun yang lalu, aku khawatir tidak bisa melewatinya juga.

 

 

Se Hun menekan tombol send untuk SMS yang baru saja diketiknya. Setelahnya ia tertidur, karena balasannya pasti akan cukup lama, berhubung orang yang dituju ini cukup sibuk.

Pagi harinya Se Hun langsung memeriksa pesan masuknya, dan benar. Sms balasannya masuk beberapa jam yang lalu.

 

 

From: My Best!

Maaf baru bisa membalas, jadwal kuliahku padat. Hm, jangan patah semangat, kau pasti bisa menjalaninya. Kau bukan orang selemah itu Se Hun-ah, dan juga, apapun bentuk ujian itu, kuharap kau lolos, dan tidak menyerah begitu saja. Hwaiting…

 

 

 

Se Hun menyunggingkan senyumannya. Setidaknya orang ini sudah mampu membangkitkan semangatnya.

 

 

Se Hun beranjak dari tempat tidurnya, mengambil frame foto yang terletak di atas meja nakas dan memandanginya serius. “Eomma, Appa… kalian bisa beristirahat tenang sekarang, keluarga itu akan musnah di tanganku, sebagaimana mereka merenggut kalian dariku dan kakak,”lirihnya tajam.

 

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

 

 

Flash back

 

Se Hun POV

 

“Hyung aku takut,”rintihku dengan suara hampir tak terdengar, aku dan Hyung meringkuk di tempat persembunyian rahasia kami, tempat yang paling aman untuk saat ini.

 

Hyung tidak menjawab, ia terus memelukku dan kurasakan tubuhnya bergetar hebat. Aku tahu, ia juga ketakutan, itulah alasannya kenapa dia tidak mampu menenangkanku seperti biasa.

 

“Hyung… Eomma… Appa, kenapa mereka tidak bergerak?” tanyaku masih dengan tubuh bergetar.

 

“Percayakan pada mereka Se Hun-ah, mereka pasti bisa mengusir penjahat itu…”

 

Aku tercekat. Penjahat??? Oh baiklah, Aku memang tidak sebodoh itu untuk tidak tahu apa yang telah menimpa kedua orang tuaku setelah kami di mintanya bersembunyi. Dan bisa kulihat, 4 orang berkostum hitam-hitam memaksa kedua orang tuaku untuk berlutut.

 

“H…Hyung, bukankah itu paman Byun?” tanyaku lirih, sangat lirih.

 

Hyung tidak menjawab, tapi ketercengangannya membuatku mengerti bahwa itu adalah pembenaran dari pertanyaanku.

 

Dan leher kami tercekat ketika paman Byun yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri menodongkan pistol di kepala ayahku.

 

“DI MANA ANAK-ANAKMU???” bentakan itu jelas terdengar oleh kami. Itulah yang menyebabkanku tersentak dan hampir menubruk tembok di belakangku kalau saja Hyung tidak memelukku.

 

Kutajamkan pendengaranku saat ayah mulai bersuara. “Bahkan kau juga akan melenyapkan anak-anakku? Kau bengis Byun Tae Hwang.

 

“PARK JUNG SOO…..”paman Byun menarik pelatuk pistolnya dan itu membuatku semakin gemetar.

 

“Tae Hwang-shii, jeball… jangan sakiti suami dan anak-anakku. Aku… biar aku yang menandatangani pemindahan kekuasaan itu. sahamku lebih besar di perusahaan itu… tapi kumohon jangan libatkan anak-anakku.”Eomma memohon sambil menangis, aku betul-betul tidak mengerti tentang yang mereka bicarakan.

 

Paman Byun memberi kode pada anak buahnya untuk menahan ayahku. Paman Byun menghampiri Eomma, “Sora-shii… bahkan jika kau tidak memohon seperti ini, kau tetap harus menandatanganinya….”paman Byun mengeluarkan beberapa lembar kertas di saku jasnya. “Ini… tanda tangani di setiap lembar.

 

Eomma mengangguk cepat, kemudian menurut. Bisa kulihat air matanya terburai dan tangannya bergetar saat melakukan itu.. “Ini….” Eomma menyerahkan beberapa lembar kertas itu pada paman Byun yang langsung diperksa olehnya.

 

“Hm,,… kau yakin ini sudah semua? Tidak ada yang ketinggalan?”

 

“Ne Tae Hwang shii, bisa kau lihat sendiri.

 

Paman Byun tersenyum licik. Sangat licik, “Baiklah… sekarang waktunya untuk mengatakan selamat tinggal.

 

Eomma tercekat, dan belum sempat kupertanyakan pada Hyung apa maksud paman Byun barusan. Letusan pistol langsung menggema di ruangan itu, diiringi ambruknya tubuh Eommaku dengan darah merembes dari pelipisnya.

 

“SORA-YAAAAAAAAA,”pekikan Appa membuatku tersadar seketika.

 

Aku hampir berteriak, tapi Hyung membungkam mulutku dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya ia gunakan sendiri untuk membungkam mulutnya. Bisa kulihat Hyung mati-matian menahan tangisnya.

 

“Giliranmu… sahabatku. Paman Byun menodongkan pistol itu di kepala Appa.

 

“BIADAB… IBLIS KAU BYUN TAE HWANG… IBLISSSSSSSSSSS.

 

DOOOOORRRR!!

 

 

Aku semakin tercekat. Paman Byun menembak pundak Appa, hingga Appa berlutut di hadapannya.

“Ah maaf, aku memang mudah emosi kalau ada yang membentakku, Itu ucapan paman Byun yang membuatku murka. Bisa-bisanya ia berkata sesantai itu setelah menembak Eommaku, dan Appaku.. “Tanda tangani ini. jadi semua asetmu berpindah tangan atas nama ku.

 

“Kau!”

 

“Begini saja. Aku berjanji tidak akan mencari anak-anakmu. Asalkan kau menandatangani ini.

 

Appa terdiam, ia masih menangisi jasad Eomma yang tergeletak tak jauh darinya, dan tak bisa berbuat apa-apa.

 

“Kau terima tawaranku? Atau…”

 

“Arasso….” suara Appa bergetar hebat, antara berteriak dan menangis. “Berikan surat-surat itu.

 

Paman Byun kembali menampakkan senyuman itu, senyuman yang amat sangat kubenci. Setelahnya ia menyerahkan sebuah map, dan akhirnya Appa membubuhkan tandatangannya di sana.

 

“Senang mengenalmu Park Jung Soo… tidak sia-sia penantaian dan kesabaranku menjadi bawahanmu selama 5 tahun.

 

“Kau…”

 

“Selamat tinggal… sahabatku.

 

Hyung langsung menarikku ke pelukannya, hingga aku tidak bisa melihat apa-apa. Tapi telingaku tetap menangkap bunyi letusan pistol sebanyak 2 kali, diiringi suara ambruknya tubuh Appaku.

 

Kami berdua berusaha mati-matian menahan agar tangis kami tidak terdengar. Bukan tanpa alasan Appa dan Eomma menyuruh kami bersembunyi, karena mereka sudah tahu ini akan menimpa keluarga kami.

 

“Di mana kami membuang jasad ini Byun sajang-nim?” tanya seseorang dari mereka.

 

“Byun sajang-nim… ah, panggilan itu begitu cocok di telingaku.” paman Byun tertawa keras. “Bakar rumah ini. aku yakin 2 anak itu masih di sini.

 

“Tapi… bukankah anda berjanji pada Tuan Park untuk tidak membunuh anak-anaknya?”

 

“Aku hanya berjanji untuk tidak mencari mereka. Aku tidak berjanji untuk tidak membunuhnya. Bakar rumah ini, dan hilangkan semua jejak.

 

“Ne, sajang-nim.

 

Hyung menatapku, masih dengan wajahnya yang banjir air mata. “Kau bisa berdiri Se Hun-ah? Kita lari.”

 

“Hyung…”

 

“Kita harus hidup Se Hun-ah, kita harus memperjuangkan hidup demi Appa dan Eomma yang berkorban untuk kita.”

 

“Aku takut Hyung…”

 

“Kita harus lari, meninggalkan Seoul. Dan saat kita cukup dewasa, kita akan kembali dan menghancurkan Paman Byun.”

Aku menelan ludah atas sumpah yang diucapkan Hyung. “Ne Hyung… arasso.”

 

 

 

~*<Avenger>*~

 

 

Aku dan Hyung menatap kobaran api yang melahap rumah kami. Hyung tersungkur dan berlutut di tanah, meraung dalam tangisnya. Aku ikut di sebelahnya, memeluknya kuat. ”Hyung…. kenapa paman Byun melakukan ini semua???”

 

Hyung tidak menjawab, masih meraung dalam tangisnya.

 

“Hyung…”

 

Ia menoleh. Mengusap kasar air matanya, dan baru pertama kalinya kulihat tatapan mata darinya yang setajam itu. “Apapun alasan paman Byun melakukannya, dia juga harus membayarnya dengan harga yang sama.”

 

“Hyung?”

 

 

 

Kalian masih terlalu muda, anak-anak.”Suara berat itu mengejutkan kami.

 

Sontak kami menoleh dan Hyung menarikku hingga bersembunyi di belakangnya. Tapi aku masih bisa melihat sosok namja yang masih sangat muda, berusia sekitar 20 tahunan duduk di kursi roda yang di dorong pelan oleh seorang namja yang kiranya usianya 15 tahun, sepertiku.

 

“Mau apa kau?” tanya Hyung waspada.

 

“Tugasku. Mendidik calon Avenger.”

 

“A… Avenger?”

 

Namja itu tersenyum. “Aku bisa melihatnya dari mata kalian.”

 

“Kami memang akan menuntut balas.” Hyung masih meladeninya bicara.

 

“Untuk itu aku akan mendidik kalian. Takdir memang rupanya telah menentukan kita untuk bertemu, karena keberadaanku di Korea ternyata adalah untuk ini.”

 

“Kau…”

 

“Panggil aku Kris, dan ini orang kepercayaanku, Kai.” namja itu menunjuk pemuda di belakangnya. “Ikutlah denganku ke Beijing, dan akan kudidik kalian sebagaimana seorang Avenger yang sebenarnya.”

 

 

 

 

FLASH BACK END

 

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

 

 

Author POV

 

 

Se Hun membuka matanya, lamunan yang cukup panjang mengenai kejadian 6 tahun yang lalu menyambutnya di pagi hari, membuat moodnya semakin kacau. Tapi itu justru sangat membantu, dengan begitu dendam yang menjamur di dalam hatinya semakin menumpuk.

Ia bahkan tidak menyadari pipinya basah karena air mata.. “Eomma, Appa… berisitirahatlah dengan tenang.”

 

 

*~<Avenger>~*

Se Hun mengerjapkan matanya berkali-kali, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. “Hyung? Mworago? Ujian terakhirnya adalah…?”

 

“Benar, menembak objek hidup, dalam hal ini, membunuh manusia,” jawab Kris santai.

 

“Ta… tapi, aku hanya akan mau membunuh keluarga Byun, aku jelas tidak boleh membunuh orang-orang yang tidak bersalah dan tidak ada sangkut pautnya dalam hal ini.” Se Hun menatap cemas 3 orang pelayan wanita yang berdiri di ujung ruangan, berbaris menyamping dengan tangan terikat di belakang. Pandangan mereka ketakutan, dan sudah menangis sejak tadi.

 

Kris mengangkat alis. “Hm, jadi akankah kau ingin menyerah di ujian terakhir ini seperti kakakmu?”

 

“Ne?”

 

“Ironis, kupikir kau berbeda dengannya. Tapi saudara tetaplah saudara, bahkan kematian kedua orang tua kalian tak sanggup menjadi sebuah prinsip untuk kalian membunuh perasaan menjijikkan yang disebut belas kasihan. Kau tahu? Seorang Avenger tidak patut memiliki perasaan itu. karena jika iya….” Kris membuang puntung rokoknya ke lantai dan menyiramnya dengan minuman yang ia pegang sejak tadi. “Dendam itu akan padam, lenyap, dan… kau tidak akan sanggup menuntut balas.”

 

Se Hun menunduk, pandangannya tidak fokus. Keringatnya mulai berjatuhan, sekujur tubuhnya gemetar dan… ia ketakutan. Kini ia tahu kenapa kakaknya gagal dalam ujian terakhir.

 

“Ah, mengenai kakakmu. Setelah ia gagal mengangkat pistol untuk menembak budak-budak itu, kukirim dia ke Argentina untuk merenungi kelemahannya itu. Di sana, ia akan dididik untuk membunuh perasaan dan emosinya hingga ia bisa menjadi seorang seorang Avenger yang sebenarnya.” Kris meneguk minumannya, dan membuang gelasnya entah kemana hingga pecah berhamburan, menimbulkan bunyi pecahan yang menggema di ruangan senyap itu. dan Se Hun jelas terkejut dengan hal itu.

 

Se Hun menelan ludah.

 

“Hanya saja… itu butuh waktu Se Hun-ah, butuh bertahun-tahun lagi, kalau kau juga ingin menyusul kakakmu untuk latihan itu, bisa kujamin dendammu akan meredup seiring berjalannya waktu, dan lagi… berapa umur tuan Byun sekarang? Kau tidak ingin Tuhan mendahuluimu sebelum membalaskan dendammu kan?” lanjut Kris lagi.

 

Se Hun masih menunduk dengan pandangan tidak fokus. Jumlah keringatnya bertambah, padahal tangannya sangat dingin. Senjata yang ia genggam sejak tadi berderik seiring getaran di tangannya.

 

“Kai…” seru Kris.

 

“Ne sajang-nim.”Kai menghampirinya.

 

“Sepertinya malam ini juga akan berlalu seperti malam 2 tahun yang lalu, saat anak sulung Tuan Park berlutut sambil menangis atas kelemahannya… kita sepertinya akan melihat kejadian itu untuk kedua kali___”

 

 

 

DOOORR…..

 

DOOORR…

 

DOOORR…

 

BRUGH!

 

 

 

Kris mengangkat alis, menatap takjub pada 3 jasad tidak penting yang baru saja dijemput malaikat maut setelah Se Hun mengantar mereka dengan 3 buah peluru yang sukses menembus kepala mereka. Tepat dan tanpa meleset seinchi pun.

 

Se Hun menoleh dan tatapan matanya kini berubah. Di sana datar, kosong, tidak ada emosi sedikitpun.

“Masih adalagi? Kris Hyung?” tanya Se Hun dengan sikap dinginnya.

 

Kris menarik senyum licik di sudut bibirnya . “Sudah tidak ada, besok lusa kau akan berangkat ke Seoul, akan kuminta Kai mempersiapkan segala sesuatu yang perlu kau urus. Dan besok, temui aku di ruang keluarga untuk membahas rencanamu.”

 

Se Hun meletakkan pistol itu di atas meja, menggantinya dengan minuman kaleng dan meneguknya sampai habis. “Apa itu belas kasihan?”Se Hun tertawa licik. “Aku tidak butuh.”

 

 

*~<Avenger>~*

Se Hun melepas kacamata hitamnya, saat kakinya menapak di bandara Incheon Korea Selatan. Tidak sulit mencari orang yang diperintah Kris untuk menyambutnya.

2 namja berjas hitam sudah menunggunya di sana.

“Annyeonghasimnika tuan muda Se Hun.”

Se Hun menatap dua namja yang membungkuk padanya itu. “Aku ingin istirahat”

“Ne… kami sudah menyiapkan apartemen anda selama berada di Seoul”

Se Hun mengulas senyum tipis, hanya berupa garis lurus yang sangat sulit disebut senyum. “Kris Hyung betul-betul… I have no idea to describe him…”

 

 

 

*~<Avenger>~*

Se Hun membuka sebuah map berisi surat-surat dan ijasah hasil rekayasa yang tidak perlu dipertanyakan Se Hun lagi. Kris betul-betul menyiapkan segalanya. Namanya bukan lagi Park Se Hun, tapi Oh Se Hun. Dia bukan namja berusia 21 tahun, tapi 24 tahun. Dia bukan seorang mahasiswa, tapi seorang lulusan terbaik sebuah universitas ternama di Beijing. Bahkan ijasah dari SD hingga perguruan tinggi di sediakan lengkap, tanpa cacat.

 

Jadi? Oh Se Hun? Hm, tidak buruk__lirihnya dalam hati.

 

Ia kemudian membuka map di sebelahnya, berisi surat rekomendasi sebuah perusahaan ternama di Beijing, dan tentu saja akan diserahkannya ke perusahaan TH group besoknya.

“TH group? Tae Hwang Group? Seenaknya kau ganti nama perusahaan ayahku?” Se Hun menunjukkan senyum iblisnya. “Tunggu sampai rekan bisnismu membawa karangan bunga sebagai ucapan belasungkawa atas kematianmu, Byun Tae Hwang.”

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

Getaran halus menyapa hati Se Hun saat ia menapakkan kakinya di sebuah gedung perusahaan yang dulunya adalah milik keluarganya. Ia memang tidak sering ke sini tapi ia hapal betul setiap sudut ruangan yang ada di perusahaan itu.

 

Se Hun memejamkan matanya, seraya mengingat bagaimana ia sempat mengacau di perusahaan ini bersama kakaknya. Sebenarnya bukan mengacau, mereka hanya ingin memberi kejutan pada ayah mereka yang berulang tahun saat itu.

 

Appa… tunggu saja, saat kuhabisi nyawa Byun Tae Hwang sekeluarga, kau boleh menghukumnya di sana__lirihnya dalam hati.

 

“Tuan muda… tuan muda, jangan berlari, anda bisa terjatuh,” seru seseorang dari belakang. Seruan itu pernah ia dengar saat ia masih kecil. Tapi saat ia menoleh, ia akhirnya sadar bahwa seruan itu bukan lagi untuknya.

 

Seorang namja yang seusia dengannya berlari sambil membawa sebuket besar bunga mawar putih ke arahnya.

 

Se Hun membelalak begitu tahu bahwa namja itu tidak sepenuhnya memperhatikan jalan di depannya dan..

 

 

BRUGH!

 

 

Mereka bertabrakan, buket bunga itu terlempar dan jatuh ke lantai, sementara namja tadi sukses menubruk dan mendarat persis di atas tubuh Se Hun yang punggungnya sukses menghantam lantai.

Se Hun membuka mata setelah sebelumnya ia meringis kesakitan dan…

 

 

Hey… sepertinya ada malaikat yang tersesat di bumi ini.

 

 

“Ah, mianhaeyo… aku tidak melihatmu,” ucap namja indah itu.

 

“Hm, gwenchana,” balas Se Hun datar.

 

Namja cantik itu membetulkan posisi dan membantu Se Hun berdiri. Namja itu lebih pendek, menambah kesan imut pada dirinya. “Kau tidak terluka kan?”

 

Se Hun mengangguk. “Ne, kau sendiri?”

 

Namja itu tertawa, menampakkan deretan giginya yang putih dan rapih, juga eyesmilednya yang sangat menyejukkan. “Tentu saja tidak, karena aku mendarat di atasmu.”

 

“Tuan muda…. aigo.” seorang namja paruh baya langsung menghampiri sang tuan muda itu. “Gwenchanayo?”

 

“Ne, karena kakak ini, aku tidak terluka.”

 

Se Hun menyunggingkan senyum. Lucu sekali anak ini.

 

Namja cantik tadi memungut buket bunga yang terjatuh di lantai.”Ah, syukurlah tidak rusak.”

 

“Tuan muda, sebaiknya kita pulang. sajang-nim sedang ada rapat.”

 

“Hari ini ulang tahun Appa, aku harus memberinya bunga ini.”

 

“Tapi tuan muda…”

 

“Aih, kau mau kupecat?”

 

Namja paruh baya itu membungkuk. “Cwesonghamnida.”

 

“Oh ya kakak tampan. Siapa namamu?”

 

Se Hun terkejut. “Aku?”

 

“Ne, siapa lagi?”

 

“Aku Par__ maksudku, aku Oh Se Hun.”

 

“Berapa umurmu?”

 

“Dua puluh sa__ ng, duapuluh empat.”

 

“wah, kita beda tiga tahun. Aku dua puluh satu. Salam kenal kakak. Namaku Byun Baek Hyun.”

Se Hun terhenyak. “Byun? Byun Baek Hyun?”

 

Namja cantik itu mengangguk bangga. “Aku anak tunggal presiden direktur Byun Tae Hwang.”

 

Se Hun mendengarnya dengan sangat jelas, ia remukkan kesepuluh jarinya menahan gejolak yang hampir meledak di otaknya. “Senang mengenalmu Baek Hyun-shii.”

 

“Ah, kakak, aku buru-buru. Sampai jumpa.”

 

Se Hun menatap kepergian Baek Hyun bersama pelayannya itu. Awalnya ia hanya bisa mematung, kemudian sebuah senyum licik tercetak di wajahnya.. “Jadi kaulah anak paman Byun yang disekolahkan di Jepang saat itu? menarik… mungkin kita bisa bermain sedikit, Byun Baek Hyun.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

 

“Oh Se Hun? 24 tahun? Esekutif muda di WYF group Beijing?”

 

“Ne sajang-nim.”

 

Presdir Tae Hwang menatap wajah Se Hun lekat-lekat. “Aku tidak meragukan kemampuanmu, sejak kau sebelumnya bekerja di WYF group dan mendapat rekomendasi langsung dari Direkturnya. Tapi___”

 

“Apa ada sesuatu sajang-nim?”

 

“Bukan hanya namamu. Wajahmu mengingatkanku pada seseorang, dan moodku tidak enak karena hal ini.”

 

Se Hun memendam amarahnya. Daya ingatmu cukup kuat juga, orang tua.. “Maaf sajang-nim, entah siapa orang yang anda maksud saya jadi berprasangka bahwa anda akan menolak saya karena hal sepele itu.”

 

“Bu… bukan seperti itu, hanya saja…”

 

“APPA!”suara indah itu menggema memenuhi ruangan. Seketika namja cantik bernama Baek Hyun itu menerobos masuk ke dalam ruangan dan menghambur memeluk ayahnya. ”APPA… Saengil chukkae…”

Tae Hwang tertawa melihat ulah anak tunggalnya.  “Baek Hyunnie? Wah senang sekali kau mengingat ulang tahun Appa.”

 

“Mianhae Appa, aku sudah tiba sejak tadi di sini, tapi aku tersesat, gedung ini besar sekali.”

 

Tae Hwang tertawa lagi kemudian mengusap puncak kepala anak kesayangannya itu. “Kau harus terbiasa Baek Hyunnie, karena kau adalah pewaris tunggal peusahaan ini.”

 

“Ne Appa….” Baek Hyun menyerahkan sebuket bunga yang sudah sedikit kusut itu untuk ayahnya. “Saengilchukkahamnida….”

 

“Ne…ne…ne, kau pulanglah, temani Eomma. Nanti malam kita merayakannya bertiga. Appa sibuk sekarang.”

 

“Siap Appa.” Baek Hyun pun beranjak, kemudian menoleh pada Se Hun yang duduk terdiam di sofa sebelah. “AH… KAKAK TAMPAN ADA DI SINI.”Serunya.

 

“N…ne, Baek Hyun-shii.”

 

“Kakak melamar pekerjaan?”

 

“Bisa dibilang begitu.”

 

“Kalian saling mengenal?” tanya ayah Baek Hyun.

 

“Ne Appa, aku bertemu dia di depan tadi. Dia yang menolongku saat terjatuh,” jawab Baek Hyun girang. “Apapun yang terjadi, jangan menolaknya. Terima dia bekerja di sini.”

 

“Baek Hyunnie.”

 

“Aku pulang Appa… kakak tampan sampai ketemu.” Baek Hyun pun keluar dari ruangan itu dengan sangat ceria.

 

“Aih anak itu,” keluh Tae Hwang.

 

“Anak anda sangat bersemangat sajang-nim, dia sangat ceria.”

 

Senyum mengambang terukir di wajah namja tua itu. “Kau berpikir begitu? Ne… ne, benar. Dia anak yang bersemangat.” Iapun tertawa lebar. Dan Se Hun akhirnya tahu titik vital itu. namja sebengis Byun Tae Hwang ternyata sangat mencintai anaknya.

 

“Ne, wajahnya sangat manis. Saat bertabrakan dengannya tadi, kupikir ada malaikat yang jatuh ke bumi.”

 

Byun Tae Hwang semakin  tertawa. “Ne…ne, dia memang malaikat kecil kami.”

 

“Bisa kulihat, keluarga anda sangat bersahaja.”

 

Byun Tae Hwang menghentikan tawanya, digantikan senyum hangat. “Tidak heran anakku memaksa agar menerimamu, kau sangat pandai menarik hati seseorang.”

 

“Ah, mianhamnida sajang-nim.”

 

“Tidak perlu minta maaf. Kembalilah besok, akan kutempatkan kau di Divisi perencanaan sesuai bidangmu.”

 

Se Hun menahan senyum kemenangannya. “Kamsahamnida sajang-nim.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

 

“Bagaimana hari pertamamu di perusahaan itu?” tanya Kris yang saat itu berbicara via telepon dengan Se Hun.

 

“Sangat menarik Hyung. Kurasa Byun Tae Hwang masih mengingatku, hanya saja semua rekayasa yang kau ciptakan membuatnya harus menampik kenyataan bahwa aku adalah Park Se Hun yang dia hancurkan keluarganya,” balas Se Hun.

 

“Lalu, apa rencanamu berikutnya?”

 

Se Hun tertawa licik. “Aku ingin bermain sebentar Hyung, sebagaimana dia telah mempermainkan Appa dan Eommaku. Dia menyerang hati kedua orang tuaku sebelum membunuhnya, dan kurasa akan kulakukan hal yang sama.”

 

“Maksudmu?”

 

Se Hun menyunggingkan senyum iblisnya. “Dia punya anak yang cukup mudah ditaklukkan. Aku akan bermain dengannya sebentar sebelum melenyapkannya.”

 

Kris tertawa di sana. “Jangan sampai termakan omonganmu Se Hun-ah.”

 

“Maksudmu?”

 

“Hati-hati dengan perasaanmu. Jangan sampai kau jatuh cinta pada anak itu. kau tahu, saat perasaan terkutuk itu mulai merasukimu, kau tidak akan tertolong, karena dendammu perlahan akan meredup dan akhirnya lenyap.”

 

Se Hun meneguk minuman kalengnya, dan menyeka tetesan yang mengalir dari sudut bibirnya yang basah. “Jatuh cinta? Bagiku, perasaan menjijikkan itu tidak berlaku.” ia meremuk kaleng itu dan melemparnya ke tempat sampah.

 

 

 

*~<Avenger>~*

Tae Hwang memandang puas laporan yang diserahkan Se Hun sejak satu minggu ia bekerja di sana. Bibirnya tak henti-henti melukiskan senyuman.  “Pantas WYF group menyertakanmu surat rekomendasi. Pekerjaanmu betul-betul memuaskan.”

 

“Kamsahamnida sajang-nim.”

 

“Persiapkan dirimu, laporan ini akan dipresentasekan dalam rapat nanti malam, dan tentu saja kau yang membawakannya.”

 

“Kamsahamnida sajang-nim.”

 

 

 

 

*~<Avenger>~*

Tak cukup sebulan, Se Hun telah sukses memperoleh kepercayaan penuh dari Byun Tae Hwang. Dan tentu saja, Byun Baek Hyun. Anak itu jadi rajin mengunjungi perusahaan hanya untuk bertemu Se Hun.

Dan sore itu, sepulang kerja, tau-tau Baek Hyun sudah menunggu Se Hun di pelataran parkir.

 

“Ah Baek Hyun-shii, menunggu sajang-nim?” tanya Se Hun basa-basi.

 

Baek Hyun menggeleng. “Aku menunggumu.”

 

“Aku?”

 

“Ne, ayo jalan-jalan. Temanku membuka sebuah cafe tak jauh dari sini.”

 

“Wah, ajakan kencan?”

 

Baek Hyun meninju ringan dada Se Hun. “Jangan terlalu percaya diri, hanya ajakan jalan-jalan, aku yang traktir. Karena di masa depan, aku yang akan menjadi atasanmu.”

 

Se Hun menyunggingkan senyum, yang sebenarnya senyuman licik. “Geure? Arasso… kajja.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

Se Hun melihatnya. Baek Hyun adalah pribadi yang sangat hangat. Terlihat bagaimana ia langsung berpelukan dengan sahabatnya, seorang pemilik cafe tempat mereka sekarang.

 

“Siapa dia?” tanya Kyung Soo, sahabat Baek Hyun.

 

“Oh, itu karyawan perusahaan Appa. Bagaimana? Tampan kan?”

 

“Ne, sangat. Apa dia pacarmu?”

 

Baek Hyun menunduk malu. “Bukan…”

 

“Aigo Baek Hyun-ah…”

 

“Ah jangan menggodaku, cepat sediakan kami bubble tea, pizza dan…ng, ah kentang goreng.”

 

“Arasso, kau duduklah dulu temani kekasihmu.”

 

“Bukan kekasihku.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

Se Hun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar yang merupakan kediaman keluarga Byun.. “wah, rumahmu megah sekali.”

 

“Ne, ini Appa sendiri yang mendesign nya, ini hasil kerja keras dan keringat Appa bertahun-tahun,” jawab Baek Hyun bangga.

 

Sementara dalam hati Se Hun berteriak. Kerja keras kau bilang??? Rumah ini dibeli bukan dari keringat ayahmu, tapi darah kedua orang tuaku.

 

“Tidak masuk dulu Se Hun-shii?” Tawaran Baek Hyun membuyarkan lamunan Se Hun.

 

“Ah lain Kali saja, malam ini aku harus menyiapkan sebuah laporan,” tolak Se Hun halus.

 

“Aih, akan kuberitahu Appa agar dia tidak menyiksamu.”

 

Se Hun tertawa pelan, kemudian mengusap puncak kepala Baek Hyun. “Gomawo, tapi aku suka pekerjaanku.”

 

Baek Hyun menunduk malu, menerima usapan lembut dari Se Hun.. “Se Hun-shii.”

 

“Ne?”

 

“Ng, aku…”

 

Waeyo Baek Hyun-shii?”

 

“Aku me… me…”

 

Se Hun mengangkat alis. Sedikit gemas dengan namja yang ada disebelahnya ini. “Kau apa?”

 

Baek Hyun berdecak, kemudian dengan gerak cepat ia menangkupkan tangannya di pipi kiri Se Hun, menariknya sedikit dan mengecup pipi kanannya singkat. “Aku menyukaimu.Selamat malam, jaljayo.” Baek Hyun turun dari mobil Se Hun dan dengan sedikit berlari ia masuk ke rumahnya.

 

Tinggallah Se Hun yang tercengang setelah mendapat ciuman tiba-tiba dari Baek Hyun. Walau singkat, tapi kesan manisnya masih berasa jelas. Ia menyentuh pipinya dengan sisi jarinya. Dan…

Ia tersenyum. “Kurasa akan semakin mudah menyerangmu Byun Tae Hwang.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

“Appa aku ada keperlu___” Baek Hyun terhenyak, begitu melihat siapa yang sedang mengobrol dengan ayahnya di ruang kerja. Seketika Baek Hyun berlari keluar karena namja yang dilihatnya tadi menoleh.

 

Byun Tae Hwang tertawa. “Anak itu benar-benar…”

 

“Sajang-nim, saya jadi tidak enak sendiri mengunjungi rumah anda. Baek Hyun sepertinya menghindariku.”

 

“Bukan begitu… anak itu sedang menjalani masa pubernya?”

 

Se Hun hampir terbatuk. Masa puber? Bukankah itu seharusnya sudah lewat beberapa tahun yang lalu.

 

“Ah, kau pasti merasa aneh. Baek Hyun memang sudah berusia 21 tahun, tapi sikapnya masih seperti anak SMP. Terkadang aku khawatir dia akan mudah disakiti karena kepolosannya itu.”

 

“Baek Hyun anak yang baik sajang-nim. Dia pribadi yang hangat. Sangat menyenangkan bisa kenal apalagi dekat dengannya.”

 

Byun Tae Hwang menyunggingkan senyum. “Sepertinya anakku tidak perlu cemas lagi karena ini bukan perasaan sepihak.”

 

Se Hun pura-pura tidak mengerti. “Maksud anda?”

 

“Sini laporanmu, biar kuperiksa sendiri. Temui Baek Hyun di kamarnya. Lantai 2 pintu ke tiga sebelah kiri. Dan kau akan mengetahui jawabannya.”

 

Se Hun membungkuk hormat, tapi di balik itu, sekali lagi ia menyunggingkan senyum penuh kemenangan.

 

Sedikit lagi!

 

 

*~<Avenger>~*

 

Se Hun memasuki sebuah kamar yang cukup mewah, sangat luas dengan perabot mahal yang lengkap.. “Baek Hyun-shii.” serunya pelan.

 

Seketika Baek Hyun menyibak selimutnya dan menoleh ke arah pintu. “Se… Se Hun-shii, apa yang kau lakukan di kamarku???”

 

“Ah maaf, ayahmu menyuruhku ke sini, tapi kurasa kau sedang tidak ingin diganggu, aku pamit dulu.”

 

Baek Hyun membelalak. “Chamkkanman… jangan pergi. Masuklah.”

 

Se Hun menurut. Iapun masuk, kemudian menutup pintunya. “Aku menganggu tidurmu?”

 

Baek Hyun menggeleng, ia turun dari ranjangnya dan duduk di sebelah Se Hun  di atas sofa putih berbulu halus di dekat balkon. “Aku belum tidur.”

 

Se Hun menyunggingkan senyum. “Ng, tentang pernyataanmu malam itu…”

 

Baek Hyun terkejut. “Hahahaha… lupakan saja, anggap aku bercanda. Aku hanya tidak berpikir panjang, makanya mengatakan itu. ah memalukan, aku bahkan telah lancang menciummu.”

 

Se Hun menunduk, pura-pura kecewa. “Sayang sekali.”

 

“Ne?”

 

Namja tampan itu mengangkat wajah, menatap Baek Hyun lamat-lamat. “Karena sepertinya… aku sudah lebih dulu menyukaimu.”

 

Baek Hyun tersentak. “Be… benarkah?”

 

“Hm,  tapi perasaanku sepertinya hanya sepihak.”

 

“I…itu…tidak…”

 

“Saat melihatmu pertama kali, aku sudah menyukaimu. Matamu sangat bening, aku seperti melihat seorang malaikat putih dalam dirimu, aku….” Se Hun menggaruk kepalanya, ia sebenarnya payah dalam hal ini. “Ah, sepertinya percuma aku berbicara banyak.”

 

“Ani… aku suka mendengarnya.”

 

“Ne?”

 

Baek Hyun menyunggingkan senyuman sangat manis. “Aku, betul-betul menyukaimu.”

 

“Benarkah?”

 

“Ne… aku khawatir Se Hun tidak menyukaiku, makanya aku bilang lupakan saja. Ah… ternyata…”

 

Se Hun tersenyum, kemudian membelai pipi Baek Hyun.. “Cantik.” dan ia tidak bercanda, Baek Hyun memang sangat cantik dengan wajah alaminya. Dan tidak perlu bertanya apa yang menuntun Se Hun hingga ia sedikit bergeser mendekati Baek Hyun, mendekatkan wajahnya dan… mulai mengecup bibir Baek Hyun dengan sangat lembut.

 

Baek Hyun mengerjapkan matanya berkali-kali, ia baru pertama kali berciuman seperti ini, makanya ia sedikit gemetar. Beruntung Se Hun bisa menuntunnya. Namja tampan itu menarik tangan Baek Hyun agar menumpu di pundak Se Hun, sementara tangannya sendiri merayap di punggung Baek Hyun untuk memperdalam ciuman itu.

 

Sebenarnya ada yang tidak dimengerti Se Hun dalam hal ini. seolah ada yang mengelus lembut hatinya, sangat lembut hingga ia terbuai. Dan saat ia mencari tahu apa penyebabnya, nama Baek Hyun langsung muncul di otaknya. Sedikit tidak menyangka bahwa saat ia mengulum bibir namja cantik itu, ia hampir melupakan tujuan utamanya mendekati Baek Hyun.

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

 

“Bagaimana? Sudah kau persiapkan rencana penyeranganmu?” tanya Kris via ponsel.

 

“Belum,” jawab Se Hun singkat.

 

“Mwo? Belum? 3 bulan ini apa saja yang kau lakukan????”

 

“Bersenang-senang. Kulihat Byun Tae Hwang sangat menyukaiku karena aku menjalin hubungan dengan anaknya.”

 

“Hubungan?”

 

“Ne, kami berpacaran, sudah sebulan lebih.”

 

Terdengar suara pecahan kaca di seberang, sepertinya Kris membanting gelasnya lagi. “AKU MENDIDIKMU BUKAN UNTUK BERPACARAN… TAPI MEMBALAS DENDAM.”

 

“Aku tahu, aku tidak lupa. Sudah kubilang, penyerangan hati lebih kejam dari pada apapun. Rasa sakit yang mereka alami nantinya akan beratus-ratus kali lipat.”

 

“PARK SE HUN!!!”

 

Arasso Hyung… tunggulah kabar dariku, percayakan sepenuhnya padaku. Karena akulah Avenger itu.”

 

Kris menghela nafas. “Baiklah… Kutunggu hasilnya akhir bulan depan.”

 

“Ne Hyung!”

 

Se Hun meneguk bir perlahan, dan membuang kalengnya di tempat sampah yang ada di pojok pagar pembatas balkon apartemennya. Angin malam yang menghembus tak juga membuat tubuhnya kedinginan, walau ia tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuh atasnya. Hanya handuk putih yang melilit di pinggangnya.

 

“Se Hunnie,” lirih seseorang dari belakang.

 

Se Hun berbalik dan cukup terkejut. Baek Hyun yang menggunakan selimut tipis menyelubungi tubuhnya berdiri di sana sambil mengusap matanya.

 

“Kenapa bangun?” Se Hun segera menghampirinya.

 

“Aku mencarimu, dan kau tidak di sebelahku, makanya aku terbangun.”

 

Se Hun menghela nafas, “Jangan banyak bergerak dulu, bukankah tadi kau mengeluh kesakitan?”

 

Baek Hyun tertawa kecil. “Ne, sakit. Tapi aku akan terbiasa.”

 

Se Hun menyentil pelan kening Baek Hyun. “Apa maksudmu akan terbiasa? Kita baru satu kali melakukannya.”

 

“Ya maksudku masih ada kali kedua ketiga keempat dan seterusnya kan? Aku akan terbiasa.”

 

Se Hun tersenyum. “Masih sakit? Atau kita lanjutkan bagian ke duanya?”

 

Baek Hyun balas tersenyum, kemudian mengangguk polos.

 

Se Hun pun tidak sungkan menggendong tubuh mungil Baek Hyun kembali ke ranjangnya, dan melanjutkan apa yang tertunda tadi karena Baek Hyun kesakitan.

 

 

*~<Avenger>~*

 

“Kai….”seru Kris dingin.

 

“Ne sajang-nim.”Kai menghadap dengan hormatnya.

 

“Bersiaplah, besok kau ke Seoul. Aku punya tugas untukmu. Anak itu perlu diberi teguran nyata. Membiarkannya bertindak sendiri hanya akan membuatnya menjadi sosok lemah.”

 

“Ne sajang-nim.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

Baek Hyun mengangkat alis melihat siapa yang bertamu di apartemen Se Hun.

 

“Ng, maaf… cari siapa?” tanya Baek Hyun.

 

“Bukankah ini apartemen Se Hun?” tanya Kai balik.

 

“Benar, anda siapa?”

 

“Aku temannya dari Beijing, namaku Kai.”

 

Mata Baek Hyun membulat. “Silakan masuk Kai, aku Baek Hyun, kekasihnya Se Hun.”

 

Kai mengangguk, kemudian mengikuti langkah Baek Hyun masuk ke dalam. “Se Hun ada?”

 

“Dia ke kantor, baru akan pulang jam 4 sore. Kai sudah datang jauh-jauh, istirahat saja dulu di sini.”

 

Ah Xei Xei. Ng, maksudku, kamsahamnida.”

 

“Jangan sungkan Kai. Teman Se Hun adalah temanku juga. Ah kebetulan aku sedang menyiapkan makan siang. Sekalian saja kita makan bersama.”

 

“Ah ne, gomawo.”

 

 

 

*~<Avenger>~*

“Jadi, Se Hun punya kakak? Di mana dia sekarang? Dimana orang tuanya?” tanya Baek Hyun saat Kai sedikit bercerita tentang Se Hun.

 

“Orang tuanya telah meninggal.”

 

“ya Tuhan…”

 

“Kakaknya berada di Argentina saat ini.”

 

“Argentina? Untuk apa?”

 

“Hum, melanjutkan study.”

 

Baek Hyun menghela nafas. “Aku merasa kalau aku kekasih yang buruk. Aku justru tahu hal penting seperti ini dari orang lain.”

 

“Jangan terlalu dipikirkan, Se Hun memang tidak begitu suka bercerita tentang kehidupan masa lalunya. Dia cukup tertutup.”

 

Baek Hyun menunduk. “Tetap saja…”

 

Kai memicingkan mata saat ia melihat namja cantik di hadapannya ini meneteskan air mata. Sepertinya ujianmu kali ini benar-benar berat Se Hun-shii, kita tunggu saja apa kau bisa menghancurkan kepala anak ini dengan peluru pistolmu?__bisik Kai dalam hati.

 

 

 

*~<Avenger>~*

 

 

“Aku pulang…”

 

Baek Hyun berlari keluar dan menyambut Se Hun dengan pelukannya. “Se Hunnie, kau kedatangan tamu dari Beijing.”

Se Hun tercekat. “Bei… Beijing? Nuguya?”

 

“Lama tidak bertemu Se Hun-shii, aku merindukanmu.” Kai keluar dari arah dapur dan kini berdiri tak jauh dari mereka.

 

Se Hun refleks menarik tangan Baek Hyun untuk menyembunyikan namja itu di belakangnya. “Mau apa kau ke sini?”

 

Kai melipat tangan di dada. “Sambutan yang kurang ramah. Padahal kita cukup sering bertemu saat di Beijing. Sajang-nim memintaku menengokmu.”

 

Se Hun tetap waspada, “Kau dimintanya melakukan sesuatu kan?”

 

Kai mengangguk santai. “Sajang-nim penasaran dengan mainan barumu sampai kau lupa alasan kau diutus ke Seoul.”

 

Se Hun menelan ludah, ia menoleh pada Baek Hyun sejenak. “Aku haus, bisa ambilkan minuman??”

 

“Ne Se Hunnie, sekalian untuk Kai.”Dan Baek Hyun langsung menghilang menuju dapur setelah mengumbar senyum pada Kai.

 

“Jangan ikut campur Kai… aku akan segera membereskannya, aku punya rencana sendiri untuk hal ini.”

 

Kai tersenyum. “Jangan berlama-lama. Mainanmu sepertinya mudah rusak, takutnya kalau bukan kau yang menghancurkannya sendiri, kau harus rela maiananmu dirusak orang lain.”

 

“Berani kau menyentuhnya, aku tidak akan segan-segan menghancurkan kepalamu.”

 

“Hm, ada kekhawatiran di matamu, sepertinya kau lupa peringatan sajang-nim mengenai emosi.”

 

Se Hun meremukkan kesepuluh jarinya. “Anak itu, juga keluarganya  akan mati ditanganku, jadi jangan menyentuhnya karena ini bagianku.”

 

Kai mengangguk-angguk tanda paham. “Sebenarnya aku sedikit tertarik dengan mainanmu. Indah… cantik.”

 

“KIM JONG IN….” Seru Se Hun tertahan, ia mati-matian mengontrol emosinya untuk tidak segera menyerang Kai. Tapi itu mustahil, kali ini Se Hun berdiri dengan tangan kosong, dan tentu saja Se Hun tau, sewaspada apa Kai. Paling tidak, ada 2 unit pistol di balik jaket kulitnya itu.

 

“Ini minumnya.”Baek Hyun meletakkan nampan di atas meja tamu kemudian hendak menghampiri Se Hun, tapi Kai menyergap tangannya.

 

“Ayo bermain, sudah lama aku tidak bermain.” Bisik Kai lembut.

 

Baek Hyun menatap Kai bingung. “Main apa?”

 

Kai melirik Se Hun sejenak. “Teroris, kau tahu?”

 

Baek Hyun mengangguk bersemangat. “Aku jadi terorisnya.”

 

“Bukan, yeppo…”Bisik Kai dengan sangat seduktifnya di telinga Baek Hyun.

 

Se Hun tersentak, hampir menerjang tapi tertahan karena Kai mengeluarkan sesuatu dari balik jacketnya. Dan tidak perlu bertanya apa itu.

 

 

SRET~

 

 

Kai memeluk leher Baek Hyun dari belakang, dan tangan kanannya yang memegang pistol ia letakkan persis di pelipis kanan Baek Hyun..“Aku jadi teroris, dan kau tawananku,” ucap Kai santai.

 

“Wah, keren sekali. Kai bahkan punya pistolnya,” ucap Baek Hyun Antusias.

 

“Jadi ceritanya, aku menawan Baek Hyun, dan mengancam Se Hun untuk menyerahkan uang untuk membebaskanmu. Lihat, Se Hun bawa koper uangnya, jadi semakin menarik kan?”

 

Baek Hyun mengangguk mantap. “Jadi aku kekasihnya Se Hun?”

 

“Benar sekali. Kita mulai yah, kau harus terlihat ketakutan Baek Hyun-shi.” Kai kemudian menatap Se Hun dengan liciknya. “Memohonlah padaku agar aku tidak menembak kepala Baek Hyun.”

 

Se Hun menelan ludahnya dengan kasar. “Lepaskan dia Kai…”

 

“Se Hunnie jeball… aku takut.” pinta Baek Hyun yang mulai berakting, tanpa tahu bahwa pistol yang menempel dikeningnya adalah senjata asli, dan Kai yang menodongkan pistol itu sebenarnya tidak sedang berakting.

 

Kai menarik pelatuk pistolnya. “Turuti keinginganku atau kau akan melihat kepala anak ini ditembusi peluru,” ancam Kai.

 

“Aku tidak akan melepasmu, Kai, percayalah. Sedikitpun kau biarkan dia terluka, kau akan membayarnya 10 kali lipat,” balas Se Hun dengan tatapan tajam dan waspada.

 

Baek Hyun cekikikan, merasa bahwa 2 namja tampan ini memiliki totalitas akting di atas rata-rata. Dan dia tidak mau kalah. “Kumohon… jangan bunuh aku.”

 

Kai mengalihkan pandangannya pada Baek Hyun, ia memutar sedikit tubuh Baek Hyun agar Kai bisa melihat wajahnya. Ujung pistol yang tadinya menempel di pelipis Baek Hyundan meninggalkan cetakan serupa di sana, ia jalarkan muai dari kening, hidung, bibir hingga dagu Baek Hyun. “Kau terlalu cantik untuk bermandikan darah…”

 

“KIM JONG IN KUPERINGATKAN KAU!!!” hardik Se Hun. Tapi Kai tidak peduli.

 

Kai kembai menempelkan ujung pistol itu di kening Baek Hyun. “Sepertinya Se Hun tidak menuruti keinginanku, ternyata koper yang ia bawa isinya bukan uang, tapi berkas-berkas kantornya.”

 

Baek Hyun mengangguk, ia cukup tegang juga dengan permaianan ini karena Kai tampak sangat serius.

 

Kai menatap Se Hun ,”Katakan selamat tinggal pada namja cantik ini.”

 

Se Hun membelalak, ia sudah melompat ke arah Kai dan…

 

 

 

 

TTAK~

 

 

 

Se Hun luruh ke lantai…

 

 

“Wah, pelurunya kosong,” ucap Kai santai. “Lain kali kita main lagi yah Baek Hyun-shii.”

 

Baek Hyun terlihat kecewa, padahal tadi ia sempat memejamkan mata sebagai bentuk ekspresi ketakutan. “Padahal akting Kai hebat sekali.”

 

Kai mengusap puncak kepala Baek Hyun. “Baek Hyun juga, sangat hebat.”

 

“Wah… jinjja? Kalau begitu kita bermain lagi.”

 

Kai menunduk, menyejajarkan wajahnya dengan Baek Hyun. “Kapan-kapan yah.”

 

CHUP~

 

Kai mengecup ringan pipi Baek Hyun. Membuat wajah namja mungil itu bersemu merah.. “Oh ya Se Hun-shii, sajang-nim bilang dia tunggu kabar baik darimu akhir bulan depan. Itu batasnya, kalau tidak….”Kai mengangkat bahu. “walau aku suka mainanmu, terpaksa…”

 

“Aku akan membereskannya, kau boleh pergi,” ucap Se Hun dingin. Masih memikirkan tindakan Kai yang terang-terangan mengintimidasinya.

 

“Arasso….”Kai menuju meja tamu, meneguk jus strawberry buatan Baek Hyun sebelum ia pergi.

 

 

*~<Avenger>~*

Se Hun menenggak bir banyak-banyak. Pikirannya kalut, kehadiran Kai tadi sore sukses membuatnya kacau. Terlebih pernyataan Kai mengenai…’aku suka mainanmu’, dan Se Hun jelas tahu Kai bukan tipikal orang yang suka bercanda. Dan itu artinya…

 

Kai jelas akan mengamati pergerakan Baek Hyun.

 

Se Hun meremukkan kaleng birnya hingga tak berbentuk, kemudian ia lemparkan ke tempat sampah yang tak jauh dari sofa tempatnya duduk bersandar.

 

Tangan kanannya tengah menggenggam gagang pistol yang sejak tadi hanya dimainkan pelatuknya.

Matanya fokus, lurus ke depan, manatap sosok tubuh mungil yang tidur menyamping dan menghadap sofa tempat Se Hun duduk. Tubuh itu polos, hanya saja Se Hun sempat menutupinya dengan selimut hingga pinggang, sebelum Se Hun berpindah dan duduk di sofa untuk mengamatinya.

“Kau siap mati Baek Hyun-ah?”lirihnya seorang diri. Kemudian dengan santai ia arahkan pistol itu ke Baek Hyun yang jaraknya tak cukup 4 meter darinya. Tatapannya masih dingin, tapi bibirnya bergetar. Terdengar bunyi derik dari pistol yang ia genggam karena nyatanya, tangan Se Hun ikut bergetar.

 

Ia menarik pelatuknya sebagai ancang-ancang untuk melesatkan peluru yang mungkin saja akan menembus jantung namja itu. namja yang sepertinya sudah terlanjur ia cintai dengan segenap perasaan yang sempat ia rutuki.

 

Se Hun bersiap menembakkan peluru itu, tapi………

 

 

Betul kata Kris… saat sebuah perasaan terkutuk bernama cinta mulai merasukimu, dendam sebesar apapun perlahan akan meredup dan memudar seiring berlalunya waktu.

 

Dan sangat lemah ia menjatuhkan pistol itu ke sebelahnya. Tangan kanannya terangkat untuk menutup wajahnya. “Byun Tae Hwang… perbuatan baik apa yang kau lakukan di dunia sampai Tuhan mengizinkanmu memiliki anak seperti Baek Hyun???”

 

Itu hanya beberapa detik, sampai kemudian bayangan tentang proses pembunuhan orang tuanya tereka ulang di otaknya, bagaimana tanpa belas kasihannya Byun Tae Hwang menembak mati kedua orang tua Se Hun, bahkan membakar rumah mereka.

 

Se Hun mengatupkan rahangnya kuat-kuat, emosinya tersulut. Segera ia sambar pistol tadi dan berjalan cepat ke tempat tidur, dimana Baek Hyun terlelap dengan damainya.

 

Ia amati tubuh berkulit putih yang menampakkan banyak tanda yang ditinggalkan Se Hun beberapa jam yang lalu. Seketika ia mengarahkan pistol itu ke kepala Baek Hyun. ”Setidaknya kau tidak melihatku membunuhmu… akan kuminta Eomma dan Appa menjagamu di sana.”

 

Se Hun menelan kasar ludah yang seperti karang. Ia mulai bersiap melesatkan peluru itu dan…

 

 

“Nggghhh… Se Hunnie…”

 

 

Se Hun membelalak, kemudian dengan gerakan cepat ia selipkan pistol tadi di bawah tumpukan bantal.. “Kau terbangun?” tanya Se Hun setelah mengubah air mukanya.

 

“Ne… dingin,” jawabnya.

 

“Bergeserlah.”Se Hun ikut naik ke atas tempat tidur, dan berbaring di sebelah Baek Hyun. Kemudian memeluknya.

 

“Nah, sekarang hangat,” ucap Baek Hyun tenang, kemudian kembali terlelap.

 

Se Hun menghembuskan nafasnya dengan sangat berat. ‘Eomma, Appa, apa kau melarangku membunuh anak ini?’

 

 

 

TBC…

 

 

Komen yau… biar ane gak kumat dan nge protect part 2 nya *plak…

 

 

480 respons untuk ‘[FF-YAOI-HunBaek//BaekHun] Avenger’s Fault

  1. Sehun, lu sentuh Baek, gua kirim Kai ngegorok leher lu-_-
    Baru sehari pacaran udah maen TIIIT dan TIIIT-_-
    Ketauan lu yadong level 120-_-
    Okayy, kembali ke FanFic*AlaTukangKetoprak
    Aku suka karakter Baek disini, Sehun juga.. Kris juga.. Kai ju..ga Eumm, Kyungsoo juga sih dan-
    Author : Bayak bacot ! Cepetan !
    Okay, berhubung uri Author udah ngomelin saya, ktia cepetin ini review-_-
    Intinya : Hun, awas lu bunuh Baek, gua suruh roh Baek gentayangan seumur hidup lu sampe lu nggak tenang idupnya. Arrasoe ?*TodongTongkatWushuTao
    Itu aja dewh, bingung ngomong apa lagi-_-
    Dari pada nyampah-_-
    Fighting, Thor !*LambaiSapuTangenBarengChan

  2. eh aq udh pernah baca ff ini. dimana ya -.- dulu bgt baca ff ini. hahah kereeen deeh bingung ah mau komen apa. seharian ini sy menghabiskan waktu buat baca ff ff di kc, jd bingung mau komen apa selain keren. aq selalu suka kekerasan hahahah berharap ada kekerasan2 lain selanjut.y :V

  3. Pertama kali baca langsung bilang sampe teriak “WOWW DAEBAK” langsung jatuh cinta sama karakter sehun di sini …takjub banget image maknae sehun yg di dunia nyata langsung hilang di ganti kan karakter sehun yg bengis kejam dingin manly banget …langsung kebayang dengan nyata gimana raut muka sehun versi ini ……karakter kris belum keliatan banget ku rasa tapi bikin penasaran juga kenapa dia pake kursi roda ….trus kai juga bikin penasaran si dancing machine jadi pembunuh bikin kaget tapi nagih …..chapt 1 udah amazing banget gue …

    Pokok nya sukaaa banget …lanjutkan ALF …

  4. TDP, Ngebayangin si Sehun jadi namja yang berkarakter lebih dari dingin itu jadi ucul(?) Berhubung gue lupa sama ceritanya karena cuma dikit soalnya seharian ini gue habisin cerita dari Avenger’s Fault + Ameterasu. Hehehe. Abisnya gue penasaran sih 😦 Jadi, sebetulnya gue udah bisa nebak dan kadang tebakan gue benar dan juga salah, gue awalnya nebak kalo kai itu mainin beki eh ternyata engga, tebakan gue sama kek sehun yang baper(?) oke, kai itu berkarakter errr bingung juga sebenernya harusnya gue udah tau char kai itu gmana padahal udah baca 10 chapt kalo dgabungin semuanya, tapi bingung banget -____- inilah yang memusingkan kepala, kankankan gue jadi nyampah lagi, itu yang akhir… serius pen nyubit alf eon -_- gmz guenya lalu baca kelanjutannya yang harusnya gue ngerjain tugas malah lnjut baca ff #salahluwoi!bukanalfeon oke. Ah, iya, aku nebak tadi pagi kalo si sehun beneran jatuh cinta sama beki dan ternyata gue bener, yeay! lalu gue ingin lanjutin ke chapt 2 dulu! #SALAM!!!

  5. Ping-balik: LIST FF CHANBAEK FAVORITE | Shouda Shikaku's World

  6. Sebelum lnjut chap 2 Komentar dulu bentar…
    Kereennn bgt..
    ALF paling bisa dh ngangkat cerita.. idenya drimana sih??/ Hhhhee
    Siapa sh yg bisa ngga jatuh ke pesona Baek ??? Kai aja yg baru sekali liat udh gtu.. Apalagi Sehun….
    Dendam+Cinta… milih siapa yaaa??????
    Sehun jgn bunuh Baek yaaa….
    Okedeehhhh lanjuttt….
    Keep writing cantik… 🙂

  7. 0ughh,,jd bgitu t0h crita sehun dgn baek..
    maaf th0r,ane mank lbh dlu baca amaterasu drpd ff nie..

    Disini baek p0l0s n lugu bnget sich,,agk heran baek msi kyk anak SMP..

    Msh SMP tp rajin jg begituan ma sehun,,bahkan minta yg ke2 ke3 ke4 dan strusnya…

    P0or sehun,,
    mana tega ngebunuh ABG se imut,lugu n p0l0s kyk begitu..

  8. This is the gold. Kalo ada kata yg artinya diatas kata amazing, maka skr jg bkln trtulis buat ngegambarin ff ini. Story line n chara2 nya sangat kuat. Ini ff kelas berat klo boleh aq bilang. Gak tau lagi musti komen apa. Yg pasti ini sukses bikin aq ketagihan buat nyari ff CB indo yg berkualitas tinggi kyk ff ini. Thanks author. Udah nyiptain ff daebak mcm ini. I mean it. Bener2 beruntung bisa nemuin WP ini. Btw, ijin baca ff2nya ya.. Keep writing nee~

  9. sbnernya dah baca..komen juga tapi tu dah lama wwkwk
    penasaran lg pengen baca ..huft
    akhirnya tu ngenes u.u
    gak kuat n masi deg deg an aja ni bacanya wkwk

  10. woooouuw…
    daebakkkkk .. sehun sadis eeeyy
    mau balas dendam dengan baekhyunku andwaeeeeeeeeeeeeeeee#plakk

    hunni-ya ingat kamu itu mencintai baekhyun#ceileee
    .kris kompor amat .. sehun tukkan suka ama baekhyun jadi biarkan aja mereka ya!!

    kai juga suka manasmanasin sehun .. dikepret lu gurih tu#plak(mangmakanana?)*hehe^^v
    aku suka banget ama karakter sehun diam tapi menghanyutkan eea
    baekhyun juga polos+bego#ngekk^^v mau aja di bodohi ama kai aigoo.. padahal kan itu asli gak lagi main dramadramaan … huufft

    thoor aku gak tau mau komen gimana? yang aku suka ni ff.. semangat!!!

  11. woooouuw…
    daebakkkkk .. sehun sadis eeeyy
    mau balas dendam dengan baekhyunku andwaeeeeeeeeeeeeeeee#plakk

    hunni-ya ingat kamu itu mencintai baekhyun#ceileee
    .kris kompor amat .. sehun tukkan suka ama baekhyun jadi biarkan aja mereka ya!!

    kai juga suka manasmanasin sehun .. dikepret lu gurih tu#plak(mangmakanana?)*hehe^^v
    aku suka banget ama karakter sehun diam tapi menghanyutkan eea
    baekhyun juga polos+bego#ngekk^^v mau aja di bodohi ama kai aigoo.. padahal kan itu asli gak lagi main dramadramaan … huufft

    thoor aku gak tau mau komen gimana? yang jelas aku suka ni ff.. semangat!!!

  12. Gue gak tau mau komen apa, ini sukses bikin gue menganga dengan tidak elite nya :v
    Fanfict nya luar biasa TT gue berasa masuk ke dalam cerita.

    Oke, ayahnya baekhyun jahat fix, tapi tolong baekhyun gak gitu TT duhh
    Ini pasti bakal jadi pilihan sulit buat sehun, dia udah cinta sama baekhyun. Salah sehun sih mau maen maen jatohnya malah beneran cinta. Lah padahal kris udah peringatin. Ckck

    Oke otw next chapter kkkk

  13. mau baca berapakalipun aku tetep suka wkwkwkw dulu pernh baca, g tau komen pake nama apa 😂😂😂 suka lupa un sendiri XD

  14. Aku sudah deg2an waktu sehun mau nembak kepala baekhyun. Anjaaayyy aku penasaran, sebenarnya Kris itu siapa? Kok diumur 20an dia sepertinya sukses besar sampe bisa jalan2 ke luar negeri? Arrrggghhh gila, gimana dendam sehun jadinya? 😦

Tinggalkan Balasan ke Oh Yuri Batalkan balasan